Friday, December 31, 2021

Bagaimana pergerakan virus di paru-paru?

 

Bagaimana pergerakan virus di paru-paru?

Virus sepertinya mulai bergerak dari wilayah pinggiran kedua belah paru-paru, dan mungkin butuh waktu untuk naik ke saluran pernafasan atas, trakea dan pusat pernafasan lainnya.  Pola ini membantu menjelaskan kenapa di Wuhan, banyak kasus yang tidak bisa diidentifikasi pada awalnya.

 

Proses pengetesan awal di berbagai RS di Tiongkok tidak selalu bisa mendeteksi infeksi di sisi luar paru-paru, sehingga biasanya orang yang menunjukan gejala disuruh pulang tanpa diberikan perawatan. Dan terkadang, mereka tidak merasa cukup sakit untuk mencari perawatan, dan tetap tinggal di rumah. Mereka inilah yang kemudian menulari anggota keluarganya. Ini salah satu alasan kenapa penyebarannya menjadi luas.

 

Sebuah studi menemukan bahwa lebih dari 50% pasien yang diteliti, yakni 121 pasien, di Tiongkok, mempunyai hasil CT Scan yang normal pada awal mereka sakit.  Begitu sakitnya mulai parah, CT Scan mulai menunjukan gambar seperti “pecahan kaca buram”, semacam selaput asap yang menutupi beberapa bagian paru-paru. Ini merupakan tanda-tanda infeksi. Selaput ini bisa tersebar di berbagai wilayah paru-paru, dan menebal di wilayah yang parah, sehingga muncul pola “tempelan acak” dalam hasil pemindaian.

Apakah hanya paru-paru yang terdampak?

Tidak juga. Infeksi bisa menyebar melalui membran mukus, dari hidung sampai ke anus. Jadi, walaupun sepertinya virus menyerang paru-paru, tetapi virus juga bisa menginfeksi saluran pencernaan. Inilah kenapa beberapa pasien menunjukan gejala pencernaan seperti diare atau sembelit. Virus ini juga bisa masuk ke dalam darah. Akan tetapi, walaupun ditemukan RNA dari virus ini dalam darah dan kotoran, belum dapat dijelaskan apakah virus akan dapat bertahan lama dalam darah ataupun kotoran.

 

Sum-sum tulang belakang dan organ tubuh lain, seperti hati bisa membengkak juga. Selain itu, bisa terjadi pembengkakan di pembuluh darah kapiler, seperti yang terjadi pada penyakit SARS di tahun 2002 dan 2003.

 

Pada akhirnya, virus akan masuk ke organ tubuh seperti jantung, ginjal, hati dan bisa menyebabkan kerusakan langsung pada organ tubuh tersebut. Dan saat sistem imunitas tubuh tengah berperang keras melawan virus, organ-organ tubuh ini dapat mengalami kegagalan fungsi.

 

Hasilnya, pasien bisa mengalami kerusakan organ tubuh tidak hanya karena virus, tetapi juga karena sistem imunitas badan mereka menyerang sel-sel tubuh yang sehat saat peperangan berlangsung.

 

Ahli masih belum mendokumentasikan apakah virus juga menyerang otak. Tetapi ahli yang mempelajari SARS telah melaporkan beberapa bukti bahwa virus SARS bisa menginfeksi otak pada beberapa pasien. Melihat kesamaan antara SARS dan SARS-CoV-2, ada sebuah jurnal di Jurnal Kedokteran Virologi yang mengatakan bahwa virus baru ini mungkin bisa menyerang sistem syaraf.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive