1. Pembelajaran matematika di taman
kanak-kanak menurut (NCTM) tidak terlepas dari 2 hal penting yaitu: Content / materi dan proses. Ada 5
konten pembelajaran matematika menurut NCTM mencakup bidang-bidang pengetahuan
tentang bilangan, aljabar, geometri, pengukuran dan probabilitas / analisis
data.
2. Tahap
Perkembangan anak dalam pengembangan matematika untuk anak usia dini
a.
Tahap Sensorimotor (0 – 2 tahun)
Tahap
sensorimotor ini ada pada usia antara 0 – 2 tahun, mulai pada masa bayi ketika
ia menggunakan pengindraan dan aktivitas motorik dalam mengenal lingkungannya.
Pada masa ini biasanya bayi keberadaannya masih terikat kepada orang lain
bahkan tidak rdaya, akan tetapi alat-alat inderanya sudah dapat
berfungsi.
b.
Tahap Praoperasional (2 – 7 tahun)
Dikatakan
praoperasional karena pada tahap ini anak belum memahami pengertian operasional
yaitu proses interaksi suatu aktivitas mental, dimana prosesnya bisa kembali
pada titik awal berfikir secara logis. Manipulasi simbol merupakan
karakteristik esensial dari tahapan ini. Hal ini sering dimanefestasikan dalam
peniruan tertunda, tetapi perkembangan bahasanya sudah sangat pesat, kemampuan
anak menggunakan gambar simbolik dalam berfikir, memecahkan masalah, dan
aktivitas bermain kreatif akan meningkat lebih jauh dalam beberapa tahun
berikutnya. Sekalipun demikian, pemikiran pada tahap praoperasional terbatas
dalam beberapa hal penting.
c.
Tahap Operasional Konkrit (7 – 11 Tahun)
Tahap
operasional konkrit dapat digambarkan pada terjadinya perubahan positif
ciri-ciri negatif tahap preoprasional, seperti dalam cara berfikir egosentris
pada tahap operasional konkrit menjadi berkurang, ditandainya oleh desentrasi
yang benar, artinya anak mampu memperlihatkan lebih dari satu dimensi secara
serempak dan juga untuk menghubungkan dimensi-dimensi itu satu sama lain.
d.
Operasional Formal ( 11 – 16 tahun)
Pada
tahap operasional formal anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat atau
didengar ataupun pada masalah yang dekat, tetapi sudah dapat membayangkan
masalah dalam fikiran dan pengembangan hipotesis secara logis. Sebagai contoh,
jika A < B dan B < C, maka A < C. Logika seperti ini tidak dapat
dilakukan oleh anak pada tahap sebelumnya.
3. Model
Pengembangan Matematika
a. Bermain
Estimasi (Memperkirakan)
Anak diharapkan
dapat memiliki kemampuan memperkirakan (estimasi) sesuatu misalnya perkiraan
terhadap waktu, luas jumlah ataupun ruang. Selain itu anak terlatih untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan yan akan dihadapi.
– Perkiraan
waktu misalnya:
• Berapa hari
biji tumbuh?
• Berapa lama
kita makan?
• Berapa lama
anak dapat memantulkan bola?
• Berapa
ketukan gambarnya selesai?
– Perkiraan
luas, misalnya: berapa keping untuk menutupi meja?
– Perkiraan
jumlah, misalnya: berapa jumlah ikan yang ada dalam aquarium?
– Perkiraan
ruang, misalnya: berapa anak bergandengan untuk dapat mengelilingi kelas ini?
b. Bermain
Statistika
Anak diharapkan dapat
memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan-perbedaan dalam jumlah dan
perbandingan dari hasil pengamatan terhadap suatu objek (dalam bentuk visual)..
No comments:
Post a Comment