1. Prestasi dan Motivasi
Prestasi adalah hasil yang dicapai oleh seseorang
setelah melakukan pekerjaan. Pendapat lainnya mengatakan bahwa prestasi adalah
hasil yang diperoleh seseorang darisatu periode ke periode lainnya yang
menunjukkan adanya perubahan ke arah kemajuan.
Simpulan yang dapat diambil ialah seseorang dapat
berprestasi apabila sudah melakukan sesuatu. Siswa dapat berprestasi apabila ia
sudah melakukan tugas belajar. Dengan demikian,prestasi yang dijelaskn di sini
adalah prestasi yang dijelaskan sebagai hasil belajar atau prestasi belajar.
Beberapa hal yang menyebabkan seorang siswa
mempunyai prestasi rendah adalah sebagai berikut:
- Pengetahuan/keterampilan yang diperlukan tidak
dikuasi (kuadran I)
- Siswa tersebut sebenarnya mempunyai kemampuan yang
diperlukan, tetapi tidak mau melakukannya karena berbagai sebab. Ia tidak
mau melakukan mungkin karena topik tidak menarik, cara mengajar guru sulit
dipahami, dan takut memikul resiko kegagalan. Hal itu berkaitan dengan
motivasi siswa (kuadran II, III, dan IV)
Motivasi ialah tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan terjadinya perilaku ke arah tujuan tertentu. Seseorang dikatakan
memiliki motivasi terhadap sesuatu apabila perilakunya menunjukkan minat, perhatian,
ingin ikut serta, bekerja terus tidak berhenti sampai selesai.
2. Cara-Cara untuk Berprestasi
Sudah dijelaskan bahwa prestasi adalah hasil yang
dicapai oleh seseorang apabila ia melakukan pekerjaan dari waktu ke waktu.
Hasil kerja yang demikian itu dapat dilakukan dengan meningkatkan motivasi.
Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar ialah
dengan meningkatkan empat kondisi motivasional, yaitu perhatian, relevansi,
percaya diri, dan kepuasan.
- Perhatian
Perhatian
seseorang muncul apabila didorong oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu yang
sudah ada pada setiap orang ini perlu dipelihara. Rasa ingin tahu ini bertujuan
untuk mencapai tujuan positif. Rasa ingin tahu dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya mengajukan pertanyaan, membaca materi yang diajarkan dalam buku
siswa, dan menghubungkan materi yang diajarkan dengan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Upaya demikian perlu selalu dibina agar waktu yang digunakan untuk
menerima pelajaran dapat efisien.
Upaya terakhir untuk menggugah rasa ingin tahu
adalah dengan menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya . hal
itu juga merupakan kategori motivasi yang di sebut relevansi. Relavansi
menunjukkan hubungan antara materi yang sedang diajarkan dan kebutuhan serta
kondisi seseorang. Motivasi akan terpelihara apabila siswa percaya bahwa materi
yang sedang di pelajari itu memenuhi kabutuhan pribadinya. Setiap pribadi
memiliki kebutuhan untuk ingin berprestasi.
- Relevansi
Relevansi
dapat ditimbulkan dengan menyakinkan diri kita bahwa materi yang sedang dikaji
itu bermanfaat bagi kehidupan kitapada masa yang akan datang. Cara yang
ditempuh adalah mengajukan pertanyaan tentang manfaat yang dapat diperoleh
dengan mempelajari materi itu, sebagaimana tugas pada kemudian hari, dan
bagaimanakah contoh yang dapat diberikan agar diperoleh pemahaman yang
bermakna.
- Percaya Diri
Percaya
diri adalah merasa yakin akan potensi yang dimiliki untuk dapat berinteraksi
dengan lingkungan secara positif. Oleh karena itu, rasa percaya diri akan
meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil.
Sehubungan dengan hal itu, percaya diri dapat
diupayakan dengan jalan sebagai berikut:
- Peningkatan pengalaman sukses dengan jalan selalu
mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya sebagai latiohan untuk menambah
pemahaman dan keterampilan.
- Belajar materi secara bertahap, bagian demi bagian
tidak sekaligus.
- Materi yang sedang dikaji dihubungkan dengan tujuan
yang akan dicapai.
- Kriteria keberhasilan ditentukan atau ditargetkan
dalam bentuk besarnya prestasi yang akan diperoleh.
- Pengembangan rasa percaya diri dengan menyakinkan
bahwa apa yang sudah dilakukan itu merupakan aktivitas yang mendukung
keberhasilan.
- Kepuasan
Kepuasan datang apabila
seseorang berprestasi dan berhasil dalam mencapai tujuan. Pengalaman keberhasilan
atau pengalaman sukses ini mendorong seseorang untuk berbuat seperti yang
pernah dilakukan dengan cara yang lebih baik pula.
Untuk memperoleh kepuasan terhadap prestasi yang
telah dicapai, seseorang tidak boleh mengabaikan pengalaman-pengalaman lain
yang berdampak kegagalan. Dengan mengingat kembali dan mencari factor-faktor
yang menjadi penyebab kegagalan, seseorang dapat melakukan analisis
perbuatan-perbuatan pada masa lampau yang berakibat kesuksesan atau berakibat
kegagalan. Hal terpenting adalah seseorang tidak boleh terlalu lama
tenggelamdalam menyesali kegagalannya.
Oleh karena itu, kegagalan jangan mengakibatkan
orang menjadi patah semangat. Kegagalan harus menjadi cambuk agar tidak mudah
menyerah. Kegagalan harus dipandang sebagai tantangan hidup yang harus diatasi.
No comments:
Post a Comment