Metode bercerita dengan gambar merupakan
salah satu cara yang paling mendasar untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan
membina hubungan interaksi dengan peserta didik. Pada usia anak-anak, kemampuan
bahasa kata (bahasa lisan) belum cukup dikuasainya, dan bahasa tulisan pun
masih dalam proses, tetapi anak sudah mempunyai kemampuan bahasa rupa (bahasa
gambar). Melalui seluruh kemampuan yang dimilikinya, yaitu perpaduan antara bahasa
kata dan bahasa gambar, peserta didik jadi mengerti apa yang dikatakan orang
lain kepadanya.
Hal ini disebabkan, oleh peserta didik apa
yang dikatakan orang lain diimajinasikannya dengan apa yang diinginkan orang
tersebut. Depdiknas (2001: 18) mengungkapkan bahwa metode bercerita dengan
gambar merupakan “bentuk bercerita dengan alat peraga tak langsung yang
menggunakan gambar-gambar sebagai alat peraga dapat berupa gambar lepas, gambar
dalam buku atau gambar seri yang terdiri dari 2 sampai 6 gambar yang melukiskan
gambar ceritanya”.
Tujuan Metode Bercerita dengan Gambar
Pada usia 4-6 tahun, anak-anak mulai dapat
menikmati sebuah cerita pada saat ia mengerti tentang peristiwa yang terjadi di
sekitarnya dan mampu mengingat beberapa berita yang diterimanya. Hal ini
menurut Depdiknas (2005: 5) ditandai oleh berbagai kemampuan sebagai berikut:
a.
Mampu menggunakan kata ganti saya dan berkomunikasi.
b.
Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata
sifat, kata keadaan, kata tanya, dan kata sambung.
c.
Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.
d.
Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan
dengan menggunakan kalimat sederhana.
e.
Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.
Bercerita bagi peserta didik usia dini
bertujuan agar peserta didik mampu mendengarkan dengan berkonsentrasi dan
mengekspresikan perasaannya terhadap apa yang diceritakan. Adapun tujuan diberikannya
metode bercerita menurut Depdiknas (Depdiknas, 2001: 19) yaitu :
a.
Melatih daya tangkap anak.
b.
Melatih daya pikir anak.
c.
Melatih daya konsentrasi anak.
d.
Membantu perkembangan fantasi atau imajinasi anak.
e.
Menciptakan suasana menyenangkan dan akrab di dalam
kelas.
Manfaat
Bercerita dengan Gambar
Kegiatan bercerita selain membantu
perkembangan bahasa peserta didik, juga dapat membangun hubungan yang erat
antara tenaga pendidik dan peserta didik. Melalui bercerita, tenaga pendidik
berinteraksi secara akrab dan penuh kasih sayang dengan anak-anak. Penelitian
Ferguson (Solehuddin, 2000: 92) pun menunjukkan bahwa anak-anak yang dibacakan
kepada mereka cerita-cerita semasa di TK memperoleh skor lebih tinggi dalam tes
keterampilan membaca daripada anak-anak lainnya.
Beberapa manfaat metode bercerita dengan
gambar bagi anak TK (Dhieni et al, 2005: 6.6) :
a.
Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK, artinya
anak usia TK dapat dirangsang, untuk mampu memahami isi atau ide-ide pokok
dalam cerita secara keseluruhan.
b.
Melatih daya pikir anak TK, untuk terlatih memahami
proses cerita, mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk
hubungan-hubungan sebab-akibatnya.
c.
Melatih daya konsentrasi anak TK, untuk memusatkan
perhatiannya kepada keseluruhan cerita, karena dengan pemusatan perhatian
tersebut anak dapat melihat hubungan bagian-bagian cerita sekaligus menangkap
ide pokok dalam cerita.
d.
Mengembangkan daya imajinasi peserta didik, artinya
dengan bercerita peserta didik dengan daya imajinasinya dapat membayangkan atau
menggambarkan suatu situasi yang berada di luar jangkauan inderanya bahkan yang
mungkin jauh dari lingkungan sekitarnya, ini berarti membantu mengembangkan
wawasan anak.
e.
Menciptakan situasi yang menggembirakan serta
mengembangkan suasana hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembangannya,
anak usia TK senang mendengarkan cerita terutama apabila gurunya menyajikannya
dengan menarik.
f.
Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi
secara efektif dan efesien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.
Tehnik Bercerita dengan Gambar
Kegiatan bercerita dengan gambar dapat
menggunakan gambar lepas atau 1 gambar atau gambar seri terdiri 2-4 gambar yang
meluruskan jalan cerita dengan ukuran tertentu dan tehnik sebagai berikut (Dhieni
et al, 2005: 6.28):
a.
Kegiatan bercerita dengan gambar lepas atau 1 gambar.
1)
Ketentuan kegiatan bercerita dengan gambar
lepas atau 1 gambar:
a)
Judul cerita singkat dan menarik bagi anak didik.
b)
Cerita singkat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan
yang ada di lingkungan anak.
c)
Menggunakan gaya bahasa anak.
d)
Gambar dibuat dalam ukuran 1 karton 60×60 cm.
e)
Gambar menggambarkan tokoh yang sedang bereaksi,
merupakan hal yang menarik dari satu cerita.
f)
Gambar dibuat sesuai dengan tahap perkembangan anak.
g)
Gambar diberi warna yang menarik dan tidak mengaburkan
imajinasi anak.
h)
Isi cerita ditulis pada bagian belakang gambar.
2)
Langkah-langkah pelaksanaan:
a)
Anak mengatur posisi duduknya.
b)
Anak memperhatikan guru menyiapkan alat peraga.
c)
Anak termotivasi mendengarkan cerita.
d)
Anak diberi kesempatan memberi judul cerita.
e)
Anak melengkapi judul cerita dari anak.
f)
Anak mendengarkan cerita guru sambil memperhatikan
gambar yang guru perlihatkan.
g)
Setelah selesai bercerita, anak memberikan kesimpulan
isi cerita.
h)
Guru melengkapi kesimpulan tentang isi cerita dari
anak.
3)
Evaluasi:
Setelah selesai bercerita, guru bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang anak untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
Setelah selesai bercerita, guru bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang anak untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
b.
Kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan 2 gambar.
1)
Ketentuan
kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan 2 gambar:
a)
Judul cerita singkat dan menarik bagi anak didik.
b)
Ada jilid cerita.
c)
Menggunakan gaya bahasa anak.
d)
Cerita singkat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan,
sosialisasi dan lingkungan anak.
e)
Isi cerita kesatu dan kedua berkaitan.
f)
Gambar dibuat pada karton, berukuran 50×30 cm, sebanyak
2 lembar, antara gambar kesatu dan kedua diberi lakban/benang agar mudah pada
saat membalikkan gambar.
g)
Gambar diberi warna yang menarik dan tidak mengaburkan
imajinasi anak.
h)
Gambar 1 menggambarkan situasi tokoh sedang bereaksi
awal suatu cerita.
i)
Gambar 2 menggambarkan situasi tokoh sedang bereaksi di
akhir cerita.
j)
Isi cerita ditulis pada bagian belakang jilid.
2)
Langkah-langkah
pelaksanaan:
a)
Dengan bimbingan tenaga pendidik, anak mengatur posisi
duduknya.
b)
Peserta didik memperhatikan tenaga pendidik pada saat
menyiapkan alat peraga.
c)
Peserta didik termotivasi untuk mendengarkan cerita
tenaga pendidik.
d)
Peserta didik diberi kesempatan memberikan judul
cerita.
e)
Tenaga pendidik memberi tahu judul cerita.
f)
Tenaga pendidik bercerita sambil memegang gambar dan
memperlihatkannya pada peserta didik .
g)
Setelah selesai bercerita, tenaga pendidik memberikan
kesimpulan.
3)
Evaluasi:
Setelah selesai bercerita, tenaga pendidik bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang anak untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
Setelah selesai bercerita, tenaga pendidik bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang anak untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
c.
Kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan 3 gambar.
1)
Ketentuan
kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan 3 gambar:
a)
Judul cerita singkat dan menarik bagi peserta didik .
b)
Ada jilid cerita.
c)
Menggunakan gaya bahasa peserta didik
d)
Cerita singkat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan, sosialisasi
dan lingkungan peserta didik
e)
Isi berurutan dan berkaitan dari gambar kesatu sampai
dengan ketiga.
f)
Gambar dibuat pada karton berukuran 30×25 cm sebanyak 3
lembar, antara gambar ke-1, ke-2, ke-3 diberi lakban agar mudah pada saat
membalikkan gambar.
g)
Gambar diberi warna yang menarik dan tidak mengaburkan
imajinasi peserta didik
h)
Gambar kesatu menggambarkan situasi tokoh yang sedang
bereaksi, di awal cerita.
i)
Gambar kedua menggambarkan situasi tokoh di tengah
cerita.
j)
Gambar ketiga adalah gambar akhir sebuah cerita.
k)
Isi cerita dapat ditulis pada bagian belakang jilid
2)
Langkah-langkah
pelaksanaan:
a)
Dengan bimbingan tenaga pendidik, peserta didik
mengatur posisi duduknya.
b)
Peserta didik memperhatikan tenaga pendidik pada saat
menyiapkan alat peraga.
c)
Peserta didik termotivasi untuk mendengarkan cerita tenaga
pendidik.
d)
Peserta didik diberi kesempatan memberikan judul
cerita.
e)
Peserta didik mendengarkan cerita tenaga pendidik dan
memperhatikan gambar yang diperlihatkan oleh tenaga pendidik.
f)
Anak mendengarkan tenaga pendidik bercerita secara
berurutan sesuai gambar yang dipegang ke-1, ke-2, dan ke-3 pada saat cerita
gambar kesatu gambar kedua dan ketiga tidak diperlihatkan, begitupun ketika
bercerita ke-2 gambar ke-1 tidak diperlihatkan.
g)
Setelah selesai bercerita seluruh gambar dari ke-1
sampai dengan ke-3 diperlihatkan kepada peserta didik.
h)
Peserta didik diberi kesempatan untuk memberi
kesimpulan isi cerita.
i)
Tenaga pendidik melengkapi kesimpulan cerita peserta
didik.
3)
Evaluasi:
Setelah selesai bercerita, tenaga pendidik bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang peserta didik untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
Setelah selesai bercerita, tenaga pendidik bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang peserta didik untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
d.
Kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan 4 gambar.
1)
Ketentuan kegiatan bercerita dengan gambar menggunakan
4 gambar:
a)
Judul cerita singkat dan menarik bagi peserta didik
didik.
b)
Ada jilid cerita.
c)
Menggunakan gaya bahasa peserta didik.
d)
Cerita singkat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan,
sosialisasi dan lingkungan peserta didik.
e)
Isi berurutan dan berkaitan dari gambar kesatu sampai
dengan keempat.
f)
Gambar dibuat pada karton berukuran 30×25 cm sebanyak 4
lembar, antara gambar ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4 diberi lakban agar mudah pada
saat membalikkan gambar.
g)
Gambar diberi warna yang menarik dan tidak mengaburkan
imajinasi peserta didik.
h)
Gambar kesatu menggambarkan situasi tokoh yang sedang
bereaksi pada awal suatu cerita.
i)
Gambar kedua menggambarkan situasi tokoh dalam cerita
sedang bereaksi pada proses isi cerita.
j)
Gambar ketiga menggambarkan situasi tokoh dalam cerita
yang menunjukkan ke akhir cerita.
k)
Gambar keempat menggambarkan situasi tokoh dalam akhir
cerita.
l)
Isi cerita ditulis pada bagian belakang jilid.
2). Langkah-langkah pelaksanaan:
a)
Dengan bimbingan tenaga pendidik, peserta didik
mengatur posisi duduknya.
b)
Peserta didik memperhatikan tenaga pendidik pada saat
menyiapkan alat peraga.
c)
Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita tenaga
pendidik.
d)
Pesrerta didik diberi kesempatan memberikan judul
cerita.
e)
Peserta didik mendengarkan cerita tenaga pendidik dan
memperhatikan gambar yang diperlihatkan oleh tenaga pendidik.
f)
Anak mendengarkan tenaga pendidik bercerita secara
berurutan sesuai gambar yang dipegang ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4 pada saat
cerita gambar kesatu gambar ke-1 dan ke-3 tidak diperlihatkan, begitupun ketika
bercerita ke-2 gambar ke-1 tidak diperlihatkan.
g)
Setelah selesai bercerita seluruh gambar dari ke-1
sampai dengan ke-4 diperlihatkan kepada peserta didik.
h)
Peserta didik diberi kesempatan untuk memberi
kesimpulan isi cerita.
i)
Tenaga pendidik melengkapi kesimpulan cerita peserta
pendidik.
3). Evaluasi:
Setelah
selesai bercerita, tenaga pendidik bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam
cerita, isi gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang peserta
didik untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
No comments:
Post a Comment