Menurut
sejarahnya usaha pengenalan bakat itu mula-mula terjadi pada bidang kerja/
jabatan, tetapi kemudian juga dalam bidang pendidikan. Bahkan dewasa ini daam
bidang pendidikanlah usaha yang paling banyak dilakukan. Dalam prakteknya
hampir semua ahli yang menyusun test untuk mengungkap bakat bertolak dari dasar
fikiran analisis factor. Pendapat Guilford yang telah disajikan diatas itu
merupakan salah satu contoh dari pola pemikiran yang demikian itu. Apa yang
dikemukakan Guilford itu adalah hal (materi) yang ada pada individu, yang
diperlukan untuk aktivitas apa saja. Jelasnya, untuk setiap aktifitas
diperlukan berfungsinya factor-faktor tersebut. Pemberian nama terhadap
berjenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas dalam lapangan apa bakat
tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat bahasa, bakat olahraga, dan
sebagainya. Dengan demikian, maka macamnya bakat akan sangat tergantung pada
konteks kebudayaan dimana seseorang individu hidup. Mungkin penamaan itu
bersangkutan dengan bidang studi, mungkin pula dalam bidang kerja.
Sebenarnya
setiap bidang studi atau bidang kerja dibutuhkan berfungsinya lebih dari satu
factor bakat saja. Bermacam-macam factor mungkin diperlukan berfungsinya untuk
suatu lapangan studi atau lapangan kerja tertentu. Suatu contoh misalnya bakat
untuk belajar di Fakultas Teknik akan memerlukan berfungsinya faktor-faktor
mengenai bilangan, ruang, berfikir abstrak, bahasa, mekanik, dan mungkin masih
banyak lagi. Karena itu ada kecenderungan diantara para ahli sekarang untuk
mendasarkan pengukuran bakat itu pada pendapat, bahwa pada setiap sebenarnya
terdapat semua faktor-faktor yang diperlukan untuk berbagai macam lapangan,
hanya dengan kombinasi, konstelasi, dan intensitas yang berbeda-beda. Karena
itu biasanya dilakukan dalam diagnosis tentang bakat adalah membuat urutan
(ranking) mengenai berbagai bakat pada setiap individu.
Prosedur yang biasanya ditempuh
adalah :
a.
Melakukan analisis jabatan (job-analysis) atau
analisis lapangan studi untuk menemukan factor-faktor apa saja yang diperlukan
supaya orang dapat berhasil dalam lapangan tersebut.
b.
Dari hasil analisis itu dicabut pencandraan
jabatan (job-description) atau pencandraan lapangan studi.
c.
Dari pencandraan jabatan atau pencandraan
lapangan studi itu diketahui persyaratan apa yang harus dipenuhi supaya
individu dapat lebih berhasil dalam lapangan tersebut.
d.
Dari persyaratan itu sebagai landasan disusun
alat pengungkapnya (alat pengungkap bakat), yang biasanya berwujud test.
Dengan jalan
fikiran seperti yang digambarkan diatas itulah pada umumnya test bakat itu disusun.
Sampai sekarang boleh dikatakan belum ada test bakat yang cukup luas daerah
pemakainya (seperti misalnya test inteligensi). Berbagai test bakat yang yang
telah ada seperti misalnya F.A.C.T (Flanagan Aptitude Clasification Test) yang
disusun oleh Bennet, M-T test (Mathematical and Technical Test) yang disusun
oleh Luningprak masih sangat terbatas daerah berlakunya. Hal ini disebabkan
karena test bakat sangat terikat kepada konteks kebudayaan dimana test itu
disusun, sedangkan macam-macamnya bakat juga terikat kepada konteks kebudayaan
dimana klasifikasi bakat itu dibuat.
Berbicara
tentang mengenal bakat seseorang. Anak berbakat, perkembangan motoriknya
lebih cepat dibanding anak biasa. Entah dalam berbicara, berjalan, maupun
membaca. Misalnya, umur 9 bulan sudah bisa jalan (normalnya, usia 12,5 bulan).
Selain itu, ia juga cepat dalam memegang sesuatu dan membedakan bentuk serta
warna. Untuk kemampuan membaca, kadang anak berbakat memperolehnya dari belajar
sendiri.
Yaitu dari
mengamati dan menghubung-hubungkan. Misalnya dari memperhatikan
lalu-lintas, tv, atau buku. Anak berbakat juga senang bereksplorasi atau
menjajaki. "Jadi, kalau ia mempreteli barang-barang, bukan karena dia
nakal tapi karena rasa ingin tahunya". Tentang rasa ingin tahu yang
tinggi ini, memang pada umumnya dimiliki anak kecil. Hanya, pada anak berbakat
cara mengamatinya lebih kental dibanding anak-anak biasa. Hal lain yang menjadi
karakteristik anak berbakat ialah bicaranya bisa sangat serius. Pertanyaannya
sering menggelitik dan tak terduga. Kadang ia tak puas dengan jawaban yang
diberikan, sehingga terus berusaha mencari jawaban-jawaban lain. Untuk memahami
siswa berbakat, dapat diidentifikasi dari karakteristik yang sering muncul
dalam bentuk perilaku sebagai berikut:
Karakteristik belajar
• Belajar lebih cepat dan lebih
mudah
• Menyukai tugas dan tantangan
yang kompleks
• Mengetahui banyak hal dimana
anak lainya tidak mengetahuinya
• Memiliki kosa kata yang sangat
maju, dan kemampuan berbahasa sangat baik
• Sudah dapat membaca pada usia
yang sangat awal
• Terampil dalam memecahkan
masalah
• Sering mengajukan pertanyaan
yang kritis dan tidak teerduga
• Menunukkan rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap banyak hal
Karakteristik Motivasi
• Persisten dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang menjadi minatnya
• Senang mengerjakan tugas secara
independen, hanya sedikit memerlukan pengarahan
• Komitmen kuat pada tugas yang
dipilihnya.
Karaktersitik Kreativitas
• Sensitif terhadap estetika
• Suka bereksperimen, sering
menemukan cara baru dalam mengerjakan tugas
• Spontan dalam mengekresikan
rasa humor
• Banyak ide ketika menghadapi
tantangan/problem
Karakteristik Sosial-emosional:
• Memiliki rasa percaya diri yang
kuat
• Lebih menyukai teman yang lebih
tua usianya dan memiliki kesamaan minat
• Cenderung perpfeksionis
• Mudah menyesuiakan diri pada
situasi baruCara Mengembangkan Bakat
No comments:
Post a Comment