a. Definisi kecerdasan Matemasis-Logis.
Kecerdasan matematis-logis
didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakuakan
penalaran yang benar. Kemampuan ini, meliputi kemampuan menyelesaikan masalah,
menembangkan masalah, dan menciptkan sesuatu dengan angka dan penalaran
(Amstrong,1999). Cerdas secara matematis –logis berarti cerdas angka dan cerdas
dalam hokum logika berpikir.
Kecerdasan matematis-logis (sebelum
ditemukan kecerdasan naturalis)mencakup beberapa macam pikiran, yaitu mecakup
tiga bidang yang saling berhubungan, yakni matematika, ilmu pengetahuan (sains)
dan logika.
Kecerdasan matematis-logis adalah
kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis
dan ilmiah.Hubungan antara matematika dan logika adalah bahwa keduanya secara
ketat mengikuti hukum dasar.Hukum logika menjelaskan bagaimana argumentasi
disusun, bukti dan syarat dinyatakan, serta kesimpulan dibuat. Hukum logika
melahirkan pemikiran ilmiah karena hipotesis timbul atau melalui pengamatan dan
diuji melalui percobaan (Lwin,et.al.,2005).
b. Komponen Kecerdasan Matematis-Logis.
Komponen inti dari kecerdasan
matematis-logis meliputi kepekaaaan pada pola-pola dan hubungan logis,
pernyataan serta dalil seperti “jika-maka” dan sebab-akibat, fungsi logis, dan
abstraksi-abstraksilain.
Kecerdasan matematis-logis memeiliki
proses yang khas. Proses tersebut meliputi:
1. Katagorisasi, yakni penyusunan
berdasarkan katagori, penggolongan berdasarkan kriteria tertentu.
2. Klasifikasi, yakni penggolongan
berdasarkan kaidah atau standar tertentu.
3. Pengambilan kesimpulan.
4. Generalisasi, yakni penyimpulan umum
dari suatu kejadian, hat atau data.
5. Penghitungan, yakni kegiatan numerical,
seperti kalkulasi dan menghitung.
6. Pengujian hipotesis, yakni kegiatan
memeriksa dan mencoba sesuatu untuk mengetahui kebenaran dri pemikiran atau
dugaan.
Kecerdasan matematis-logis meliputi
juga kepekaan heuristic, yakni kepekaan untuk mempertanyakan hal-hal yang
mengundang rasa ingin tahu.Kecerdasan ini, meliputi juga kemampuan menemukan
alternative solusi dari suatu masalah (sesederhana apapun masalah itu) dan
kemampuan menemukan fitur-fitur (ciri khusus) sesuatu dari kegiatan mengamati.
c. Sistem Neurologis kecerdasan
matematis-logis.
Kecerdasan matematis-logis memeiliki
wilayah primer di hemisfer kiri bagian depan atau lobus frontal dan himesfer kanan bagian atas atau
pariental.
Lobus frontal pada otak sering dipandang sebagai area akademik atau kognitif.Lobus
ini bertugas, antara lain berpikir, membuat perencanaan, memecahkan masalah dan
melakuakan penilaian.Lobus frontal pada hemesfer kiri memiliki tugas kalkulasi
dan penghitungan yang rumit.
Lobus parietal adalah pusat sensorik.Dengan rasa
seseorang dapat merasakan tangan, kaki, kepala, serta mengetahui posisi dari
dalam ruangan, seperti kanan-kiri, depan-belakang. Inilah yang menjadi dasar
pengetian lokasi yang sangat diperlukan dalam berhitung, penulisan bilangan,
dan bentuk geometri (Markam,2003).
B dan TK).
12. Anak dapat merasakan pola-pola
sederhana dan mampu menilai pola mana yang lebih bagus dari pola lainnya. Anak
juga dapat menggunakan informasi komposisi warna pda pola, sepeti kain. Pada
saat memilih baju, anak menunjukan perhatian terhadap warna dan model (usia
TK).
Kecerdasn
tersebut menunujukan bahwa kecerdasan visual-spasial telah muncul pada usia 2-3
tahun. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, menikmati gambar, membuat
coretan, menikmati foto-foto. Pada anak usia KB, hampir semua indicator telah
muncul, kecuali kesadaran akan pola dan detil mimpi. Anak usia TK telah
memiliki semua indicator kecerdasan visual-spasial dalam berbagai kadar
pencapaian.
No comments:
Post a Comment