2.4
Pengertian Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai merupakan perwujudan yang dilakukan
pegawai yang biasanya dipakai sebagai dasar penilaian terhadap pegawai. Kinerja
pegawai yang baik merupakan langkah untuk tercapainya tujuan organisasi,
sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai. Tetapi hal ini
tidaklah mudah sebab banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
kinerja pegawai seseorang.
Mangkunegara (2000 : 67) yang mengemukakan pengertian
kinerja pegawai sebagai berikut : “Istilah kinerja pegawai berasal dari istilah
asing yaitu job performance atau actual performance, yang bisa
diartikan secara bebas dengan prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai oleh seseorang”. Jadi pengertian kinerja pegawai adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Sedangkan Bernandin dan Russel (1993 : 378)
mendefinisikan kinerja pegawai adalah catatan tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun
waktu tertentu. Sehingga kinerja pegawai berkenaan dengan hasil pekerjaan yang
dicapai pegawai dalam suatu periode. Dalam hal ini kinerja pegawai berkaitan
dengan kuantitas maupun kualitas pekerjaan yang dihasilkan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah hasil yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
1.
Penilaian Kinerja Pegawai
Dalam
sebuah organisasi, penilaian kinerja pegawai merupakan mekanisme penting bagi
manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan dan standar kinerja pegawai
dan memotivasi kinerja pegawai individu dalam waktu tertentu. Penilaian kinerja
pegawai menjadi dasar bagi keputusan-keputusan yang mempengaruhi gaji, promosi,
pemberhentian, pelatihan, transfer, dan kondisi kepegawaian lainnya.
Penilaian
kinerja pegawai adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi
atau menilai kinerja pegawai. Menurut T. Hani Handoko (1987 : 135-137)
kegunaan-kegunaan penilaian kinerja pegawai antara lain :
a.
Perbaikan kinerja pegawai.
b.
Penyesuaian-penyesuaian kompensasi.
c.
Keputusan-keputusan penempatan.
d.
Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan.
e.
Perencanaan dan pengembangan karir
f.
Penyimpangan-penyimpangan proses staffing
g.
Ketidak akuratan informasional.
h.
Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan.
i.
Kesempatan kerja yang adil.
j.
Tantangan-tantangan eksternal.
Ada beberapa alasan untuk menilai kinerja pegawai antara lain :
a.
Penilaian memberikan informasi tentang dapat
dilakukannya promosi dan penetapan gaji.
b.
Penilaian memberikan satu peluang bagi atasan dan
bawahan unuk meninjau perilaku yang berhubungan dengan kinerja pegawai bawahan.
Ini memungkinkan pimpinan dan bawahan mengembangkan
satu rencana untuk memperbaiki kemerosotan apa saja yang memungkinkan sudah
digali oleh penilaian dan mendorong hal-hal yang sudah dilakukan bawahan.
Akhirnya penilaian hendaknya berpusat pada proses perencanaan karir perusahaan
karena penilaian itu memberikan satu peluang yang baik untuk meninjau rencana
karir orang itu dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang diperhatikannya.
2.
Tujuan Penilaian Kinerja Pegawai
Setiap organisasi atau perusahaan perlu mengadakan
evaluasi atau penilaian terhadap kinerja pegawai yang telah dicapai oleh
pegawainya. Penilaian ini dimaksudkan agar pegawai termotivasi untuk bekerja
lebih baik dari sebelumnya.
Selanjutnya dikatakan oleh Ghiselli dan Brown (Moh.
As’ad 1995) bahwa penilaian atau evaluasi sangat penting karena ditujukan untuk
:
a.
Mengukur kinerja pegawai yaitu sejauh mana pegawai bisa
sukses dalam pekerjaannya.
b.
Melihat seberapa jauh kemajuan pegawai.
c.
Sebagai data yang dipergunakan untuk mempertimbangkan
apabila terdapat promosi bagi pegawai yang bersangkutan.
3.
Pihak yang Melakukan Penilaian Kinerja Pegawai
Penentuan orang yang melakukan penilaian kinerja
pegawai ini sangatlah penting, jika yang melakukan orang yang tepat maka akan
diperoleh hasil penilaian yang tingkat validitasnya dapat dipercaya. Secara
umum penilaian itu hanya dilakukan oleh pimpinan kepada bawahan. Tetapi menurut
Syarifuddin Alwi (2001 : 190), sebaliknya penilaian ditempuh melalui pendekatan
Top Down (manajer atau supervisor yang menajdi atasan langsung pegawai
yang dinilai) dan pendekatan Upward Appraisal (bawahan terhadap kinerja
pegawai atasan).
Sedangkan Bache (1999 : 240) mengemukakan bahwa sistem
penilaian kinerja pegawai sebaiknya melibatkan juga pegawai yang dinilai.
Dengan kata lain memberi kesempatan bagi seorang pegawai unuk menilai dirinya
sendiri atau menilai kinerja pegawainya sendiri. Penilaian prestasi kerja yang
dilakukan oleh pegawai bersangkutan merasa memiliki tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pihak yang melakukan penilaian kinerja pegawai itu adalah pimpinan itu
sendiri dengan melibatkan pegawai yang berada dalam lingkungan kerja. Hasil
penilaian dari masing-masing pihak itu kemudian digabungkan.
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Menurut Dharma (1995 : 46) hal-hal yang perlu diukur
dalam penilaian kinerja pegawai meliputi 3 hal yaitu :
a.
Kuantitas, yang tergantung pada jumlah yang dihasilkan.
b.
Kualitas, yang tergantung pada mutu yang dihasilkan.
c.
Ketepatan waktu, yang tergantung oleh sesuai tidaknya
dengan waktu yang direncanakan.
Tidak semua kriteria pengukuran kinerja pegawai
dipakai dalam suatu penilaian kinerja pegawai dimana hal ini harus disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang akan dinilai.
Sebagaimana penejelasan di atas bahwa dapat diketahui
beberapa pengukuran kinerja pegawai seorang pegawai adalah semata-mata untuk
mengetahui hasil suatu pekerjaan pegawai yang dapat dilihat dari kualitas hasil
kerja serta kuantitas kerja dan juga ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan
oleh seorang pegawai.
No comments:
Post a Comment