Sunday, January 15, 2017

Kecerdasan Visual-spasial

a.      Definisi Kecerdasan Visual-Spesial.
Kecerdsan visual-spesian atau kecerdasan gambar atau kecerdasan pndang-ruang didefinisikan sebagai kemampun mempersepsi dunia visual-spesian secara akurat serta mentransformasikan persepsi visual-spesial tersebut dalam berbagai bentuk (Armstrong,2003). Kemampuan berpikir visual-spesial merupakan kemampuanberpikir dalam bentuk visualisasi, gambar, dan bentuk tiga dimensi.
Definisi tersebut dapat di uraikan kedalam tiga kata kunci yaitu :
1.      Mempersepsi yakni menangkap dan memahamisesuatu melalui panca indera.
2.      Visual-spasial yakni sesuatu yang terkait dengan kemampuan mata khususnya warna dan ruang.
3.      Mentransformasikan  yakni mengalih bentukan hal yang ditangkap mata kedalam wujud lain, misalnya melihat dan memcermati bunga matahari, merekam dan menginterprestasikan dalam pikiran lalu menuangkan rekaman dan interprestasi tersebut kedalam bentuk likisan,sket,kolase atau lukisan perca.
Jika kita melihat pemandangan, merekam dan mengolahnya dalam pikiran, lalu kita menuangkan nya dalam sebuah kanvas dan cat minyak, berarti kita melakukan aktivitas kecerdasan visual-spasial. Demikian juga jika kita menuangkan imajinasi kita kedalam bentuk denah, peta, desain arsitektur, lukisan, market atau dekorasi maka kita tengah bergelut dengan kecerdasan visual-spasial.
b.      Komponen Kecerdasan Visual-Spasial
Komponen inti dari kecerdasan visual-spasial adalah kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan, harmoni, pola dan hubungan antar unsur tersebut.Komponen lainnya adalah kemampuan membayangkan, mempresentasiakn ide secara visual dan spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat. Komponen inti dari kecerdasan visual-spsial benar-benar bertumpu pada ketajaman melihat dan ketelitian pengamatan ( Armstrong, 1999 ).
Sekarang kita camkan dalam memori kita, bahwa kecerdasan visual-spasial dibangun dari komponen-komponen yang telah disebutkan. Dengan demikian kita akan semakin paham, bahwa kemampuan melihat melihat secaracermat dan teliti adalah kunci pertama dari kecerdasan ini. Kemampuan ini benar-benar seperti  “memotret “ suatu objek, baik  langsung maupun tidak langsung. Kecermatan dan ketelitian dalam melihat akan menghasilkan penguraian unsur garis, warna, bentuk utuh secara detil dan terperinci. Komponen lain terkait dengan kemampuan kita membayangkan potret tersebut dan menuangkan nya dalam bentuk gambar, serta meletakan objek dari sudut pandang kita ( depan, atas, belakang,berapa jaraknya dan seberapa besar ).
c.       Sistem Nuerologis Kecerdasan Visual-Spasial.
Sebagaimana dikatakan Gardner (1993) bahwa semua kecerdasan dalam multiple intelligences memiliki lokasi khusus di otak manusia.Sistem nuerologis kecerdasan visual-spasial terletak di hemisfer kanan bagian belakang atau di lobus oksipitalis.
Lobus oksipitalis kanan dan kiri menerima dan mengolah informasi visual (Dharmaperwira-Prins, 2004).Lobus oksipitalis paling ujung belakang merupakan pusat penglihatan primer, meliputi ketajaman dan keluasan penglihatan. Selain itu, lobus oksipitalis juga berfungsi untuk :
1.      Mengenali bentuk.
2.      Mengenali posisi garis, derajat kemiringan garis.
3.      Kemampuan melihat warna.
4.      Mengidentifikasi posisi gerak suatu benda
5.      Menilas garis atau bentuk lain.
Korteks oksipitalis mengandung sel-sel yang peka terhadap warna, dan sel-sel lainnya, peka terhadap garis dengan kemiringan tertentu dan juga peka terhadap bentuk.Didekat sel peka warna, terdapat sel yang selektif terhadap gerakan terarah dan sel yang sensitif terhadap bentuk.Jadi, di dalam area visual tidak terbentuk gambar yang dilihat oleh mata, tetapi gambar yang terurai. Gambar yang terurai ini di satukan kembali dengan adanya hubungan timbal balik antar daerah sel. Semua rangsang visual tentang bentuk, waran, gerakan dan latar belakang diolah diotak di dekat telinga (temporalis) dan otak bagian depan (frontalis) (Markam&Markam, 2003).
Selain area oksipitalis, daerah visual-spasial juga terdapat pada lobus parietalis kanan.Lobus ini berfungsi dalam membayangkan keadaan ruangan ditinjau dari semua sudut. Kemampuan ini baru dicapai pada usia 10 tahun. Bagian ini juga berfungsi mengarahkan gerakan untuk menempatkan benda atau bagian benda dalam gambar atau bangunan sesuai intruksi.Oleh karena itu, otak kanan parietalis sering dikenal sebagai otak visual-spasial nonbahasa (Markam&Markam, 2003). kecenderungan menyentuh ini. Oleh karena itu, mereka tidak puas hanya sekedar melihat objek, tapi menyentuhnya untuk meyakinkan hasil pengamatan, menguji hipotesisnya, sekaligus memperoleh informasi dari sumber taktil (sentuhan).

8.      Menikmati kegiatan yang menantang bahaya yang menegangkan. Mereka tidak takut jatuh, tidak takut terluka. Mereka senang memanjat, berguling, meniti titian, dan aktivitas lain yang menantang dan menegangkan.
9.      Menganggap diri sebagai orang yang terkoordinasi. Mereka memiliki keyakinan yang tinggi terhadap kemampuan fisik. Mereka yakin dapat melakukan kegiatan fisik yang paling sulit sekalipun. Keyakinan tersebut membuat mereka dapat berani mencoba berbagai kegiatan motoric dan cenderung mengulangnya untuk mencapai kemampuan yang terbaik.
Mempraktikkan suatu keterampilan yang baru. Mereka tidak sekedar membaca atau melihat video yang menggambarkan keterampilan tertentu, tetapi benar-benar akan mempraktikkannya.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive