Prinsip
Latihan Kesegaran Jasmani
Program
latihan fisik yang baik harus dapat menghasilkan peningkatkan kualitas fisik
dari orang yang melakukan latihan tersebut. Untuk bisa mencapainya, program
latihan harus mengikuti prinsip-prinsip latihan sebagai berikut:
1)
Prinsip dasar “overload”, yaitu suatu prinsip latihan
dimana pembebanan latihan harus ditambah pada waktu tertentu, artinya beban
latihan tidak monoton, ada saatnya semakin berat namun diseling dengan latihan
ringan.
2)
Latihan untuk mencapai
kondisi fisik yang baik setidaknya harus dilakukan tiga sampai lima kali dalam
seminggu, dengan hari yang diselang-seling, misalnya Selasa, Jum’at, Minggu.
Kalau latihan hanya satu atau dua kali seminggu, latihan tersebut tidak cukup
untuk meningkatkan kualitas fisik. Sebaliknya jika terlalu banyak sampai hampir
setiap hari tanpa istirahatpun akan berbahaya bagi kerusakan fungsi tubuh.
3)
Latihan harus
progresif, artinya secara berangsur–angsur disesuaikan dengan perkembangan
prestasi orang yang melakukan latihan, misalnya dalam minggu pertama latihan
jogging selama 20 menit, maka minggu berikutnya bisa di tingkatkan menjadi
25-30 menit dan seterusnya. Latihan juga mengandung unsur individualisme,
karena sebenarnya tidak ada program latihan yang langsung cocok untuk semua
orang. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam prinsip individualitas ini antara
lain: jenis kelamin, usia, tingkat kesegaran jasmani, selera, komposisi dan
tipe tubuh serta karakter kepribadiannya.
Tingkat
kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan mengukur berbagai komponen
kesegaran jasmaninya, ataupun dengan mengukur tingkat kesegaran jasmani umum
yang biasanya dilakukan dengan suatu rangkaian tes fisik. Ada beberapa
pengukuran yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :
a.
Pengukuran
denyut nadi
Pengukuran
denyut nadi, khususnya denyut nadi istirahat, perlu dilakukan setiap hari.
Kegunaannya adalah kita dapat memonitor kondisi tubuh, apakah kelelahan atau
kurang istirahat, saat terbaik mengukur denyut nadi istirahat adalah saat
setelah bangun tidur, pada saat masih terbaring. Denyut nadi ini disebut
sebagai denyut nadi basal.
Cara
perhitungan denyut nadi yang paling sederhana adalah dengan meraba pergelangan
tangan sebelah dalam (arteri radialis)
atau leher (arteri carotis). Setelah
denyut nadi teraba, hitung denyutnya selama satu menit, untuk mempercepat
penghitungan, dapat dihitung dalam 15 detik lalu dikalikan 4, atau selama 30
detik lalu hasilnya dikalikan 2. Denyut nadi istirahat yang normal pada orang
dewasa berkisar antara 60-80 denyut/menit.
Jika
pada saat bangun tidur mendekati 100 maka itu salah satu pertanda tubuh tidak
sehat.
b.
Pengukuran
berat badan
Yang
dimaksud dengan berat badan proporsional adalah keseimbangan antara berat badan
dan tinggi badan. Salah satu cara yang praktis untuk mengetahui berat badan
proporsional tersebut adalah dengan menghitung indeks massa tubuh (body mass index = BMI). Untuk itu
terlebih dahulu harus diketahui berat badan dan tinggi badannya. Perhitungan
BMI menggunakan rumus sebagai berikut:
Contoh
: Berat badan= 60 kg. tinggi badan = 160 cm.
BMI = (60 kg)/(1,6 m) x (1,6 m) = 60/2,56 =
23,4 kg/M2
|
No comments:
Post a Comment