Thursday, January 11, 2018

Metode Bercerita dengan Gambar


Metode bercerita dengan gambar merupakan salah satu cara yang paling mendasar untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan membina hubungan interaksi dengan peserta didik. Pada usia anak-anak, kemampuan bahasa kata (bahasa lisan) belum cukup dikuasainya, dan bahasa tulisan pun masih dalam proses, tetapi anak sudah mempunyai kemampuan bahasa rupa (bahasa gambar). Melalui seluruh kemampuan yang dimilikinya, yaitu perpaduan antara bahasa kata dan bahasa gambar, peserta didik jadi mengerti apa yang dikatakan orang lain kepadanya.
Hal ini disebabkan, oleh peserta didik apa yang dikatakan orang lain diimajinasikannya dengan apa yang diinginkan orang tersebut. Depdiknas (2001: 18) mengungkapkan bahwa metode bercerita dengan gambar merupakan “bentuk bercerita dengan alat peraga tak langsung yang menggunakan gambar-gambar sebagai alat peraga dapat berupa gambar lepas, gambar dalam buku atau gambar seri yang terdiri dari 2 sampai 6 gambar yang melukiskan gambar ceritanya”.

     Tujuan Metode Bercerita dengan Gambar
Pada usia 4-6 tahun, anak-anak mulai dapat menikmati sebuah cerita pada saat ia mengerti tentang peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan mampu mengingat beberapa berita yang diterimanya. Hal ini menurut Depdiknas (2005: 5) ditandai oleh berbagai kemampuan sebagai berikut:
a.         Mampu menggunakan kata ganti saya dan berkomunikasi.
b.        Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata tanya, dan kata sambung.
c.         Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.
d.        Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana.
e.         Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.
Bercerita bagi peserta didik usia dini bertujuan agar peserta didik mampu mendengarkan dengan berkonsentrasi dan mengekspresikan perasaannya terhadap apa yang diceritakan. Adapun tujuan diberikannya metode bercerita menurut Depdiknas (Depdiknas, 2001: 19) yaitu :
a.         Melatih daya tangkap anak.
b.        Melatih daya pikir anak.
c.         Melatih daya konsentrasi anak.
d.        Membantu perkembangan fantasi atau imajinasi anak.
e.         Menciptakan suasana menyenangkan dan akrab di dalam kelas.

Manfaat Bercerita dengan Gambar
Kegiatan bercerita selain membantu perkembangan bahasa peserta didik, juga dapat membangun hubungan yang erat antara tenaga pendidik dan peserta didik. Melalui bercerita, tenaga pendidik berinteraksi secara akrab dan penuh kasih sayang dengan anak-anak. Penelitian Ferguson (Solehuddin, 2000: 92) pun menunjukkan bahwa anak-anak yang dibacakan kepada mereka cerita-cerita semasa di TK memperoleh skor lebih tinggi dalam tes keterampilan membaca daripada anak-anak lainnya.
Beberapa manfaat metode bercerita dengan gambar bagi anak TK (Dhieni et al, 2005: 6.6) :
a.         Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK, artinya anak usia TK dapat dirangsang, untuk mampu memahami isi atau ide-ide pokok dalam cerita secara keseluruhan.
b.        Melatih daya pikir anak TK, untuk terlatih memahami proses cerita, mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan-hubungan sebab-akibatnya.
c.         Melatih daya konsentrasi anak TK, untuk memusatkan perhatiannya kepada keseluruhan cerita, karena dengan pemusatan perhatian tersebut anak dapat melihat hubungan bagian-bagian cerita sekaligus menangkap ide pokok dalam cerita.
d.        Mengembangkan daya imajinasi peserta didik, artinya dengan bercerita peserta didik dengan daya imajinasinya dapat membayangkan atau menggambarkan suatu situasi yang berada di luar jangkauan inderanya bahkan yang mungkin jauh dari lingkungan sekitarnya, ini berarti membantu mengembangkan wawasan anak.
e.         Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembangannya, anak usia TK senang mendengarkan cerita terutama apabila gurunya menyajikannya dengan menarik.
f.         Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efesien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.

Tehnik Bercerita dengan Gambar
Kegiatan bercerita dengan gambar dapat menggunakan gambar lepas atau 1 gambar atau gambar seri terdiri 2-4 gambar yang meluruskan jalan cerita dengan ukuran tertentu dan tehnik sebagai berikut (Dhieni et al, 2005: 6.28):
a.         Kegiatan bercerita dengan gambar lepas atau 1 gambar.
1)          Ketentuan kegiatan bercerita dengan gambar lepas atau 1 gambar:
a)    Judul cerita singkat dan menarik bagi anak didik.
b)   Cerita singkat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan yang ada di lingkungan anak.
c)    Menggunakan gaya bahasa anak.
d)   Gambar dibuat dalam ukuran 1 karton 60×60 cm.
e)    Gambar menggambarkan tokoh yang sedang bereaksi, merupakan hal yang menarik dari satu cerita.
f)    Gambar dibuat sesuai dengan tahap perkembangan anak.
g)   Gambar diberi warna yang menarik dan tidak mengaburkan imajinasi anak.
h)   Isi cerita ditulis pada bagian belakang gambar.
2)          Langkah-langkah pelaksanaan:
a)    Anak mengatur posisi duduknya.
b)   Anak memperhatikan guru menyiapkan alat peraga.
c)    Anak termotivasi mendengarkan cerita.
d)   Anak diberi kesempatan memberi judul cerita.
e)    Anak melengkapi judul cerita dari anak.
f)    Anak mendengarkan cerita guru sambil memperhatikan gambar yang guru perlihatkan.
g)   Setelah selesai bercerita, anak memberikan kesimpulan isi cerita.
h)   Guru melengkapi kesimpulan tentang isi cerita dari anak.
3)          Evaluasi:
Setelah selesai bercerita, guru bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang anak untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
b.        Kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan 2 gambar.
1)          Ketentuan kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan 2 gambar:
a)    Judul cerita singkat dan menarik bagi anak didik.
b)   Ada jilid cerita.
c)    Menggunakan gaya bahasa anak.
d)   Cerita singkat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan, sosialisasi dan lingkungan anak.
e)    Isi cerita kesatu dan kedua berkaitan.
f)    Gambar dibuat pada karton, berukuran 50×30 cm, sebanyak 2 lembar, antara gambar kesatu dan kedua diberi lakban/benang agar mudah pada saat membalikkan gambar.
g)   Gambar diberi warna yang menarik dan tidak mengaburkan imajinasi anak.
h)   Gambar 1 menggambarkan situasi tokoh sedang bereaksi awal suatu cerita.
i)     Gambar 2 menggambarkan situasi tokoh sedang bereaksi di akhir cerita.
j)     Isi cerita ditulis pada bagian belakang jilid.
2)          Langkah-langkah pelaksanaan:
a)    Dengan bimbingan tenaga pendidik, anak mengatur posisi duduknya.
b)   Peserta didik memperhatikan tenaga pendidik pada saat menyiapkan alat peraga.
c)    Peserta didik termotivasi untuk mendengarkan cerita tenaga pendidik.
d)   Peserta didik diberi kesempatan memberikan judul cerita.
e)    Tenaga pendidik memberi tahu judul cerita.
f)    Tenaga pendidik bercerita sambil memegang gambar dan memperlihatkannya pada peserta didik .
g)   Setelah selesai bercerita, tenaga pendidik memberikan kesimpulan.
3)          Evaluasi:
Setelah selesai bercerita, tenaga pendidik bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang anak untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
c.         Kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan 3 gambar.
1)          Ketentuan kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan 3 gambar:
a)    Judul cerita singkat dan menarik bagi peserta didik .
b)   Ada jilid cerita.
c)    Menggunakan gaya bahasa peserta didik
d)   Cerita singkat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan, sosialisasi dan lingkungan peserta didik
e)    Isi berurutan dan berkaitan dari gambar kesatu sampai dengan ketiga.
f)    Gambar dibuat pada karton berukuran 30×25 cm sebanyak 3 lembar, antara gambar ke-1, ke-2, ke-3 diberi lakban agar mudah pada saat membalikkan gambar.
g)   Gambar diberi warna yang menarik dan tidak mengaburkan imajinasi peserta didik
h)   Gambar kesatu menggambarkan situasi tokoh yang sedang bereaksi, di awal cerita.
i)     Gambar kedua menggambarkan situasi tokoh di tengah cerita.
j)     Gambar ketiga adalah gambar akhir sebuah cerita.
k)   Isi cerita dapat ditulis pada bagian belakang jilid
2)          Langkah-langkah pelaksanaan:
a)    Dengan bimbingan tenaga pendidik, peserta didik mengatur posisi duduknya.
b)   Peserta didik memperhatikan tenaga pendidik pada saat menyiapkan alat peraga.
c)    Peserta didik termotivasi untuk mendengarkan cerita tenaga pendidik.
d)   Peserta didik diberi kesempatan memberikan judul cerita.
e)    Peserta didik mendengarkan cerita tenaga pendidik dan memperhatikan gambar yang diperlihatkan oleh tenaga pendidik.
f)    Anak mendengarkan tenaga pendidik bercerita secara berurutan sesuai gambar yang dipegang ke-1, ke-2, dan ke-3 pada saat cerita gambar kesatu gambar kedua dan ketiga tidak diperlihatkan, begitupun ketika bercerita ke-2 gambar ke-1 tidak diperlihatkan.
g)   Setelah selesai bercerita seluruh gambar dari ke-1 sampai dengan ke-3 diperlihatkan kepada peserta didik.
h)   Peserta didik diberi kesempatan untuk memberi kesimpulan isi cerita.
i)     Tenaga pendidik melengkapi kesimpulan cerita peserta didik.
3)          Evaluasi:
Setelah selesai bercerita, tenaga pendidik bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang peserta didik untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
d.        Kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan 4 gambar.
1)      Ketentuan kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan 4 gambar:
a)    Judul cerita singkat dan menarik bagi peserta didik didik.
b)   Ada jilid cerita.
c)    Menggunakan gaya bahasa peserta didik.
d)   Cerita singkat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan, sosialisasi dan lingkungan peserta didik.
e)    Isi berurutan dan berkaitan dari gambar kesatu sampai dengan keempat.
f)    Gambar dibuat pada karton berukuran 30×25 cm sebanyak 4 lembar, antara gambar ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4 diberi lakban agar mudah pada saat membalikkan gambar.
g)   Gambar diberi warna yang menarik dan tidak mengaburkan imajinasi peserta didik.
h)   Gambar kesatu menggambarkan situasi tokoh yang sedang bereaksi pada awal suatu cerita.
i)     Gambar kedua menggambarkan situasi tokoh dalam cerita sedang bereaksi pada proses isi cerita.
j)     Gambar ketiga menggambarkan situasi tokoh dalam cerita yang menunjukkan ke akhir cerita.
k)   Gambar keempat menggambarkan situasi tokoh dalam akhir cerita.
l)     Isi cerita ditulis pada bagian belakang jilid.
2).   Langkah-langkah pelaksanaan:
a)    Dengan bimbingan tenaga pendidik, peserta didik mengatur posisi duduknya.
b)   Peserta didik memperhatikan tenaga pendidik pada saat menyiapkan alat peraga.
c)    Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita tenaga pendidik.
d)   Pesrerta didik diberi kesempatan memberikan judul cerita.
e)    Peserta didik mendengarkan cerita tenaga pendidik dan memperhatikan gambar yang diperlihatkan oleh tenaga pendidik.
f)    Anak mendengarkan tenaga pendidik bercerita secara berurutan sesuai gambar yang dipegang ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4 pada saat cerita gambar kesatu gambar ke-1 dan ke-3 tidak diperlihatkan, begitupun ketika bercerita ke-2 gambar ke-1 tidak diperlihatkan.
g)   Setelah selesai bercerita seluruh gambar dari ke-1 sampai dengan ke-4 diperlihatkan kepada peserta didik.
h)   Peserta didik diberi kesempatan untuk memberi kesimpulan isi cerita.
i)     Tenaga pendidik melengkapi kesimpulan cerita peserta pendidik.
3).   Evaluasi:

Setelah selesai bercerita, tenaga pendidik bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang peserta didik untuk menceritakan kembali cerita tersebut.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive