Monday, January 8, 2018

QUALITY CONTROL (QC)

2.1.1.     pengertian Control
Control adalah tindakan yang perlu untuk menjamin tujuan.Tujuan dari control adalah sebagai jaminan pelaksanaan yang tepat seperti yang digariskan oleh rencana.
Pengertian ini amat sederhana dan belum terperinci. Adapun pengertian tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh:
a.        Gazali M.Sc (Gajali,1983) mengatakan bahwa:
Pengawasan adalah suatu jaminan atau penjagaan bahwa hasil-hasil yang akan dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
b.       Drs. M.Manulang (Manulang, 1963, h. 69) mengatakan bahwa :
Control adalah sebagai suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilai dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan semula.
d.       Henry Fayol (Fayol, 1949, h. 107) mengatakan bahwa :
Didalam perusahaan, pengawasan dan penelitian terdiri dari memeriksa apakah segala sesuatu terjadi sesuai dengan rencana yang diadopsikan, instruksi-instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
Tujuannya adalah untuk menunjukan kelemahan-kelemahan supaya dapat diperbaiki dan menjaga agar jangan sampai terulang lagi.
Pengawas dan penelitian menjalankan kegiatan-kegiatannya mengenai segala sesuatu benda-benda, orang-orang dan tindakan-tindakan
e.        Ralp C.Davis (Davis,The Fundamental Of  Top Management, h.630) mengatakan bahwa :
Tujuan dari Control adalah sebagai jaminan pelaksanaan yang tepat seperti apa yang digariskan oleh rencana. Suatu tindakan yang dikoordinasikan dengan baik dan suatu kerugian minimal dihubungkan dengan pelaksanaan rencana yang sungguh-sungguh.


Berdasarkan pendapat diatas maka dapat digambarkan bahwa disini tidak ada perbedaan yang prinsip, hanyalah berbeda dalam memberikan uraian yang terperinci dan yang tidak terperinci.
Jadi pengawasan atau control adalah tindakan yang perlu dilakukan untuk menjamin tercapainya tujuan dengan jalan mengadakan pemeriksaan yang dimulai dari bahan mentah hingga menjadi barang jadi, sehingga sesuai dengan yang diinginkan. Dan tujuan dari pengawasan atau Control adalah:
a.          Untuk mengetahui apakah segala sesuatu telah berjalan dengan rencana yang ditetapkan.
b.         Untuk mengetahui apakah kelemahan dan kesulitan serta kegagalan sehingga dapat diadakan tindkaan perbaikan serta mencegah jangan sampai terualang kegiatan yang salah.
c.          Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan dengan effisien dan apakah mungkin mengadakan tindakan kembali.
Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan instruksi serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
Control adalah suatu jaminan atau penjagaan agar supaya pelaksanaan sedapat mungkin selaras dengan rencana-rencana yang telah ditetapkan atau disusun. Dan ini berarti pula untuk mengawasi pelaksanaan rencana sesuai dengan atau tidak sesuai dengan rencana yang dibuatnya.
Dengan control maka diharapkan adanya penyimpangan-penyimpangan itu dapat dikurangi atau dapat diarahkan pada tujuan yang akan dicapai. Untuk itu maka fungsi controlling bukan saja pada waktu pekerjaan dilaksanakan, tetapi tugas pelaksanaan ini harus dijalankan baik secara preventif maupun repressif. Dan pada hakekatnya tujuan dari pada control adalah untuk merealisir rencana seefektif mungkin maka dengan demikian controlling dapat dikatakan effektif apabila dapat menekan sampai dengan batas minimum dari penyimpangan. terhadap rencana. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pelaksanaan controlling dapat berhasil dengan baik apabila terdapat pula faktor-faktor yang menunjang seperti halnya:
1.         Terdapat pelaksanaan yang sistematis yang dapat menunjang pelasanaan control.
2.         Adanya struktur organisasi yang dapat menimbulkan pelaksaaan control berjalan dengan tidak terdapat hambatan.
3.         Terdapat personel yang ahli dalam bidang control.
4.         Terdapat alat-alat yang dapat dipakai untuk pelaksanaan control, seperti halnya adanya laporan lain-lainnya.

2.1.2.     pengertian Quality
Dalam pengertian quality ada pendapat yang mengemukakan pendapatnya antara lain ialah:
1.>     A.Abdurachman (Abdurachman, 1963, h. 809) mengatakan bahwa:
“Quality adalah suatu sifat atau ciri yang membedakan suatu hal dengan hal lainnya.”
2.>     Lawrence L.Bethel (Bethel, h. 314.) mengatakan bahwa:
“Quality berarti bahwa suatu barang adalah sangat baik untuk dapat mengetahui dan mempunyai tujuan untuk apa barang tersebut dimaksudkan.”
3.>     D.S Kimball (Kimball, 1947, h. 318) mengatakan bahwa:
“Quality yaitu menunjukan sifat-sifat fisik dari material yang dipergunakan atau menunjukan sifat-sifat umum dari product selesai.
4.>     Spariegel (Speriegel,1958, h.10.1)mengatakan bahwa:
Qualitiy dari suatu product dapat diartikan sebagai sejumlah sifat-sifat yang saling berhubungan seperti bentuk dimensi, komposisi kekuatan tata warna dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat yang dikemukan oleh beberapa pendapat tentang pengertian daripada quality maka dapat dismpulkan bahwa pengertian quality
seobyektif mungkin, tetapi dalam hal ini dibatasi pada pengertian quality dari suatu product saja.
Secara singkat dapat dideinisikan bahwa quality dari suatu product akan meliputi kumpulan dari sejumlah sifat-sifat yang saling berhubungan dengan product itu sendiri.
Quality control adalah suatu aktifitas agar didapatkan hasil barang jadi yang mutunya sesuai dengan standar. Atau merupakan system pemeriksaan, sehingga dengan jalan pemeriksaan yang teliti dari bahan baku dalam proses, maupun barang jadi, suatu analisa dapat dilakukan untuk menetapkan tindakan yang harus diambil dalam proses produksi untuk mencapai dan memelihara mutu produk yang telah ditetukan atau ditetapkan lebih dahulu. dalam pembahasan quality control tidak lepas dari pembahasan inspection.

2.1.3.     inspeksi atau pemeriksaan
1.>     A.Abdurachman (Abdurachman., h. 505) mengatakan bahwa :
pada umunya inspection adalah perbuatan yang mebandingkan sesuatu dengan suatu standard yang dapat diterima untuk menentukan jumlah jika ada penyimpangan dari standard tersebut.
2.>     Spriegel (Spriegel., h.10.1) mengatakan bahwa :
Inspection adalah proses pengukuran mutu dari pada suatu product atau jasa menurut standard yang telah ditetapkan.
Inspection dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yang berbeda dan yang sebagian besar tergantung atas padangan atau penekanan pada waktu klasifikasi.
Adapun jenis-jenis inspection adalah:
a)         Remedial and preventive inspection.
Remedial perbaikan terhadap kesalahan yang dilakukan setelah kesalahan tersebut terjadi. Jikalau kesalahan diperbaiki  sebelum kesalahan tersebut terjadi maka hal ini dinamakna pemeriksaan preventive.
b)         Centralized inspection and floor inspection.
Floor inspection adalah merupakan inspection terhadap part atau product ditempat kerja. Disini inspector berpindah-pindah dari satu tempat kerja ke tempat lainnya untuk mengadakan pemeriksaan terhadap kwantitas dan kualitas barang-barangnya. Pada saat barang tersebut sampai pada suatu proses maupun berpindah ke proses berikutnya.
Centralized inspection dilakukan pada tempat tertentu, ditempat tersebut diadakan pemeriksaan terhadap hasil setiap proses. Centralized  inspection mempunyai beberapa kentungan antara lain :
1)         hasil inspection lebih besar karena lingkungan kerja yang baik.
2)         Lebih mudah dalam pengawasan inspector – inspector yang tugasnya dapat dibagi-bagi serta tipe kerjanya yang kurang ahli dapat dipakai.
3)         Adanya pengurangan intervensi terhadap pekerja didalam produksi, dan pemeliharaan gudang yang baik bila produk-produk diletakan ditempat inspeksi.
4)         Membawa lebih banyak keadilan dalam pelaksanaan inspeksi.
5)         Memungkinkan penggunaan alat-alat yang membutuhkan ruang lebih besar.
6)         Product control lebih memungkinkan bila product tersebut harus melalui satu tempat yang terpusat dimana penerimana dan penolakan dilaksanakan.
Dan kelemahan-kelemahannya adalah tertentu dalam beberapa situasi lain yaitu:
1.         dalam pabrik yang memproduksi produk yang berat, method inspection ini sulit untuk digunakan.
2.         Dengan centralized inspection terdapat kecenderungan untuk menambah transport dalam pabrik.
3.         Method ini membutuhkan peningkatan terhadap inventori pabrik.
4.         Dalam intensif production, centralized inspection kurang effisien karena diperlukan kecepatan berproduksi.
c)         Materiil inspection, work inspection dan functional inspection.
d)        Visual inspection and non visual inspection seperti inspection pada komposisi kimia.

Visual inspection diterapkan pada inspection terhadap laporan-laporan pemeriksaan dan pada barang-barang tertentu. Sedangkan, non visual lebih banyak dilakukan pada komposisi atau takeran bahan.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive