Thursday, January 11, 2018

Caranya Kita Mengenal Bakat Seseorang


Menurut sejarahnya usaha pengenalan bakat itu mula-mula terjadi pada bidang kerja/ jabatan, tetapi kemudian juga dalam bidang pendidikan. Bahkan dewasa ini daam bidang pendidikanlah usaha yang paling banyak dilakukan. Dalam prakteknya hampir semua ahli yang menyusun test untuk mengungkap bakat bertolak dari dasar fikiran analisis factor. Pendapat Guilford yang telah disajikan diatas itu merupakan salah satu contoh dari pola pemikiran yang demikian itu. Apa yang dikemukakan Guilford itu adalah hal (materi) yang ada pada individu, yang diperlukan untuk aktivitas apa saja. Jelasnya, untuk setiap aktifitas diperlukan berfungsinya factor-faktor tersebut. Pemberian nama terhadap berjenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas dalam lapangan apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat bahasa, bakat olahraga, dan sebagainya. Dengan demikian, maka macamnya bakat akan sangat tergantung pada konteks kebudayaan dimana seseorang individu hidup. Mungkin penamaan itu bersangkutan dengan bidang studi, mungkin pula dalam bidang kerja.
Sebenarnya setiap bidang studi atau bidang kerja dibutuhkan berfungsinya lebih dari satu factor bakat saja. Bermacam-macam factor mungkin diperlukan berfungsinya untuk suatu lapangan studi atau lapangan kerja tertentu. Suatu contoh misalnya bakat untuk belajar di Fakultas Teknik akan memerlukan berfungsinya faktor-faktor mengenai bilangan, ruang, berfikir abstrak, bahasa, mekanik, dan mungkin masih banyak lagi. Karena itu ada kecenderungan diantara para ahli sekarang untuk mendasarkan pengukuran bakat itu pada pendapat, bahwa pada setiap sebenarnya terdapat semua faktor-faktor yang diperlukan untuk berbagai macam lapangan, hanya dengan kombinasi, konstelasi, dan intensitas yang berbeda-beda. Karena itu biasanya dilakukan dalam diagnosis tentang bakat adalah membuat urutan (ranking) mengenai berbagai bakat pada setiap individu.
Prosedur yang biasanya ditempuh adalah :
a.    Melakukan analisis jabatan (job-analysis) atau analisis lapangan studi untuk menemukan factor-faktor apa saja yang diperlukan supaya orang dapat berhasil dalam lapangan tersebut.
b.    Dari hasil analisis itu dicabut pencandraan jabatan (job-description) atau pencandraan lapangan studi.
c.    Dari pencandraan jabatan atau pencandraan lapangan studi itu diketahui persyaratan apa yang harus dipenuhi supaya individu dapat lebih berhasil dalam lapangan tersebut.
d.   Dari persyaratan itu sebagai landasan disusun alat pengungkapnya (alat pengungkap bakat), yang biasanya berwujud test.
Dengan jalan fikiran seperti yang digambarkan diatas itulah pada umumnya test bakat itu disusun. Sampai sekarang boleh dikatakan belum ada test bakat yang cukup luas daerah pemakainya (seperti misalnya test inteligensi). Berbagai test bakat yang yang telah ada seperti misalnya F.A.C.T (Flanagan Aptitude Clasification Test) yang disusun oleh Bennet, M-T test (Mathematical and Technical Test) yang disusun oleh Luningprak masih sangat terbatas daerah berlakunya. Hal ini disebabkan karena test bakat sangat terikat kepada konteks kebudayaan dimana test itu disusun, sedangkan macam-macamnya bakat juga terikat kepada konteks kebudayaan dimana klasifikasi bakat itu dibuat.
Berbicara tentang mengenal bakat seseorang. Anak berbakat,  perkembangan motoriknya lebih cepat dibanding anak biasa. Entah dalam  berbicara, berjalan, maupun membaca. Misalnya, umur 9 bulan sudah bisa jalan (normalnya, usia 12,5 bulan). Selain itu, ia juga cepat dalam memegang sesuatu dan membedakan bentuk serta warna. Untuk kemampuan membaca, kadang anak berbakat memperolehnya dari belajar sendiri.
Yaitu dari mengamati dan menghubung-hubungkan. Misalnya dari memperhatikan  lalu-lintas, tv, atau buku.  Anak berbakat juga senang bereksplorasi atau menjajaki. "Jadi, kalau ia mempreteli barang-barang, bukan karena dia nakal tapi karena rasa ingin tahunya".  Tentang rasa ingin tahu yang tinggi ini, memang pada umumnya dimiliki anak kecil. Hanya, pada anak berbakat cara mengamatinya lebih kental dibanding anak-anak biasa. Hal lain yang menjadi karakteristik anak berbakat ialah bicaranya bisa sangat serius. Pertanyaannya sering menggelitik dan tak terduga. Kadang ia tak puas dengan jawaban yang diberikan, sehingga terus berusaha mencari jawaban-jawaban lain. Untuk memahami siswa berbakat, dapat diidentifikasi dari karakteristik yang sering muncul dalam bentuk perilaku sebagai berikut:
      Karakteristik belajar
• Belajar lebih cepat dan lebih mudah
• Menyukai tugas dan tantangan yang kompleks
• Mengetahui banyak hal dimana anak lainya tidak mengetahuinya
• Memiliki kosa kata yang sangat maju, dan kemampuan berbahasa sangat baik
• Sudah dapat membaca pada usia yang sangat awal
• Terampil dalam memecahkan masalah
• Sering mengajukan pertanyaan yang kritis dan tidak teerduga
• Menunukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal


      Karakteristik Motivasi
• Persisten dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi minatnya
• Senang mengerjakan tugas secara independen, hanya sedikit memerlukan pengarahan
• Komitmen kuat pada tugas yang dipilihnya.

     Karaktersitik Kreativitas
• Sensitif terhadap estetika
• Suka bereksperimen, sering menemukan cara baru dalam mengerjakan tugas
• Spontan dalam mengekresikan rasa humor
• Banyak ide ketika menghadapi tantangan/problem

      Karakteristik Sosial-emosional:
• Memiliki rasa percaya diri yang kuat
• Lebih menyukai teman yang lebih tua usianya dan memiliki kesamaan minat
• Cenderung perpfeksionis
• Mudah menyesuiakan diri pada situasi baru

Cara Mengembangkan Bakat

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive