1. Pengertian pengendalian kualitas atau qualitycontrol
Pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan yang sangat erat kaitannya
dengan proses produksi, dimana pada pengendalian kualitas ini dilakukan
pemeriksaan atau pengujian kualitas ini dilakukan pemeriksaan atau pengujian
atas karakteristik kualitas yang dimiliki produk guna penilaian atau kemampuan
proses porduksinya yang dikaitkan dengan standar spesifikasi produk, kemudian mengadakan analisa lebih lanjut
atas hasil pengujian atau pemeriksaan yang dilakukan akan didapatkan
sebab-sebab terjadinya penyimpangan untuk diambil langkah perbaikan dan
pencegahan proses produksi dikemudian hari.
Untuk itu dalam setiap proses produksi maka diperlukan pengawasan di
dalam pelaksaan sesuatu pekerjaan supaya kalau terjadi hal-hal yang tejadi
mendadak maka akan cepat diketahui sehingga dapat diarahkan kepada jalan yang
sudah ditentukan sebelumnya.
Beberapa definisi tentang pengendalian kualitas dari
badan dan tokoh industri di dunia, sebagai berikut:
I. Standar
Industri Jepang atau Japan Industry Standard (JIS):
Pengendalian kualitas dapat didefinisikan sebagai
suatu system tentang metode produksi yang secara ekonomis memproduksi
barang-barang atau jasa-jasa yang bermutu yang memenuhi kebutuhan konsumen.
II. A.V.Feigenbaum
Pengendalian kualitas adalah suatu system yang efektif
untuk mengkoordinir usaha-usaha pembinaan dan perbaikan kualitas yang dilakukan
berbagai kelompok dalam suatu organisasi sehingga mampu memproduksi barang yang
dapat memenuhi kepuasan konsumen dengan biaya ekonomis.
III. J.M.Juran
Pengendalian kualitas adalah keseluruhan cara dan
usaha dalam menetapkan dan mencapai spesifikasi mutu, cara dan usaha tersebut
dilaksanakan dengan memakai teknik-teknik statistik.
IV. W.E.Deming
Penerapan pengendalian kualitas
statistik dalam seluruh tahap produksiuntuk menghasilkan produk seekonomis
mungkin yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
V. Kaoru
Ishikawa.
Pelaksanaan pengendalian kualitas adalah
mengembangkan, mendesain, memproduksi dan memberikan jasa produk bermutu yang
paling ekonomis, paling berguna dan selalu memuaskan konsumen.
Sesuai dengan definisi tersebut maka pengendalian
kualitas bersifat merencanakan, mengembangkan dan memberi perlakuan terhadap
produk dan proses sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen dan
dapat mempertahankan taraf kualitas yang telah diterapkan.
Dalam hal kualitas maka
semua prosedur untuk mencapai kualitas yang diinginkan bias dimasukan dalam
pengendalian kualitas. Menurut Feigenbaum pengendalian kualitas dapat dibagi
menjadi empat bagian, yaitu:
a)
Menentukan standar.
b)
Menilai kesesuaian sifat-sifat produk yang dibuat
dengan standar yang ditentukan.
c)
Mengambil tindakan yang diperlukan jika stadar tersebut
tidak tercapai.
d)
Merencanakan perbaikan dan mengadakan pengembangan
terus-menerus untuk menilai standar yang telah diterapkan, misalnya memperbaiki
standar ongkos, tenaga kerja dan keandalan produk
Dengan adanya
pengendalian kualitas maka diharapkan muculnya penyimpangan proses dapat
dikurangi dan proses dapat diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai. Oleh
karena itu fungsi pengendalian kualitas ini dilaksanakan, tetapi harus juga
dilakukan sebelum dan sesudah pekerjaan selesai. Pengendalian kualitas dapat
dikatakan efektif apabila dapat menekan seminimum mungkin sampai batas minimum
penyimpangan terhadap rencana.
Jadi inti dari
pengendalian kualitas adalah pengendalian kualitas produk selama dalam proses
pembuatan sampai produk jadi untuk mencegah adanya produk yang tidak memenuhi
kualitas yang telah ditetapkan, dan bukannya untuk memperbaiki mutu setelah
produk selesai diproses.
2.1.1. proses perencanaan dan pengendalian kualitas
perencanaan dan pengendalian kualitas membutuhkan interaksi berkelanjutan
dari pelanggan, operasi dan bagian lain dari organisasi. Pelanggan menentukan
keinginan melalui fungsi pemasaran, engineering mewujudkan keinginan ini
kedalam rancangan produk dengan bantuan modifikasi pelanggan memenuhi keinginan
kemampuan produksi.
Tahapan-tahapan dalam perencanaan dan pengendalian kualitas , yaitu :
1.
Tentukan standar kualitas.
2.
tentukan
bagaimana mengukur tipe standar tersebut.
3.
tentukan
program pemeriksaan
4.
temukan
dan perbaiki penyebab mutu rendah
5.
lakukan
dengan perbaikan.
2. pengendalian kualitas terpadu
pengendalian kualitas terpadu menurut A.V. Feigenbaum yaitu suatu system
yang efektif untuk memadukan pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas, dan
upaya perbaikan kualitas berbagai kelompok dalam sebuah organisasi agar
pemasaran, kerekayasaan, produksi dan jasa dapat berada pada tingkatan yang
paling ekonomis dan pelanggan mendapat kepuasan penuh.
Dapat ditarik kesimpulan dari definisi diatas bahwa pengendalian kualitas
terpadu merupakan suatu system yang mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan
disemua lini produksi, pemeliharaan dan perbaikan, kualitas yang melibatkan berbagai
unsur dalam organisasi perusahaan, sehingga dapat dimungkinkan pemuasan
kebutuhan dan keinginan konsumen serta dapat memberikan suatu pelayanan kepada
konsumen secara ekonomis.
2.2.1. konsep pengendalian kualitas terpadu
konsep yang mendasari dilaksanakan pengendalian kualitas terpadu mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1.
Dalam menjalankan usahanya perusahaan harus
mengutamakan kualitas karena kualitas produk diberikan hari ini akan
mempengaruhi kuantitas permintaan dikemudian hari.
2.
perusahaan
harus memberikan pelayanan secara maksimal kepada pelanggan, yaitu dengan cara
memberikan jaminan kualitas dari produk yang dihasilkan, purna jual yang
memadai, dan lain-lain.
3.
pengendalian
diperlukan terhadap proses-proses yang menyangkut segala aspek produksi karena
masalah yang timbul biasanya terjadi dalam proses bukan setelah produk tersebut
selesai dibuat setelah proses berakhir. Yang dimaksud dengan pengendalian
disini adalah pengawasan seluruh aktifitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan
dalam jangka panjang secar ekonomis.
4.
pengendalian
dilakukan berdasarkan pada data-data yang sesuai dengan fakta dan opini-opini
yang tidak perlu. Untuk menganalisa dan menyimpulkan dapat digunakan metode
statistik.
2.2.2. sarana penunjang pengendalian kualitas terpadu
untuk menunjang keberhasilan pengendalian kualitas terpadu digunakan
metode statistik dasar yang disebut “tujuh alat”. Metode ini merupakan teknik
yang sederhana untuk menganalisa suatu permasalahan yang sering dihadapi oleh
suatu perusahaan.
Teknik-teknik tersebut adalah :
1.
Diagram sebab akibat atau fishbone
Diagram sebab akibat ini berguna
untuk memperlihatkan faktor-faktor yang berpengaruh pada kualitas hasil.
Prinsip yang di pakai untuk membuat diagram ini adalah sumbang arang (brainstorming).
Pada umumnya adalima faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan diagram sebas akibat, yaitu :
a.
manusia
b.
bahan.
c.
Lingkungan.
d.
Metode.
e.
Mesin
2.
Diagram pareto
Diagram pareto merupakan diagram yang terdiri atas
grafik balok dan garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data
terhadap keseluruhan. Diagram pareto dimaksudkan untuk menemukan atau
mengetahui penyebab utama yang merupakan kunci dalam menyelesaikan masalah dan
perbandingnya terhadap keseluruhan.
Kegunaan dari diagram antara lain:
a.
menujukan
masalah utama
b.
menyatakan
perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhan.
c.
Menunjukan perbandingan masing-masing masalah sebelum
dan setelah perbaikan.
3.
.Bagan pengendalian
Bagan kendali merupakan grafik dengan mencantumkan
batas maksimum dan batas minimum dari penyebaran data yang merupakan batas
daerah pengendalian. Bagan ini menunjukan perubahan data dari waktu ke waktu
tetapi tidak dapat menunjukan penyimpangan, meskipun adanya penyimpangan itu
akan terlihat pada peta kendali.
Jenis peta kendali yang sering digunakan dibagi dua kategori:
a.
Peta kendali variable
b.
Jika pengendalian berdasarkan karateristik mutu yang
dapat diukur, maka digunakan bagan kendali stewart untuk X dan R. di bawah ini
adalah keterangan yang berhubungan dengan peta X dan R:
1)
X menunjukan variabelitas nilai rata-rata proses.
2)
R menunjukan setiap variabelitas dispersi proses.
Bagan kendali ini umumnya berguna untuk menunjukan
variabelitas dalan nilai yang sama, sehingga dapat digunakan sebagai metode
yang sangat efektif untuk memeriksa ketidaknormalan dalam proses.
Bagan X dan R dapat digunakan untuk berbagai tujuan
antara lain:
1.
Pemeriksaaan spesifikasi
2.
Bahan masukan untuk pengambilan keputusan
c.
Peta kendali atribut.
Pada pengendalian proses jenis ini, produk hanya dapat
dinyatakan berdasarkan karakteristik yang tidak terukur misalnya jumlah cacat, ketidaksesuaian dan
lain-lain.
Bagan
kendali untuk mengendalikan proses ini ada 4 buah yaitu :
1)
Bagan kendali p
Digunakan untuk penegndalian mutu berdasarkan jumlah
produk ditolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi.
2)
Bagan kendali np
Digunakan untuk pengendalian mutu berdasarkan jumlah
bagian ditolak. Bagan np digunakan untuk jumlah cacat buka pada persentase
produk cacat.
3)
Bagan kendali c
Digunakan untuk pengendalian yang berdasarkan
ketidaksesuaian dalam satu barang. Penggunaan bagan C jauh lebih terbatas,
misalkan:
a)
Jumlah paku keling yang tidak sesuai pada sayap pesawat
terbang atau badan pesawat.
b)
Jumlah ketidaksempurnaan permukaan dalam segulung
kertas berlapis atau selembar film foto.
4)
Bagan kendali u
Digunakan untuk
menyatakan banyaknya ketidak sesuaian per satuan (c/n) dimana c adalah jumlah
ketidaksesuaian yang ditemukan dan n adalah jumlah butir, jumlah atau standar
centimeter persegi, apapun yang digunakan untuk membuat daerah kesempatan
konstan bagi kemunculan ketidaksesuaian.
No comments:
Post a Comment