Pengertian
Persediaan
Menurut
Rangkuti (2000:11) persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang
milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu,
atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi,
ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunanya dalam suatu proses
produksi.
Menurut
Asauri (1993:176) persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang
milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang
normal, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses
produksi, ataupun persediaan bahan baku yag menunggu penggunaannya dalam suatu
proses produksi.
Persediaan
merupakan suatu elemen yang penting bagi perusahaan karena sebagian besar
aktiva perusahaan tertanam dalam persediaan. Persediaan harus dikelola dengan
baik karena sangat sensitif terhadap kekunoan, pencurian, pemborosan, kelebihan
maupun kekurangan persediaan sebagai akibat salah urus.
Persediaan
menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (2002:14.1-14.3) didefinisikan sebagai berikut:
“Persediaan
adalah aktiva :
(a) Tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
(b) Dalam
proses produksi atau dalam perjalanan
(c) Dalam
bentuk badan atau perlengkapan (supplies)
untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”
Pengertian
lain diberikan oleh Kierso, dkk (2001: 394) yaitu : “Inventories are asset items held forsale in the ordinary course of
business or goods that will be used or consumed in the production of goods to
be sold”.
Sedangkan
menurut Horngren, dkk (2002:167) mengemukakan pendapat mereka mengenai
persediaan barang dagangan sebagai berikut : “Inventory include all goods
that the company own and expect to sell in the normal course of operation”.
Rangkuti (2004:1-2) mendefinisikan
persediaan sebagai:
“Suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu
periode usaha tertentu, atau persediaan atau proses produksi ataupun persediaan
bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi”.
Pengertian
di atas menyatakan bahwa pada intinya persediaan adalah barang milik perusahaan
untuk dijual kembali dalam kegiatan usahanya, barang-barang yang masih dalam
proses produksi, atau bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses produksi.
Penggolongan Persediaan
Menurut
Arens, dkk (2003:592) persediaan dapat dkelompokkan menjadi:
“Inventory takes many different form depending upon the nature of
business, for retail or whole sale business the most important inventory is
merchandise inventory on hand, available for sale. For hospital it includes
food, drugs, and medical supplies part, and supplies for use in production
goods in the process of being manufactured and finished goods available for
sale”.
Mulyadi (2001:553)
mengelompokkan persediaan sebagai berikut :
“Dalam perusahaan
manufaktur persediaan terdiri dari : persediaan produk jadi, persediaan produk
dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan
bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang
persediaan hanya terdiri dari satu golongan saja yaitu persediaan barang
dagangan.”
Dari
kedua pendapat di atas tampak bahwa untuk perusahaan industri, persediaan
terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan
bahan baku, persediaan bahan penolong persediaan bahan habis dipakai pabrik,
dan persediaan suku cadang. Sedangkan dalam perusahaan dagang persediaan
hanyalah persediaan barang yang siap untuk dijual saja.
Persediaan
dalam operasi normal setiap perusahaan merupakan komponen yang sangat aktif,
yang dibeli dan dijual kembali secara terus menerus. Pada perusahaan dagang
biasanya persediaan barang dagangan dalam bentuk yang siap pakai untuk dijual
kembali kepada pembeli dan melaporkan harga perolehan dari barang dagangan yang
belum terjual sebagai persediaan.
Fungsi Persediaan
Bagi perusahaan persediaan pasti memiliki fungsi, selain
dapat digunakan sebagai mencari dana atau keuntungan. Fungsi persediaan dapat
juga digunakan memprediksi permintaan pesanan barang.
Menurut Sumayang (2003:201-203) mengatakan tiga fungsi
mengapa persediaan diperlukan adalah :
1.
Menghilangkan
pengaruh ketidakpastian
Untuk
menghadapi ketidakpastian maka pada sistem inventori ditetapkan persediaan
darurat yang dinamakan safety stock. Jika
sumber ketidakpastian ini dapat dihilangkan, maka jumlah inventori maupun safety stock dapat dikurangi.
2.
Memberikan
waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
Kadang-kadang
lebih ekonomis memproduksi barang dalam proses atau barang jadi dalam jumlah
besar atau dalam jumlah paket yang kemudian disimpan sebagai persediaan. Selama
persediaan masih ada maka proses produksi dihentikan dan akan mulai lagi bila
diketahui persediaan hamper habis. Pertimbangan ini memberikan kemudahan
sebagai berikut:
a.
Memberikan
keuntungan untuk menyebarkan dan meratakan beban biaya investasi pada sejumlah
besar produk.
b.
Memungkinkan
penggunaan satu peralatan untuk menghasilkan bermacam-macam jenis produk.
3.
Mengantisipasi
pada demand dan supply
Inventori
disiapkan untuk menghadapi beberapa kondisi yang menunjukkan perubahan demand dan supply, yaitu:
a.
Bila
ada perkiraan perubahan harga dan persediaan bahan baku.
b.
Sebagai
persiapan menghadapi promosi pasar dimana sejumlah besar barang jadi disimpan
menunggu penjualan tersebut.
c. Perusahaan yang melakukan produksi
dengan jumlah output tetap akan mengalami perubahan produk pada kondisi
permintaan yang rendah atau pada kondisi musim lesu atau low season. Kelebihan produk ini akan disimpan sebagai persediaan
yang akan digunakan nanti apabila output tidak dapat memenuhi lonjakan
permintaan pada musim ramai atau peak
season.
Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, dapat dipahami
bahwa perusahaan melakukan penyimpanan atas persediaan barang karena berbagai
alasan yaitu untuk berjaga-jaga pada saat barang di pasar sukar diperoleh, agar
perusahaan dapat memenuhi pesanan pembeli dalam waktu yang cepat. Untuk
menekankan harga pokok per unit barang, serta memberikan waktu luang dalam
pengelolaan produksi dan pembelian.
No comments:
Post a Comment