Friday, December 31, 2021

Mengapa beberapa orang bisa sangat parah, tetapi kebanyakan yang lainnya tidak?

 

Mengapa beberapa orang bisa sangat parah, tetapi kebanyakan yang lainnya tidak?

Sekitar 80% orang yang terinfeksi mengalami gejala yang cukup ringan. Tetapi 20% mengalami gejala yang serius, dan sekitar 2% psien di Tiongkok, meninggal dunia. Ini sepertinya tergantung seberapa kuatnya sistem imunitas orang yang terinfeksi tersebut. Lansia atau orang yang punya masalah kesehatan seperti diabetes atau penyakit kronis lainnya, kemungkinan besar akan mengalami gejala yang lebih berat.

Sebuah pengujian patologi dilakukan pada dua orang yang masuk RS di Wuhan pada bulan Januari untuk operasi kanker paru-paru mereka namun meninggal dunia. Saat dilakukan otopsi, ternyata mereka terinfeksi koronavirusi, karena kanker paru-paru yang mereka idap masih terlalu dini untuk berakibat fatal. Salah satu pasien adalah perempuan berusia 84 tahun yang mengidap diabetes, meninggal karena pnemonia yang disebabkan oleh virus ini. Pasien lainnya, laki-laki usia 73 tahun yang kelihatannya sehat, dengan kondisi darah tinggi, menjalani operasi pembuangan kankernya dengan sukses dan selesai berobat dari RS, namun 9 hari kemudian kembali karena demam dan batuk. Pasien ini kelihatannya terinfeksi koronavirus di rumah sakit, karena setelah itu ditemukan bahwa pasien lain yang ditaruh di ruang pemulihan operasi yang sama ternyata terinfeksi juga..

Pasien dengan kondisi parah seperti ini dapat sembuh hanya dengan perawatan dan dukungan yang intensif – cairan infus, dukungan alat pernafasan, dan perawatan lainnya, sehingga mereka bisa bertahan melalui gejala berat yang dialami saat imunitas tubuh berperang melawan koronavirus.

 

Para peneliti di Stanford University, Amerika Serikat menemukan sepertiga dari pasien kasus COVID-19 ringan memiliki gejala yang memengaruhi sistem pencernaan.

Studi baru-baru ini yang diterbitkan oleh para peneliti di Beijing, Tiongkok menemukan di antara 3 hingga 79 persen orang dengan COVID-19 mengalami gejala gastrointestinal.

Penelitian tersebut menemukan gejala muntah-muntah sering terjadi pada pasien virus corona usia anak-anak.

Sementara itu, kehilangan selera makan juga menjadi gejala yang dilaporkan para ahli. Menurut penelitian yang sama dari Beijing, sekitar 39,9 persen hingga 50,2 persen orang yang terkena virus corona mengalami gejala kehilangan nafsu makan.

Menurut dr. Devia Irine Putri, kasus virus corona dengan gejala terganggunya saluran pencernaan memang bisa terjadi.

Mungkin ini adalah suatu hal yang baru, nyatanya virus mematikan tersebut bisa masuk lewat reseptor tertentu.

"Virus corona bisa masuk ke saluran pencernaan lewat reseptor tertentu, yaitu ACE2. Jadi, bisa menginfeksi saluran cerna dan virus bisa positif ditemukan di feses lewat cek feses," ungkap dr. Devia.

Kenyataan ini membuat daftar panjang gejala dari COVID-19. Kalau Anda merasa selama ini gejalanya hanya yang berhubungan dengan saluran pernapasan, salah besar!

Masalah pencernaan juga bisa menjadi hal serius terkait terpapar virus corona atau tidak. Untuk itu, jangan sepelekan diare, kehilangan nafsu makan, dan muntah yang terjadi secara tiba-tiba.


 

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive