Usia dini merupakan masa emas untuk
perkembangan. Anak usia dini memiliki potensi yang masih harus dikembangkan.
Mereka memiliki karakteristik tertentu yang khas dan unik, selalu aktif,
dinamis, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, selalu bereksplorasi dan
belajar. Pendidikan anak usia dini meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan
pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat
bereksplorasi terhadap lingkungannya secara berulang-ulang dan melibatkan
seluruh potensi dan kecerdasan anak (Sujiono, 2009:7). Kecerdasan anak tidak
hanya dapat diukur dari kepandaian intelektualnya saja, namun anak dikatakan
cerdas apabila dapat menunjukkan satu atau dua kemampuan yang menjadi
keunggulannya (Sujiono, 2009:176).
Ciri terakhir menjadi identifikasi yang
kuat bahwa seorang anak usia pra sekolah sedang melakukan kegiatan bermain.
Batasan bermain sangat penting untuk dipahami karena berfungsi sebagai
parameter bagi seorang pendidik dalam menentukan sejauh mana aktivitas yang
dilakukan anak. Ada dua ciri lagi dari kegiatan bermain yaitu, bebas dari
aturan-aturan yang ditetapkan dari luar dan keterlibatan secara aktif dari
bermain.
Menurut Catron dan Allen dalam Sujiono
(2009:145) pada dasarnya bermain memiliki tujuan utama yakni memelihara
perkembangan atau pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan bermain
yang kreatif, interaktif dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak.
Penekanan dari bermain adalah perkembangan kreativitas dari anak-anak. Semua
anak usia dini memiliki potensi kreatif tetapi perkembangan kreativitas sangat
individual dan bervariasi antar anak yang satu dengan anak lainnya.
Dengan melakukan kegiatan bermain akan dapat pula meningkatkan kecerdasan anak
seperti kecerdasan kinestetik dan kecerdasan interpersonal.
No comments:
Post a Comment