Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses
belajar mengajar. Istilah media
merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar
(Azhar Arsyad, 2004).
Olson dalam Yusufhadi
Miarso (2004), mendefinisikan medium sebagai teknologi untuk menyajikan, merekam,
membagi, dan mendistribusikan simbol melalui
rangsangan indera tertentu, disertai penstrukturan informasi. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung di artikan sebagai alat-alat
grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal (Gerlach & Ely, dalam Azhar Arsyad, 2004).
Pada pembahasan tentang
media, istilah media pendidikan dan media pembelajaran pada beberapa literatur
menunjukkan makna yang sama dan dapat digunakan
secara bergantian (Yusufhadi Miarso, 2004). Gagne dalam Yusufhadi Miarso (2004), menyatakan bahwa media pendidikan adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Briggs mengemukakan bahwa
media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsangan bagi si belajar agar proses belajar
terjadi. Selanjutnya Yusufhadi Miarso (2004) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan
terkendali.
Secara umum, media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai
berikut (Yusufhadi Miarso, 2004) :
a. Media mampu
memberikan rangsangan yang bervariasi kepada
otak, sehingga otak dapat
berfungsi secara optimal.
b.
Media dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.
c.
Media dapat
melampaui batas ruang kelas.
e.
Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukan bisa bersama-sama diarahkan
kepada hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.
f.
Membangkitkan keinginan dan minat baru.
g. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
h. Media memberikan pengalaman yang integral (menyeluruh) dari sesuatu yang kongkrit maupun abstrak. Sebuah film atau serangkaian foto dapat memberikan imajinasi yang kongkret tentang wujud, ukuran, lokasi, dan sebagainya.
i.
Media memberikan kesempatan untuk
belajar mandiri, pada tempat, waktu serta kecepatan yang ditentukan
sendiri.
j.
Media meningkatkan kemampuan
keterbacaan baru (new literacy) yaitu kemampuan
untuk membedakan dan menafsirkan objek, tindakan, dan lambang
yang tampak, baik yang dialami maupun buatan manusia yang terdapat
dalam lingkungan.
k.
Media mampu meningkatkan efek
sosialisasi, yaitu dengan meningkatkan kesadaran akan dunia sekitar.
l.
Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri siswa maupun
guru.
Perkembangan media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Berdasarkan perkembangan teknologi. Menurut Ashby (dalam
Yusufhadi Miarso, 2004) perkembangan media telah menimbulkan empat kali revolusi
dunia pendidikan. Seels dan Richey (dalam Azhar Arsyad, 2004) membagi media pembelajaran dalam empat kelompok, yaitu:
a.
Media hasil teknologi cetak
b. Media hasil teknologi audio-visual
c. Media hasil teknologi berbasis komputer
d. Media hasil teknologi gabungan
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001:2) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses
belajar siswa dalam pembelajaran yang pada
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Alasannya berkenaan dengan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa
yakni :
a.
Pembelajaran akan lebih menarik
perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar,
b.
Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga akan lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran lebih baik,
c.
Metode mengajar akan lebih bervariasi,
No comments:
Post a Comment