Perputaran Persediaan
1 Pengertian Perputaran
Persediaan
Perputaran persediaan merupakan berapa kali
persediaan akan berputar dan kembali lagi. Perputaran persediaan merupakan
aktivitas perusahaan yang jelas diperlukan dan diperhitungkan, karena dapat
mengetahui efisiensi biaya, juga berguna untuk memperoleh laba yang besar.
Pengertian perputaran persediaan menurut
Jumingan (2006:128) yaitu “Perputaran persediaan adalah menunjukkan berapa kali
persediaan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi”.
Menurut Prastowo dan Julianti (2005:87)
menerangkan bahwa “Perputaran persediaan adalah mengukur berapa kali persediaan
perusahaan telah dijual selama periode tertentu, misalnya selama satu tahun
tertentu”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa perputaran persediaan memperlihatkan bagaimana persediaan dikelola dan
dijual dalam satu periode tertentu, sehingga persediaan akan selalu berputar
dan nilainya akan selalu berubah-ubah.
2 Fungsi Perputaran
Persediaan
Perputaran persediaan menyangkut arus fisik
barang-barang (physical flow of goods),
dan arus biaya-biaya yang berhubungan (related
cost), karena itu perlu adanya pengendalian yang memadai untuk kedua hal
tersebut. Menurut Arens, dkk (2003:599-600) fungsi yang terdapat dalam perputaran
persediaan sebagai berikut:
1.
Mengolah
Order Pembelian
Permintaan pembelian
(Purchase requisition) digunakan
untuk meminta bagian pembelian agar melakukan pesanan atas barang tertentu yang
dibutuhkan oleh bagian lain. Permintaan pembelian ini mungkin dilakukan oleh
petugas bagian penyimpanan persediaan atau secara otomatis oleh komputer jika
persediaan yang ada telah mencapai batas minimal tertentu yang telah ditetapkan
oleh pihak manajemen. Permintaan pembelian yang valid akan digunakan sebagai
dasar dalam pembuatan order pembelian (purchase
order) oleh bagian pembelian dimana order pembelian ini digunakan untuk
melakukan pemesanan pembelian atas barang yang diminta.
2.
Menerima
Bahan Baku
Bahan baku yang
diterima atau barang dagangan pada perusahaan dagang, hendaknya diperiksa
terlebih dahulu baik mengenai kualitasnya maupun kuantitasnya. Bagian
penerimaan barang membuat laporan penerimaan barang (receiving report) dan laporan penerimaan barang. Ini merupakan salah
satu dokumen yang diperlukan sebelum pembayaran atas pesanan yang dilakukan.
Setelah pemesanan selesai dilakukan, barang dikirim ke bagian penyimpanan atau
bagian gudang dan dokumen penerimaan barang dikirim ke bagian pembelian, gudang
dan hutang.
3.
Menyimpan
Bahan Baku
Pada saat bahan baku
atau barang dagangan yang telah dipesan diterima, maka barang-barang tersebut
disimpan di tempat penyimpanan dan dikeluarkan jika diperlukan dalam proses
produksi atau penjualan kepada pembeli. Bahan baku atau barang dagangan ini
dikeluarkan jika ada dokumen permintaan barang dagangan yang telah disetujui,
atau order penjualan, atau dokumen-dokumen lain yang menunjukkan jenis dan
jumlah barang yang dibutuhkan. Dokumen permintaan barang ini digunakan untuk
memperbaharui catatan persediaan yang menggunakna sistem pencatatan perpetual.
4.
Mengolah
Barang Jadi
Fungsi pengolahan
barang ini tidak sama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain.
Dalam perusahaan dagang tidak ada fungsi pengolahan barang sedangkan dalam
perusahaan manufaktur terdapat fungsi ini. Penentuan jenis dan jumlah barang
yang diproduksi didasarkan atas permintaan pelanggan, peramalan besarnya jumlah
penjualan, tingkat persediaan barang yang telah ditetapkan dan lain-lain.
5.
Menyimpan
Barang Jadi
Barang jadi yang
dihasilkan dari proses produksi atau barang dagangan yang telah dikirim oleh
supplier disimpan di gudang dan dikeluarkan jika dijual kepada pembeli atau
pelanggan. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik,
barang dagangan dikendalikan secara fisik sehingga tidak sembarangan orang bisa
masuk ke gudang, tapi hanya orang-orang yang memiliki akses saja yang bisa
masuk gudang barang dagangan.
6.
Mengirim
Barang Jadi
Sebelum barang jadi
atau barang dagangan dikeluarkan dari gedung untuk dikirim, perlu ada
pengotorisasian pengeluaran dalam bentuk dokumen pengiriman, dan juga harus
dicek oleh pegawai yang berwenang.
Menurut La Midjan dan Susanto (2001:152)
persediaan menciptakan perputaran persediaan yang terdiri dari prosedur sebagai
berikut :
1. Prosedur
penerimaan barang
2. Prosedur
penyimpanan barang
3. Prosedur
pengeluaran barang
No comments:
Post a Comment