TINJAUAN PRESTASI DAN POTENSI MANAJER
A. Pendahuluan
Manajer sebagai salah satu komponen dalam suatu organisasi memiliki
kedudukan dan peranan yang cukup signifikan demi berjalannya roda organisasi.
Seorang manajer akan memberikan pengaruh yang vital dalam usaha pencapaian
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pengembangan
potensi yang dimiliki oleh seorang manajer mesti dioptimalkan agar dapat
memberikan nilai tambah bagi pengembangan organisasi. Potensi yang dimiliki
oleh manajer akan sangat berguna dan berdampak bagi keberlangsungan organisasi.
Manajer
yang berprestasi harus senantiasa dipertahankan dan dapat dimanfaatkan bagi
pencapaian tujuan organisasi. Manajer yang berprestasi harus diberikan reward
yang sesuai dengan prestasi yang telah dicapainya. Hal ini dilakukan sebagai
salah satu bentuk perhatian organisasi bagi setiap komponen yang memberikan
manfaat bagi organisasi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas maka makalah ini akan membahas :
1.
Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk meninjau potensi
dan prestasi seorang manajer ?
2. Hal-hal apa saja
yang diperhatikan dalam meninjau potensi dan prestasi seorang manajer ?
3. Apa sasaran yang
akan dicapai dari tinjauan potensi dan prestasi manajer ?
C. Kerangka Pemikiran
Tinjauan
secara berkala tentang prestasi para manajer untuk melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya sekarang untuk dikaitkan dengan potensinya untuk
berkembang untuk menjadi pimpinan yang lebih tinggi di masa depan.
Untuk melakukan tinjauan tersebut
seorang pejabat pimpinan atasan menganalisa sampai sejauh mana hasil-hasil
penting dicapai oleh seorang manajer bawahan dan sampai sejauh mana rencana
perbaikan yang harus dilaksanakannya sudah menjadi kenyataan.
D. Analisis
1. Potensi dan Prestasi Manajer
Meskipun secara teoritis setiap atasan melakukan tinjauan tersebut secara
terus menerus sebagai bagian integral dari kegiatan manejerialnya, tinjauan
secara formal perlu pula dilakukan. Tinjauan demikian harus bersifat edukatif
dan membina dus bersifat positif, bukan untuk mencari kesalahan dan funitif,
dus bukan bersifat negatif.
Malahan alangkah baiknya tinjauan
dilakukan atas permintaan dan prakarsa dari manajer yang prestasinya ditinjau.
Atas dasar hasil tinjuan atas
prestasi yang telah diadakan tinjauan
mengenai potensi seorang manajer. Empat pertanyaan yang harus terjawab adalah :
1.
Apakah manajer yang ditinjau potensinya sudah matang
untuk dipromosikan ?
2.
Apakah terdapat petunjuk kuat bahwa kepadanya perlu
diberikan kesempatan yang dipercepat ?
3.
Bimbingan dan pelatihan apa yang masih diperlukan
olehnya agar siap untuk promosi ?
4.
Apakah ia akan lebih berhasil apabila ia dialihtugaskan
ke bidang yang lain ?
Kiranya jelas bahwa agar tinjauan itu benar-benar
mencapai sasarannya, di samping prestasi yang telah ditunjukkannya, tinjauan
potensi ini perlu mempertimbangkan banyak faktor agar subjektivitas dapat
dibatasi seminimum mungkin bahkan
apabila mungkin dihilangkan sama sekali.
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah :
1.
Perkiraan keadaan masa depan yang akan berpengaruh
terhadap organisasi,
2.
Relevansi dari pada keadaaan demikian dengan rencana
strategi organisasi yang apabila perlu ditinjau kembali,
3.
Perencanaan tenaga kerja secara menyeluruh termasuk
tenaga kerja manajerialnya
4.
Perkembangan teknologi
5.
Jenis dan komposisi stakeholders
yang akan dihadapi di masa depan
6.
Manajerial skill dan knowhow yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas di masa depan,
7.
Potensi berkembang dari berbagai tipe manajer yang
terdapat di dalam organisasi
Agar tinjauan potensi ini benar-benar mencapai sasaran
sangat penting pula untuk menegaskan promotional
and succesion policies dari pimpinan
organisasi. Hal ini penting agar setiap orang di dalam organisasi mengetahui
tangga-tangga karir apa yang dapat dilaluinya sepanjang ia mampu membuktikan
kemampuan kerjanya.
Di dalam pelaksanaannya, tinjauan tersebut dilakukan atas
dasar asas-asas sebagai berikut :
1.
Yang ditinjau adalah hasil karya seseorang, bukan
orangnya an sich,
2.
Pusat perhatian hendaknya ditujukan untuk cara – cara
perbaikan yang dapat ditempuh : dus, berorientasi ke masa depan bukan masa lalu
3.
Mengusahakan partisipasi dari manajer yang bersangkutan
bahkan usahakan agar dia yang memprakarsai peninjauan.
4.
Mengusahakan agar peninjauan dilakukan terus menerus
oleh setiap manajer terhadap bawahannya langsung.
5.
Perlu adanya pembedaan dalam tinjauan prestasi sekarang
dengan potensi berkembang di masa depan
6.
Tinajauan prestasi dikaitkan dengan sistem penggajian
dan perangsang yang diberikan
7.
Apabila diperlukan berikan kesempatan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan manajer yang ditinjau melalui kegiatan pendidikan
dan pelatihan.
2. Usaha Latihan Bagi Manajer
Yang dimaksud dengan latihan adalah
usaha yang sistematis untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
seorang manajer melalui pengajaran, demontrasi, praktek di lapangan dan
pengalaman yang berencana untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan
organisasi.
Pelaksanaan pelatihan harus
dilaksanakan agar efisien, efektif terarah dan merupakan bagian yang integral
dari usaha-usaha pengembangan manajemen. Agar usaha latihan memenuhi sasarannya
hal-hal dibawah ini perlu mendapat perhatian yaitu :
1.
Perlu adanya suatu analisa tentang kebutuhan akan
latihan
2.
Sorotan perhatian ditujukan kepada latihan jabatan,
karena pengetahuan keterampilan dan sikap yang meningkat dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas
3.
Perlu mengetahui kebutuhan seorang yang hendak dilatih
yang dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti rotasi penugasan, bacaan
terpimpin, perbantuan sementara waktu selaku pendamping seorang top manajer,
penugasan untuk melakukan suatu proyek khusus, keanggotaan dalam panitia,
pengiriman ke konferensi, lokakarya, simposium dan sejenisnya serta dorongan
kuat untuk menjadi anggota organisasi-organisasi profesi.
4.
Penggunaan teknik mengajar seperti :
a.
Kuliah
b.
Ceramah
c.
Pengajaran keterampilan
d.
Diskusi
e.
Role Playing
f.
Studi Kasus
g.
Praktek pemecahan masalah
h.
Proyek latihan
i.
Teknik In-basket
j.
Management Games
k.
Stimulasi
l.
Teknik Group
dynamics
5. Pelaksanaan
latihan di tempat tugas (on-the-job-training)
di samping latihan jabatan yang dilakukan di luar tempat pekerjaan (off-the-job-training)
6.
Pengiriman manajer ke lembaga – lembaga pendidikan dan
latihan secara selektif tergantung atas kebutuhan manajer dan jenis latihan
yang tersedia pada lembaga-lembaga tersebut.
7.
Pergunakan latihan untuk membina manajer agar semakin
mampu dan bukan sebagai alat untuk menunjukkan kelemahannya
8.
Latihan seyogyanya berorientasi ke masa depan tanpa
melupakan kemampuan untuk masa kini.
9.
Perlunya memonitor disiplin manajer yang sedang
mengikuti latihan seperti kehadiran, penyelesaian pekerjaan rumah, dan
sejenisnya.
10. Evaluasi
hasil latihan untuk melihat relevansinya dengan kebutuhan manajer yang dilatih
dalam kaitannya dengan pengembangan manajemen.
3. Penentuan Sasaran
Seandainya kesatuan bahasa telah
ada, langkah berikutnya adalah menganalisa hasil-hasil yang dicapai, baik oleh
satuan-satuan organisasi maupun oleh masing-masing manajer dalam kaitannya
dengan sasaran yang telah ditentukan untuk dicapai oleh organisasi secara
keseluruhan.
Wahana yang dapat digunakan untuk
penganalisaan tersebut adalah dengan cara diskusi antara top manajemen dengan
para menajer eselon yang lebih rendah. Dalam diskusi terbuka demikian keinginan
dan interpretasi top manajemen dapat disinkronkan dengan pengalaman –
pengalaman manajer lainnya selaku pimpinan kegiatan-kegiatan operasional
lainnya.
Apabila setelah diskusi itu
keputusan diambil langkah berikutnya adalah merumuskan langkah-langkah
penyempurnaan yang disusun bersama. Pentingnya usaha bersama dalam merumuskan
tindakan-tindakan perbaikan adalah bahwa dalam pelaksanaan, para manajer akan
merasa bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan tindakan perbaikan itu
karena keterlibatan mereka dalam memutuskan bahwa langkah-langkah perbaikan itu
harus diambil.
Pada tingkat top manajemen, beberapa
pertanyaan yang harus diusahakan terjawab antara lain adalah :
1.
Untuk apa organisasi diciptakan ?
2.
Apa misi yang harus diembannya ?
3.
Apa tugas pokok dan fungsinya ?
4.
Apa dasar eksistensi organisasi ?
5.
Siapa “Langganan” utama organisasi ?
Cara
termudah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini adalah setiap anggota top
manajemen membuat definisi tersendiri atas pertanyaan-pertanyaan tersebut,
untuk kemudian didiskusikan untuk memperoleh konsensus.
Tindak lanjut konsensus yang dicapai adalah mengindentifikasikan
bidang-bidang penting yang perlu mendapat perhatian khusus seperti :
1.
Usaha terpadu
2.
Kesatuan gerak organisasi,
3.
Inovasi
4.
“Standing Organisasi”
5.
Produktivitas
6.
Sumber untuk digerakkan
7.
Prestasi dan pengembangan manajemen
8.
Prestasi, sikap, perilaku, loyalitas dan disiplin
karyawan
9.
Tanggapan publik
10. Sistem
umpan balik
Yang kesemuanya diarahkan secara terkoordinasi
kepada pencapaian tujuan organisasi.
Perhatian terus menerus terhadap bidang-bidang tersebut akan memungkinkan
terjadinya :
1.
Perumusan rencana strategis bagi organisasi
2.
Penyusunan rencana taktis untuk dilaksanakan
3.
Analisa tentang hasil yang dicapai
4.
Usaha-usaha penyempurnaan dan perbaikan yang perlu
dilakukan
5.
Peninjauan secara berkala kebijaksanaan yang telah
ditetapkan
6.
Proses pengambilan keputusan yang lebih tepat
7.
Cara pengawasan baik preventif maupun resesif yang
lebih efektif.
4. Analisa Yang Dicapai
Adalah sangat penting bagi suatu
organisasi untuk memiliki suatu rencana stategis dan rencana pelaksanaan akan
tetapi rencana strategis dan rencana operasional itu hanya mempunyai arti
apabila setiap manajer sepakat dengan atasannya, hasil karya apa yang
diharapkan, dan bagaimana hasil karya itu mendukung tercapainya tujuan
organisasi sebagai keseluruhan.
Penganalisaan hasil yang dicapai
dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal sebgai berikut ini ;
1.
Kesepakatan dikalangan manajer tentang pentingnya
hasil-hasil yang dicapai dikaitkan dengan misi dan tugas pokok organisasi
2.
Kesepakatan tentang rencana perbaikan dan peningkatan
hasil-hasil yang telah dicapai
3.
Memperjelas apa yang diharapkan dari setiap manajer,
baik selaku individu maupun selaku pimpinan satuan organisasi,
4.
Identifikasi tugas-tugas yang peranannya penting dalam
pencapaian tujuan
5.
Kesepakatan tentang standar dan ukuran hasil pekerjaan
yang dilakukan oleh setiap manajer dan setiap bawahannya,
6.
Kesepakatan tentang uraian tugas :
- Satuan organisasi,
- Setiap manajer,
- Setiap orang di dalam organisasi
7.
Tingkat dan sifat keterlibatan manajer dalam proses :
- Analisa kebijaksanaan,
- Perumusan kebijaksanaan
- Pengambilan keputusan
- Pendelegasian wewenang
- Sistem umpan balik
8.
Sifat dari tindakan-tindakan disiplin, agar apabila
diperlukan dapat diambil secara obkjektif
9.
Kriteria – kriteria dan jenis sifat sistem perangsang
bagi mereka yang berhasil.
10. Ketegasan
tentang “Peraturan Permainan” yang harus ditaati oleh setiap orang dalam
organisasi.
E. Kesimpulan
Dengan mengetahui potensi yang
dimiliki oleh seorang manajer maka organisasi dapat mengoptimalkan potensi
tersebut demi kemajuan organisasi. Usaha-usaha yang tepat untuk mengoptimalkan
potensi tersebut akan sangat berarti bagi manajer itu sendiri maupun bagi
organisasi. Dengan usaha yang tepat seorang manajer akan dapat menghasilkan
suatu prestasi yang berguna bagi kemajuan organisasi dan demi tercapainya
tujuan organisasi.
Prestasi yang diraih oleh seorang
manajer harus diperhatikan oleh organisasi sehingga manajer tersebut akan
merasa mendapat perhatian dan akan selalu meningkatkan prestasi yang telah dicapainya.
Hal ini akan berdampak positif bagi
organisasi sehingga akan semakin baik kinerja dan prestasi dari manajer
tersebut.
No comments:
Post a Comment