BAB
I
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi
individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang
mandiri,bertanggungjawab,kreatif,berilmu,sehat dan berakhlak mulia baik dilihat
dari aspek jasmani maupun ruhani.Manusia yang berakhlak mulia,yang memiliki
moralitas tinggi sangat dituntut untuk dibentuk atau dibangun.Bangsa Indonesia
tidak hanya sekedar memancarkan kemilau pentingnya pendidikan,melainkan
bagaimana bangsa Indonesia mampu merealisasikan konsep pendidikan dengan cara
pembinaan,pelatihan dan pemberdayaan SDM Indonesia secara berkelanjutan dan merata.Ini
sejalan dengan Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang mengatakan
bahwa tujuan pendidikan adalah “... agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak
mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab”.
Melihat kondisi
sekarang dan akan datang,ketersediaan SDM yang berkarakter merupakan kebutuhan
yang amat vital.Ini dilakukan untuk mempersiapkan tantangan global dan daya
saing bangsa.Memang tidak mudah untuk menghasilkan SDM yang tertuang dalam UU
tersebut.Persoalannya adalah hingga saat ini SDM Indonesia masih belum
mencerminkan cita-cita pendidikan yang diharapkan.Misalnya untuk kasus-kasus
aktual,masih banyak ditemukan siswa yang menyontek di kala sedang menghadapi
ujian,bersikap malas,tawuran antar sesama siswa,melakukan pergaulan
bebas,terlibat narkoba,dan lain-lain.Di sisi lain,ditemukan guru,pendidik yang
senantiasa memberikan contoh-contoh baik ke siswanya,juga tidak kalah
mentalnya.Misalnya guru tidak jarang melakukan kecurangan-kecurangan dalam
sertifikasi dan dalam Ujian Nasional (UN).kondisi ini terus terang sangat memiluksn
dan menghawatirkan bagi bangsa Indonesia yang telah merdeka sejak tahun 1945.Memang
masalah ini tidak dapat digeneralisir,namun setidaknya ini fakta yang tidak
boleh diabaikan karena kita tidak menginginkan anak bangsa kita kelak menjadi
manusia yang tidak bermoral sebagaiman saat ini sering kita melihat tayangan TV
yang mempertontonkan berita-berita seperti
pencurian,perampokan,pemerkosaan,korupsi,dan penculikan yang dilakukan tidak
hanya oleh orang-orang dewasa,tapi juga oleh anak-anak usia belasan.
Mencermati hal ini,saya
mencoba memberikan beberapa gagasan untuk penguatan mutu karakter SDM sehingga
mampu membentuk pribadi yang kuat dan tangguh.Pembahasan ini akan mengacu pada
peran pendidikan,terutama pendidik sebagai kunci keberhasilanimplementasi pendidikan
karakter di sekolah dan lingkungan baik keluarga
maupun masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pendidikn
merupakan hal terpenting untuk membentuk kepribadian.Pendidikan itu tidak
selalu berasal dari pendidikan formal seperti sekolah atau pergiruan tinggi.Pendidikan
informal dan non formalpun memiliki peran yang sama untuk membentuk
kepribadian,terutama anak atau peserta didik.Dalam UU Sisdiknas No.20 tahun
2003 kita dapat melihat ketiga perbedaan model lembaga pendidikan tersebut.Dikatakan
bahwa Pendidikan Formal adalah jalur
pendidikan yang berstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar,pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Sementara Perndidikan Non Formal adalah
jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.Satuan Pendidikan
Non Formal terdiri atas lembaga kursus,lembaga pelatihan,kelompok
belajar,pusat kegiatan belajar masyarakat,dan majelis taaklim,serta satuan
pendidikan yang sejenis.Sedangkan Pendidikan
Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.Kegiatan
Pendidikan In Formal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan dalam bentuk
kegiatan secara mandiri.
Memperhatikan ketiga
jenis pendidikan di atas,ada kecenderungan bahwa pendidikan formal,pendidikan
informal dan pendidikan non formal yang selama ini berjalan terpisah satu
dengan yang lainnya.Mereka tidak saling mendukung untuk peningkatan pembentukan
kepribadianpeserta didik.Setiap lembaga pendidikan tersebut berjalan
masing-masing sehingga yang terjadi sekarang adalah pembentukan pribadi peserta
didik menjadi parsial.misalnya anak bersikap baik di rumah,namun ketika keluar
rumah atau berada di sekolah ia melakukan perkelahian antar pelajar,memiliki
keterkaitan bergaul dengan WTS atau melakukan perampokan.Sikap-sikap seperti
ini merupakan bagian dari penyimpangan moralitas dan perilaku sosial pelajar (Suyanto dan Hisyam,2000:194)
Oleh karena itu,ke
depan dalam rangka membangun dan melakukan penguatan peserta didik perlu
menyinergiskan ketiga komponen lembaga pendidikan.Upaya yang tepat dilakukan
salah satunya adalah pendidik dan orang tua berkumpul bersama mencoba memahami
gejala-gejala anak pada fase negatif,yang meliputi keinginan untuk
menyendiri,kurang kemauan untuk bekerja,mengalami kejenuhan,ada rasa
kegelisahan,ada pertentangan sosial,ada kepekaan emosional,kurang percaya
diri,mulai timbul minat pada lawan jenis,adanya perasaan malu yang
berlebihan,dan kesukaan berkhayal (Mappiare
dalam Suyanto dan Hisyam,2000: 186-87).
Dengan mempelajari
gejala-gejala negatif yang dimiliki anak remaja pada umumnya,orang tua dan
pendidik akan dapat menyadari dan melakukan upaya perbaikan perlakuan sikap
terhadap anak dalam proses pendidikan formal,non formal dan informal.
Pendidikan informal bagi integrasi bangsa
salah satu faktor terpenting karena pendidikan informal (keluarga) akan
membentuk sikap yang melekat bagi diri Seorang anak . seorang anak yang
berkepribadian otomatis akan membentuk
keluarga yang berkepribadian juga dan akan secara pengaruh membentuk negara yang berkepribadian dan
berakar pada unsur kesatuan bangsa. Disinilah keluarga memegang peranan penting
bagi integrasi bangsa.
Bab
III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Pendidikan merupakan
hal terpenting untuk membentuk kepribadian.Pendidikan itu tidak selalu berasal
dari pendidikan formal seperti sekolah atau pergiruan tinggi.Pendidikan
informal dan non formalpun memiliki peran yang sama untuk membentuk
kepribadian,terutama anak atau peserta didik.
Pendidikan informal
bagi integrasi bangsa salah satu faktor terpenting karena pendidikan informal
(keluarga) akan membentuk sikap yang melekat bagi diri Seorang anak . seorang
anak yang berkepribadian otomatis akan
membentuk keluarga yang berkepribadian juga dan akan secara pengaruh membentuk negara yang berkepribadian dan
berakar pada unsur kesatuan bangsa. Disinilah keluarga memegang peranan penting
bagi integrasi bangsa.
Dengan demikian kita
sebagai pendidik yang akan mencetak para generasi bangsa sebaiknya memberikan
arahan pendidikan bukan hanay di sekolah tetapi juga pendidikan keluarga
sehingga para orang tua seyogyanya memberikan pendidikan kpada anak aadalah
pendidikan yang bermakna dan berkharakter sehingga akan memberikan kontribusi
besar bagi bangsa dan Negara dalam
memberikan benih- benih persatuan dan kesatuan bangsa.
Saran
Dengan rendah hati kami
merasa banayk kekurangan dalam pengembangan materi pengaruh pendidikan keluarga
bagi integrasi bangsa oleh karena itu saran dan kritik yang membangun bagi
semua pembaca agar bersama-sama memberikan pendidikan yang baik karena pendidikan
akan berlaku seumur hidup bagi kelangsungan seorang anak didik, dan demi kesempurnaan penulisan
di kemudian hari.
No comments:
Post a Comment