Mengapa beberapa orang bisa sangat parah,
tetapi kebanyakan yang lainnya tidak?
Sekitar 80% orang yang terinfeksi mengalami
gejala yang cukup ringan. Tetapi 20% mengalami gejala yang serius, dan sekitar
2% psien di Tiongkok, meninggal dunia. Ini sepertinya tergantung seberapa
kuatnya sistem imunitas orang yang terinfeksi tersebut. Lansia atau orang yang
punya masalah kesehatan seperti diabetes atau penyakit kronis lainnya,
kemungkinan besar akan mengalami gejala yang lebih berat.
Sebuah pengujian patologi dilakukan pada dua
orang yang masuk RS di Wuhan pada bulan Januari untuk operasi kanker paru-paru
mereka namun meninggal dunia. Saat dilakukan otopsi, ternyata mereka terinfeksi
koronavirusi, karena kanker paru-paru yang mereka idap masih terlalu dini untuk
berakibat fatal. Salah satu pasien adalah perempuan berusia 84 tahun yang
mengidap diabetes, meninggal karena pnemonia yang disebabkan oleh virus ini.
Pasien lainnya, laki-laki usia 73 tahun yang kelihatannya sehat, dengan kondisi
darah tinggi, menjalani operasi pembuangan kankernya dengan sukses dan selesai
berobat dari RS, namun 9 hari kemudian kembali karena demam dan batuk. Pasien
ini kelihatannya terinfeksi koronavirus di rumah sakit, karena setelah itu
ditemukan bahwa pasien lain yang ditaruh di ruang pemulihan operasi yang sama
ternyata terinfeksi juga..
Pasien dengan kondisi parah seperti ini dapat
sembuh hanya dengan perawatan dan dukungan yang intensif – cairan infus,
dukungan alat pernafasan, dan perawatan lainnya, sehingga mereka bisa bertahan
melalui gejala berat yang dialami saat imunitas tubuh berperang melawan
koronavirus.
Para peneliti di Stanford University, Amerika
Serikat menemukan sepertiga dari pasien kasus COVID-19 ringan memiliki gejala
yang memengaruhi sistem pencernaan.
Studi baru-baru ini yang diterbitkan oleh para
peneliti di Beijing, Tiongkok menemukan di antara 3 hingga 79 persen orang
dengan COVID-19 mengalami gejala gastrointestinal.
Penelitian tersebut menemukan gejala
muntah-muntah sering terjadi pada pasien virus corona usia anak-anak.
Sementara itu, kehilangan selera makan juga
menjadi gejala yang dilaporkan para ahli. Menurut penelitian yang sama dari
Beijing, sekitar 39,9 persen hingga 50,2 persen orang yang terkena virus corona
mengalami gejala kehilangan nafsu makan.
Menurut dr. Devia Irine Putri, kasus virus corona dengan gejala terganggunya
saluran pencernaan memang bisa terjadi.
Mungkin ini adalah suatu hal yang baru,
nyatanya virus mematikan tersebut bisa masuk lewat reseptor tertentu.
"Virus corona bisa masuk ke saluran
pencernaan lewat reseptor tertentu, yaitu ACE2. Jadi, bisa menginfeksi saluran
cerna dan virus bisa positif ditemukan di feses lewat cek feses," ungkap
dr. Devia.
Kenyataan ini membuat daftar panjang gejala
dari COVID-19. Kalau Anda merasa selama ini gejalanya hanya yang berhubungan
dengan saluran pernapasan, salah besar!
Masalah pencernaan juga bisa menjadi hal serius
terkait terpapar virus corona atau tidak. Untuk itu, jangan sepelekan diare,
kehilangan nafsu makan, dan muntah yang terjadi secara tiba-tiba.
No comments:
Post a Comment