Monday, January 8, 2018

ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI ISLAM




A. LATAR BELAKANG
            Teologi Islam telah muncul ketika Nabi Muhammad telah wafat, dengan kata lain waktunya sekarang sudah sekitar 1500 tahun. Kemunculan teologi Islam yang sebenarnya menjadi pertanyaan di kalangan umat. Hal ini disebabkan  karena beberapa alasan :
1.      Tidak adanya kajian ilmiah yang mempelajari/menerangkan hal tersebut.
2.      Tidak diketahuinya secara persis mengenai bagaimana pemahaman Islam yang kongkret dari seseorang atau komunitas umat Islam.
3.      Tidak adanya kesepakatan diantara para ahli yang menekuni bidang ini tentang awal dan sebab kemunculan teologi Islam.
4.      Kajian teologi Islam yang kita ketahui sekarang telah masuk dalam wacana masing-masing tokoh, pemikir, atau pengikut aliran teologi Islam.
5.      Perlunya dilakukan upaya agar kajian ini terhindar dari aliran teologi Islam yang ada.
Sebab mengapa aliran teologi lahir di kalangan umat Islam :
1.      Situasi sosial pada masa Nabi Muhammad masih hidup.
2.      Situasi umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad.
3.      Implikasi dari penafsiran teks kitab suci dan hadis.
4.      situasi politik di kalangan umat pasca pemerintah khalifah Umar bin Khatab, ketika Usman bin Affan memegang tampuk pemerintahan sebagai khalifah ketiga.
Usman bin Affan pada waktu itu dikuasai keluarga besarnya termasuk sampai pada pergantian semua pejabat negara pusat sampai daerah. Dari penggantian para pejabat itu menimbulkan mosi tidak percaya yang berakibat munculnya fitnah al-kubra yang berujung terbunuhnya khalifah Usman bin Affan, dan peristiwa itu berlangsung sampai pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib.
Dari uraian di atas, maka sebenarnya persoalan keagamaan Islam tidak murni lahir dari masalah agama melainkan karena masalah politik. Dengan pengertian lain bahwa ada kecenderungan para ulama waktu itu :
a.       Memasukan unsur-unsur politik ke dalam masalah agama
b.      Menjadikan agama sebagai alat untuk menjastifikasi kepentingan politis dari kekuasaan atau penguasa tertentu untuk mempertahankan kekuasaannya.

B. SEJARAH LAHIRNYA ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI ISLAM

          Setiap peristiwa dan kejadian yang muncul pasti mempunyai sejarah tertentu, perbedaannya hanyalah terletak pada seberapa jauh urgensi, kualitas, dan pengaruh sejarah itu terhadap kehidupan seseorang atau kelompok. Demikian juga dengan aliran teologi yang berkembang di kalangan masyarakat Islam
            Catatan tulisan para ahli teologi atau sejarah Islam lahirnya aliran teologi di kalangan umat Islam sangat bervariasi.
Aliran-aliran teologi Islam yang di maksud, yaitu :
  1. Qadariyah
            Dengan memperhatikan secara cermat latar belakang sosial kehidupan masyarakat Arab yang serba mau dan hanya pasrah pada keadaan yang dialaminya tanpa usaha agar keluar dari masalah. Itulah yang menyebabkan para tokoh Qadariyah melahirkan paham ini. Menurut dugaan kuat para peneliti teologi Islam,  bahwa yang mempelopori aliran Qadariyah adalah Ma’bad al-Juhani dan Galin al-Dimasyqi. Paham ini dianut oleh keduanya karena dipengaruhi oleh seorang muslim di Irak, yang baru masuk Islam dan sebelumnya beragama Kristen.
            Paham atau ajaran utama aliran ini adalah manusia mempunyai kemerdekaan penuh dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Adapun ciri-ciri utamanya aliran teologi ini adalah :
a.       Kedudukan akal yang tinggi
b.      Kebebasan manusia dalamkemauan dan perbuatan
c.       Kebebasan berpikir hanya diikat oleh ajaran-ajaran dasar Al-Qur’an dan hadits yang sedikit sekali jumlahnya
d.      Percaya adanya Sunatullah dan kausalitas
e.       Mengambil arti metaforis dari teks wahyu
f.       Dinamis dalam sikap dan berpikir
                
  1. Jabariyah
            Para tokoh aliran ini mempunyai pandangan bahwa masyarakat pada hakekatnya diciptakan oleh Tuhan dan diperoleh oleh manusia. Segala sesuatu yang dilakukan manusia semua itu karena kehendak Allah SWT semata.
            Aliran ini dibawa oleh al-Husaim Ibn Muhammad al-Najjar yang berpendapat bahwa Tuhanlah yang menciptakan perbuatan-perbuatan manusia baik  maupun buruk. Adapun ciri-ciri pokok ajaran aliran ini adalah :
a.       Kedudukan akal yang rendah
b.      Ketidak-bebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan
c.       Kebebasan berpikir yang diikat oleh banyak dogma agama
d.      Ketidakpercayaan pada adanya Sunatullah dan kausalitas.
e.       Terikat pada arti tekstual dari Al-Qur’an dan hadits
f.       Statis dalam bersikap dan berpikir.

  1. Khawarij
            Yang termasuk ke dalam kelimpok aliran ini adalah orang-orang yang keluar dari barisan Khalifah Ali Bin Abi Thalib dikarenakan mereka ingin lebih banyak mendekatkan dan mengorbankan diri karena Allah SWT. Dalam aliranini terbagi menjadi :
    1. al-Muhakkimah
    2. al-Zariqah
    3. al-Najdat
    4. al-Ajaridah
    5. al-Sufriah
    6. al-ibadah
Golongan masyarakat yang termasuk khawarij adalah Arab Badwi yang hidup di gurun pasir luas dan tandus membentuk hidup dan kehidupan. Adapun tokoh utama aliran teologi ini adalah :
 ‘Abdullah ibn Wahab al-Rasidi, ‘Abd al-Rahman ibn Muljam, Nafi’ ibn al-Azra, Najdah ibn ‘Amir al-Hanafi. Abu Fudaik, Rasyid al-Tawil, Atiah al-Hanafi, ‘Aba al-Karim ibn ‘Ajrad.
            Adapun ajaran atau paham utama aliran teologi :
a.       Orang yang tidak sepaham dengannya dianggap kafir, bahkan musyrik.
b.      Orang yang tidak sepaham dengan mereka kekal di dalam neraka.
c.       Orang yang berjinah adalah kafir.
d.      Taqiah atau berpura-pura boleh dalam bentuk perkataan tapi tidak untuk perbuatan.
e.       Taqiah boleh untuk mempertahankan keselamatan diri dan keyakinan.
f.       Sanksi perbuatan dosa ada yang di berikan di dunia dan ada yang di akhirat.
g.      Tuhan menimbulkan perbuatan manusia.
h.      Manusia tidak dapat menentang Tuhan.
i.        Anak-anak kaum musyrik boleh dibunuh .
j.        Untuk keamanan diri, seorang wanita muslim boleh kawin dengan lelaki di luar Islam asal tidak berada di wilayah Islam.
k.      Kurf terbagi dua : bi al-nikmat dan rububiyah.
l.        Wilayah tidak sepaham dengan mereka tidak dikategorikan dar al-harb kecuali camp dan anak perempuan tidak boleh dibunuh.
m.    Harta rampasan perang hanya terbatas pada keperluan perang, selain itu, dikembalikan pada pemiliknya.
n.      Surah Yusuf bukan merupakan bagian dari surah Al-Qur’an.


  1. Asy’ariyah
            Berdasarkan penelitian para ahli, ternyata nama aliran teologi ini di nisbahkan kepada tokoh utamanya yakni Abu Hasan Ali bin Ismail Al Asy’ari (260-324 H, /873-935 M). Sebelum lahirnya aliran teologi ini, Asy’ari adalah pengikut Mu’tazilah. Ia keluar dari Mu’tazilah karena, konon ia pernah mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad dan memperoleh pesan dari Nabi bahwa aliran Mu’tazilah adalah tidak benar. Mimpi itu diumumkam ke publik dan dari sinilah kemudian ia mendeklarasikan aliran teologinya sendiri. Aliran teologi didirikan Asy’ari bukan hanya tidak sepaham dengan Mu’tazilah, tapi juga faktor politis, di mana Mu’tazilah waktu itu sudah tidak memperoleh dukungan politik penguasa.
            Pendapat utama dari aliran teologi ialah manusia mempunyai daya yang kecil dan karenanya manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Karena itu, aliran teologi berpendapat bahwa kekuasaan dan kehendak mutlak bersumber dari Tuhan.
  1. MU’TAZILAH
            Aliran ini lahir dari sikap Wasil bin ‘Ata dalam suatu pertemuan pengajian antara pemuka agama dengan umat, dimana dalam pertemuan itu ‘Ata tiba-tiba menjawab pertanyaan yang muncul sebelum Hasan al-Basri menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan itu adalah ‘Apakah orang yang berbuat dosa besar masih beriman ataukah ia sudah kafir?” Jawaban ‘Ata waktu itu adalah “ orang tersebut bukan mukmin dan bukan kafir, tetapi mengambil posisi diantara keduanya; tidak mukmin dan tidak pula kafir.”
            Aliran teologi ini sering dianggap sebagai biang keladi masuknya pemikiran rasional ke dalam Islam dengan mendewa-dewakan akal serta menomorduakan fungsi, kedudukan dan peran wahyu dari Allah SWT. Adapun inti ajaran teologi aliran ini ada lima sehingga disebut dengan “Pancasila”nya Mu’tazilah. Dari kelima ajarannya itu yang paling popular mengenai pelaku orang yang berbuat dosa besar berada pada posisi al-manzilu bain al-manzilatain (berada pada dua posisi, surga dan neraka).
Adapun pendapat utama aliaran teologi ini , selain yang di atas adalah :
    1. Tuhan tidak dapat berbuat jahat dan berlaku zhalim
    2. Tuhan itu Maha Esa dan Maha Adil. Oleh karena itu mereka berusaha keras menjauhkan Islam dari perbuatan sirik
    3. Tuhan itu adalah Maha Sempurna, oleh karena itu Tuhan tidak bisa berbuat yang tidak baik
    4. Akal dapat menentukan baik dan buruk, oleh karena itu akal dapat :
-          Mengetahui adanya Tuhan
-          Mengetahui kewajiban manusia untuk berterima kasih kepada Tuhan
-          Mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat
-          Mengetahui kewajiban manusia berbuat baik dan kewajiban menjauhi perbuatan jahat.
  1. Syi’ah
            Yang menjadi tokoh sentral aliran ini adalah khalifah Ali bin abi Thalib. Kelompok aliran ini menganggap bahwa khalifah Abu Bakar al-Shiddiq, ‘Umar bin Khatab, ‘Usman bin Affan adalah orang yang tidak memiliki kualifikasi dan tidak kredibel menjadi pemimpin umat Islam.
            Dimasa lalu ada satu sekte aliran teologi Syi’ah yang menyimpang. Mereka berpendapat bahwa malaikat jibril sebenarnya salah memberikan wahyu-wahyu dari Allah (Al-Qur’an) kepada Muhammad bin ‘Abdullah bin Ab al-Muthalib, seharusnya kepada Ali bin Abi Thalib bin Abd al-Muthalib. Seluruh sekte Syia’ah berpendapat bahwa yang berhak memimpin di kalangan umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad dan khalifah Ali adalah imam-imam keturunan beliau. Itulah yang disebut dengan ahl al-bayt. Di masa sekarang sekte aliran teologi yang paling besar dan berpengaruh adalah Syi’ah Imamiah. Yang banyak meyakini dan melanjutkan paham teologi ini adalah orang-orang Syi’i yang ada di Iran. Sistem kepemimpinan menurut teologi ini adalah imamah, dan di Iran Syi’ah Imamiah Itsna Asy’ariyah (Syi’ah dua belas Imam).  

C. ALIRAN TEOLOGI MASA DEPAN
         Untuk mengetahui aliran teologi Islam yang sesuai dengan perkembangan dan dinamika masyarakat Indonesia, ada beberapa segi yang perlu dijadikan standar umum untuk mencari kategori itu :
1.      Ajaran Islam yang demikian luas dan cenderung untuk bisa ditafsirkan oleh siapapun, maka bisa diduga bahwa paham dan pemikiran seseorang akan semakin dinamis, terbuka, dan moderat.
2.      Dampak dari pengetahuan dan pemahaman atau mungkin juga hasil bacaan pribadi seseorang sangat berpotensi menimbulkan intervensi dalam memahami teks-teks kitab suci yang implikasinya mulai terasa ditengah-tengah kehidupan masyarakat kita.
3.      Ada kecenderungan masyarakat kita sekarang ini untuk bersikap terbuka, tertutup, atau mengambil keduanya dalm menghadapi keadaan.
4.      Umumnya masyarakat Indonesia berfaham rasional, tetapi yang anehnya dalam sikap kesehariannya memperlihatkan sikap yang pasrah, dan ini berarti dari segi paham keagamaan rasional tetapi dalam menghadapi kehidupan sehari-hari bersikap irrasional (pasrah). Jadi belum ada korelasi antara paham keagamaan dengan masalah hidup keseharian.
        Akhirnya, aliran teologi yang berkembang di kalangan umat, selama tetap mengaku dan mengimani rukun iman dan melaksanakan rukun Islam adalah sah. Karena itu, bagi setiap orang yang memasuki atau memilih aliran teologi apapun sah dan boleh. Sama halnya dengan kalau seseorang memilih mazhab fiqh mana yang akan diikuti atau diambil.


No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive