Bahasa merupakan suatu interpretasi dari diri seseorang. Dalam
kehidupannya setiap manusia menggunakan bahasa untuk proses komunikasi. Secara
harfiah bahasa merupakan suatu bentuk ungkapan komunikasi dalam setiap
pertuturan. Proses komunikasi akan lancar apabila dalam proses itu menggunakan
bahasa yang sesuai dengan konteks dari siapa yang berbicara, lawan bicara dan
konteks keadaan percakapan. Proses komunikasi dilakukan setiap orang untuk
menghasilkan tujuan dari topik yang dibicarakan. Suatu proses komunikasi akan
berlangsung dengan lancar apabila dalam situasi itu komponen komunikasi
memiliki bahasa-bahasa yang dianggap menjadi pendekat satu sama lain.
Sebagai sebuah langue, bahasa mempunyai sistem dan subsistem
yang dipahami sama oleh semua penutur bahasa itu. Oleh karena penutur bahasa
tersebut, meski berada dalam masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia
yang homogen, maka wujud bahasa yang konkret, yang disebut parole, menjadi
tidak seragam. Terjadinya keragaman bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para
penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial
yang mereka lakukan sangat beragam.
Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbedabeda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa
yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise
tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah
(karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam
surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi. Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan
fonem sebagai unsur dasar.
Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata dan
lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah
suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan
ide. Ciri-ciri ragam bahasa lisan, di antaranya. a. memerlukan kehadiran orang
lain; b. unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap; c. terikat ruang dan
waktu; dan d. dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Kelebihan ragam bahasa
lisan, yaitu: a. dapat disesuaikan dengan situasi; b. faktor efsiensi; c.
faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan gerak
anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik
dan gerak-gerak pembicara; d. faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi
pendengar terhadap apa yang dibicarakannya; dan e. lebih bebas bentuknya karena
faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi
audit, visual dan kognitif.
Kelemahan ragam bahasa lisan, yaitu: a. bahasa lisan berisi beberapa
kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frasefrase sederhana; b. penutur sering
mengulangi beberapa kalimat; c. tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan;
dan d. aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal. Ragam bahasa tulis
adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan. Dengan huruf sebagai
unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan
dan kosakata.
Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita tuntut adanya
kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan
pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide. Ciri-ciri ragam bahasa tulis, tidak memerlukan kehadiran
orang lain, unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap, tidak terikat ruang dan
waktu, dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan. Kelebihan ragam bahasa tulis, di
antaranya informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media
atau materi yang menarik dan menyenangkan serta umumnya memiliki kedekatan
budaya dengan kehidupan masyarakat.
Sebagai sarana memperkaya kosakata dapat digunakan untuk
menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi
sehingga mampu menambah wawasan pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis, yaitu: a. alat atau sarana yang
memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa
tulisan harus disusun lebih sempurna; b. tidak mampu menyajikan berita secara
lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang
dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual; dan c. yang tidak ada
dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam
bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Ragam bahasa fungsional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan
profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam
fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya. Ragam bahasa
menurut pemakainya bahasa bisa dilihat dari segi subjek cerita, medium atau
sarana, dan sipat interfelasi bahasa. Dilihat dari subjek penuturnya ada ragam
bahasa kita semuanya yang sering dipakai sehari-hari dan ragam bahasa oleh kita
semua yang dipakai khusus dalam bidang jurnalistik, keilmuan, sastra, dan
agama.
Dilihat dari medium pemakaiannya ada ragam bahasa lisan yang sering
dipakai dalam percakapan atau pidato, ada ragam bahasa tulis yang dipakai dalam
surat, koran, majalah dan buku. Ragam bahasa menurut sarana ada ragam bahasa
lisan dan ragam bahasa tulisan. Ragam bahasa lisan merupakan ragam bahasa yang
diucapkan oleh medium lisan, ditandai oleh pengulangan-pengulangan, jenis jeda.
Sedangkan ragam bahasa tulisan merupakan bahasa sekunder setelah bahasa lisan
yang merupakan bahasa primer.
Bahasa Sunda lahir bersamaan dengan lahirnya masyarakat Sunda dengan
budayanya. Dalam perkembangannya, bahasa Sunda mempunyai aneka ragam bahasa.
Ragam bahasa Sunda menurut jenis pemakaiannya bisa dilihat dari segi subjek
cerita, medium atau sarana, serta sipat interferensinya. Dilihat dari subjek
ceritanya ada ragam bahasa umum yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan
ragam bahasa kita yang dipakai khusus dalam bidang jurnalistik, keilmuan
sastra, dan agama. Dilihat dari medium digunakannya ada ragam bahasa lisan dan
ragam bahasa tulisan.
Dilihat dari segi interferensi, ada ragam bahasa Sunda dan bukan
ragam bahasa Sunda. Hal ini mengandung arti bahwa masyarakat Sunda tidak
menerima pengaruh dari bahasa lainnya. Diresap dari unsur lainnya sangat
diperbolehkan, khususnya dari unsur bahasa baru bahasa Indonesia yang semakin
popular dan dalam bahasa yang belum ada terjemahannya.
Ragam bahasa yang dipengaruhi oleh latar yaitu, bisa di rumah, di
masyarakat, atau di kantor. Ragam bahasa Sunda paling banyak digunakan di
rumah, di pakai di masyarakat dan di komunikasikan di kantor. Dari segi
pemakaiannya, ragam bahasa dipengaruhi oleh adanya pengaruh daerah, pengaruh
pendidikan dan pengaruh sikap pemakainya. Dilihat dari pengaruh pendidikan,
ragam basa bisa dibagi menjadi tiga jenis yaitu (1) bahasa sehari-hari, (2)
bahasa ilmu pengetahuan, dan (3) bahasa kesastraan.
Pertama, bahasa Sunda sehari-hari yaitu bahasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari diucapkan secara lisan, suasananya bisa resmi bisa juga
tidak resmi. Baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan
masyarakatnya. Bahasa sehari-hari yang khusus digunakan oleh seseorang disebut
idiolek/parole, yang digunakan oleh lingkungan masyarakat yang jelas disebut
dialek sosial (sosiolek), yang dipakai di lingkungan daerah yang jelas disebut
dialek wewengkon (dialek geografis), yang dipakai menurut bedanya waktu dulu
dan sekarang disebut dialek temporal (kronolek), dan seterusnya. Kedua, bahasa
keilmuan yaitu bahasa yang digunakan dalam bidang keilmuan seperti meneliti dan
membahas sebuah persoalan. Dan ketiga, bahasa kesastraan yaitu ragam bahasa
yang khusus digunakan dalam bidang kesastraan. Digunakan untuk mencurahkan
hal-hal yang sifatnya indah (estetis).
Bahasa Inggris (English Language) adalah bahasa resmi dari banyak
negara-negara persemakmuran dan dipahami serta dipergunakan secara meluas.
Bahasa Inggris dipergunakan di lebih banyak negara di dunia dibanding bahasa
yang lain serta dibanding bahasa yang lain kecuali bahasa Cina, bahasa ini juga
lebih banyak dipergunakan orang.
Bahasa Inggris hampir mendekati bahasa Frisia, hanya saja sedikit
lebih luas dari bahasa Netherlandic (Belanda –Flemish) dan dialek Jerman
tingkat rendah (Plattdeutsch), serta jauh dari bahasa Jerman Modern tingkat
tinggi.
Bahasa Inggris dianggap memiliki salah satu sistem pengejaan yang
paling sulit di dunia. Gambaran tertulis dari bahasa Inggris tidaklah jelas
secara penulisan huruf karena dua alasan, yaitu sebagai berikut.
a.
Pertama, pengucapan kata-kata
telah berubah dan sedikit meluas dari bunyinya, sebagai contoh, huruf K dalam knife
dan gh dalam right adalah pada zaman dahulu diucapkan.
b.
Kedua, beberapa kaidah
pengejaan yang sudah pasti diambil dari beberapa sumber asing yang telah
dilanggengkan, misalnya, selama abad ke-16, lafal b disertakan dalam doubt
(dulunya dieja doute) pada kata ungkapan authority of dubitare.
Baik secara lisan (ucap) maupun tulisan dalam bahasa Inggris maupun
bahasa Sunda masing-masing memiliki karakter tersendiri. Kedua jenis bahasa
tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan baik dalam pengucapan maupun
dalam tulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mu’in. (2004). Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia Telaah terhadap Fonetik dan morfologi. Jakarta: Pustaha Ala Husna
Baru.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Panduan Pengembangan Model
Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Direktorat PPTK dan KPT Dirjen
Dikti.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Harmer Jeremy. (2007). The practice of English language teaching
fourth edition. Pearson Longman Harlow.
Iskandarwassid & H Dadang Sunendar. (2011). Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment