2.1.1.
pengertian
Control
Control adalah
tindakan yang perlu untuk menjamin tujuan.Tujuan dari control adalah sebagai
jaminan pelaksanaan yang tepat seperti yang digariskan oleh rencana.
Pengertian ini amat sederhana dan belum terperinci. Adapun pengertian
tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh:
a.
Gazali M.Sc (Gajali,1983)
mengatakan bahwa:
Pengawasan
adalah suatu jaminan atau penjagaan bahwa hasil-hasil yang akan dicapai sesuai
dengan apa yang diharapkan.
b.
Drs. M.Manulang (Manulang, 1963, h. 69) mengatakan
bahwa :
Control adalah sebagai suatu proses untuk menetapkan
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilai dan mengoreksi bila perlu dengan
maksud supaya pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan semula.
d.
Henry Fayol (Fayol, 1949, h. 107) mengatakan
bahwa :
Didalam
perusahaan, pengawasan dan penelitian terdiri dari memeriksa apakah segala
sesuatu terjadi sesuai dengan rencana yang diadopsikan, instruksi-instruksi
yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
Tujuannya
adalah untuk menunjukan kelemahan-kelemahan supaya dapat diperbaiki dan menjaga
agar jangan sampai terulang lagi.
Pengawas
dan penelitian menjalankan kegiatan-kegiatannya mengenai segala sesuatu
benda-benda, orang-orang dan tindakan-tindakan
e.
Ralp C.Davis (Davis,The Fundamental Of Top Management, h.630) mengatakan
bahwa :
Tujuan
dari Control adalah sebagai jaminan pelaksanaan yang tepat seperti apa yang
digariskan oleh rencana. Suatu tindakan yang dikoordinasikan dengan baik dan
suatu kerugian minimal dihubungkan dengan pelaksanaan rencana yang
sungguh-sungguh.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat digambarkan
bahwa disini tidak ada perbedaan yang prinsip, hanyalah berbeda dalam
memberikan uraian yang terperinci dan yang tidak terperinci.
Jadi pengawasan atau control adalah tindakan yang perlu dilakukan untuk
menjamin tercapainya tujuan dengan jalan mengadakan pemeriksaan yang dimulai
dari bahan mentah hingga menjadi barang jadi, sehingga sesuai dengan yang
diinginkan. Dan tujuan dari pengawasan atau Control adalah:
a.
Untuk mengetahui apakah segala sesuatu telah berjalan
dengan rencana yang ditetapkan.
b.
Untuk mengetahui apakah kelemahan dan kesulitan serta
kegagalan sehingga dapat diadakan tindkaan perbaikan serta mencegah jangan
sampai terualang kegiatan yang salah.
c.
Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan dengan
effisien dan apakah mungkin mengadakan tindakan kembali.
Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan
sesuai dengan instruksi serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
Control adalah suatu jaminan atau penjagaan agar supaya pelaksanaan
sedapat mungkin selaras dengan rencana-rencana yang telah ditetapkan atau
disusun. Dan ini berarti pula untuk mengawasi pelaksanaan rencana sesuai dengan
atau tidak sesuai dengan rencana yang dibuatnya.
Dengan control maka diharapkan
adanya penyimpangan-penyimpangan itu dapat dikurangi atau dapat diarahkan pada
tujuan yang akan dicapai. Untuk itu maka fungsi controlling bukan saja pada
waktu pekerjaan dilaksanakan, tetapi tugas pelaksanaan ini harus dijalankan
baik secara preventif maupun repressif. Dan pada hakekatnya tujuan dari pada
control adalah untuk merealisir rencana seefektif mungkin maka dengan demikian
controlling dapat dikatakan effektif apabila dapat menekan sampai dengan batas minimum
dari penyimpangan. terhadap rencana. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan controlling dapat berhasil dengan baik apabila terdapat pula
faktor-faktor yang menunjang seperti halnya:
1.
Terdapat pelaksanaan yang sistematis yang dapat
menunjang pelasanaan control.
2.
Adanya struktur organisasi yang dapat menimbulkan
pelaksaaan control berjalan dengan tidak terdapat hambatan.
3.
Terdapat personel yang ahli dalam bidang control.
4.
Terdapat alat-alat yang dapat dipakai untuk pelaksanaan
control, seperti halnya adanya laporan lain-lainnya.
2.1.2. pengertian Quality
Dalam pengertian quality ada
pendapat yang mengemukakan pendapatnya antara lain ialah:
1.>
A.Abdurachman (Abdurachman, 1963, h. 809)
mengatakan bahwa:
“Quality adalah suatu sifat atau ciri yang membedakan suatu
hal dengan hal lainnya.”
2.>
Lawrence L.Bethel (Bethel, h. 314.) mengatakan
bahwa:
“Quality berarti bahwa suatu barang adalah sangat baik
untuk dapat mengetahui dan mempunyai tujuan untuk apa barang tersebut
dimaksudkan.”
3.>
D.S Kimball (Kimball, 1947, h. 318) mengatakan
bahwa:
“Quality yaitu menunjukan sifat-sifat fisik dari
material yang dipergunakan atau menunjukan sifat-sifat umum dari product
selesai.
4.>
Spariegel (Speriegel,1958, h.10.1)mengatakan
bahwa:
Qualitiy dari suatu product dapat diartikan sebagai
sejumlah sifat-sifat yang saling berhubungan seperti bentuk dimensi, komposisi
kekuatan tata warna dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat yang dikemukan
oleh beberapa pendapat tentang pengertian daripada quality maka dapat
dismpulkan bahwa pengertian quality
seobyektif mungkin, tetapi dalam
hal ini dibatasi pada pengertian quality dari suatu product saja.
Secara singkat dapat dideinisikan bahwa quality dari suatu product akan
meliputi kumpulan dari sejumlah sifat-sifat yang saling berhubungan dengan
product itu sendiri.
Quality control adalah suatu aktifitas agar didapatkan hasil barang jadi
yang mutunya sesuai dengan standar. Atau merupakan system pemeriksaan, sehingga
dengan jalan pemeriksaan yang teliti dari bahan baku dalam proses, maupun
barang jadi, suatu analisa dapat dilakukan untuk menetapkan tindakan yang harus
diambil dalam proses produksi untuk mencapai dan memelihara mutu produk yang
telah ditetukan atau ditetapkan lebih dahulu. dalam pembahasan quality control
tidak lepas dari pembahasan inspection.
2.1.3. inspeksi atau pemeriksaan
1.>
A.Abdurachman (Abdurachman., h. 505) mengatakan
bahwa :
pada umunya inspection adalah perbuatan yang
mebandingkan sesuatu dengan suatu standard yang dapat diterima untuk menentukan
jumlah jika ada penyimpangan dari standard tersebut.
2.>
Spriegel (Spriegel., h.10.1) mengatakan bahwa :
Inspection adalah proses pengukuran mutu dari pada
suatu product atau jasa menurut standard yang telah ditetapkan.
Inspection dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yang berbeda
dan yang sebagian besar tergantung atas padangan atau penekanan pada waktu
klasifikasi.
Adapun jenis-jenis inspection adalah:
a)
Remedial and preventive inspection.
Remedial perbaikan terhadap kesalahan yang dilakukan
setelah kesalahan tersebut terjadi. Jikalau kesalahan diperbaiki sebelum kesalahan tersebut terjadi maka hal
ini dinamakna pemeriksaan preventive.
b)
Centralized inspection and floor inspection.
Floor inspection adalah merupakan inspection terhadap
part atau product ditempat kerja. Disini inspector berpindah-pindah dari satu
tempat kerja ke tempat lainnya untuk mengadakan pemeriksaan terhadap kwantitas
dan kualitas barang-barangnya. Pada saat barang tersebut sampai pada suatu
proses maupun berpindah ke proses berikutnya.
Centralized inspection dilakukan pada tempat tertentu, ditempat tersebut
diadakan pemeriksaan terhadap hasil setiap proses. Centralized inspection mempunyai beberapa kentungan
antara lain :
1)
hasil
inspection lebih besar karena lingkungan kerja yang baik.
2)
Lebih mudah dalam pengawasan inspector – inspector yang
tugasnya dapat dibagi-bagi serta tipe kerjanya yang kurang ahli dapat dipakai.
3)
Adanya pengurangan intervensi terhadap pekerja didalam
produksi, dan pemeliharaan gudang yang baik bila produk-produk diletakan
ditempat inspeksi.
4)
Membawa lebih banyak keadilan dalam pelaksanaan
inspeksi.
5)
Memungkinkan penggunaan alat-alat yang membutuhkan
ruang lebih besar.
6)
Product control lebih memungkinkan bila product
tersebut harus melalui satu tempat yang terpusat dimana penerimana dan
penolakan dilaksanakan.
Dan kelemahan-kelemahannya adalah tertentu dalam beberapa situasi lain
yaitu:
1.
dalam
pabrik yang memproduksi produk yang berat, method inspection ini sulit untuk
digunakan.
2.
Dengan centralized inspection terdapat kecenderungan
untuk menambah transport dalam pabrik.
3.
Method ini membutuhkan peningkatan terhadap inventori
pabrik.
4.
Dalam intensif production, centralized inspection
kurang effisien karena diperlukan kecepatan berproduksi.
c)
Materiil inspection, work inspection dan functional
inspection.
d)
Visual inspection and non visual inspection seperti
inspection pada komposisi kimia.
Visual inspection diterapkan pada inspection terhadap laporan-laporan
pemeriksaan dan pada barang-barang tertentu. Sedangkan, non visual lebih banyak
dilakukan pada komposisi atau takeran bahan.
No comments:
Post a Comment