Friday, December 31, 2021

PERBEDAAN DARI PENGGUNAAN BAHASA TULIS DAN BAHASA UCAP DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS

 


 

Ragam Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.  Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya  Memerlukan kehadiran orang lain, Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap, Terikat ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam bahasa lisan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:

1.          Dapat disesuaikan dengan situasi.

2.          Faktor  efisiensi.

3.          Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan gerak anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.

4.          Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.

5.          Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.

6.          Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.

Sedangkan kelemahan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:

1.              Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.

2.              Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.

3.              Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik.

4.              Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak formal.

          Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata

 Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut:

a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.

b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.

c. Tidak terikat ruang dan waktu

d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Sama halnya dengan ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari ragam bahasa tulis diantaranya:

           Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.

           Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.

           Sebagai sarana memperkaya kosakata.

           Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.

Sedangkan kelemahan dari ragam bahasa tulis siantaranya sebagai berikut:

         Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.

         Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.

         Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Berdasarkan beberapa ciri serta kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh ragam bahasa lisan maupun tulis, berikut ini dapat kita tarik beberapa perbedaan diantara kedua ragam bahasa tersebut.

         Bahasa lisan didukung isyarat paralinguistik.

         Bahasa tulis dapat menyimpan informasi tanpa bergantung pada ruang dan waktu.

         Bahasa tulis dapat memindahkan bahasa dari bentuk oral ke bentuk visual, memungkinkan kata-kata lepas dari konteks aslinya.

         Sintaksis bahasa lisan kurang terstruktur dibandingkan dengan sintaksis bahasa tulis.

         Bahasa tulis banyak mengandung penanda metalingual yang menghubungkan antara frasa-klausa.

         Struktur bahasa tulis umumnya subjek-predikat, bahasa lisan memiliki struktur ‘topik-sebutan’ (topic-comment) (Givon).

         Bahasa lisan jarang menggunakan konstruksi pasif.

         Bahasa lisan sering mengulangi bentuk sintaksis.

         Bahasa lisan dapat diperhalus sambil terus berbicara.

Salah satu alasan Bahasa Indonesia mudah dipahami adalah karena bahasanya merupakan bahasa fonetis, yang artinya pelafalan tiap kata itu sama persis dengan ejaan dan bunyi tiap huruf. Berbeda dengan bahasa Inggris yang bukan bahasa fonetis, misalnya huruf a dalam kata bag, pengucapannya berbeda dengan huruf a pada kata car. Banyak juga huruf yang nggak diucapkan walau ada di dalam kata, misalnya huruf k dalam kata know.

Bahasa Inggris, sama seperti bahasa lainnya, pasti memiliki dua jenis bahasa berdasarkan pemakaiannya, yaitu bahasa lisan dan tulis. Bahasa lisan dalam bahasa Inggris (spoken English) pastilah berbeda dari segi penulisan dan pilihan katanya dengan bahasa tulis dalam bahasa Inggris (written English). Berikut adalah detail karakteristik bahasa lisan dalam bahasa Inggris (spoken English).

Tata bahasa bahasa Inggris percakapan biasanya sederhana dan lebih pendek dari bahasa Inggris tertulis. Ditulis bentuk lebih kompleks dan mungkin berisi klausul yang lebih dan bentuk pasif. Kalimat dapat berjalan lebih lama dari bahasa Inggris lisan. Ini berarti mendengarkan percakapan bahasa Inggris harus lebih mudah dari titik pandang pemikiran.

Ketika kita berbicara bahasa Inggris suara sering berjalan bersama-sama bentuk seperti ingin dan akan dan whatcha terjadi umumnya dalam berbicara tetapi tidak muncul dalam bahasa Inggris tertulis bahkan ketika dibaca keras-keras . Hal ini membuat lebih sulit untuk mengerti bahasa Inggris percakapan meskipun tata bahasa sederhana dan kosa kata. Mendengarkan suara perubahan ini merupakan keterampilan mendengarkan yang penting yang harus dipraktekkan. Tanpa praktek di keterampilan ini mendengarkan bahasa Inggris sering kali jauh lebih sulit daripada membaca tulisan bahasa Inggris. Tentu saja ketika bahasa Inggris diucapkan juga tidak tetap setelah ini diucapkan suara selesai dan pergi sehingga pemikiran dan pemahaman harus lebih cepat dari kasus dengan membaca. Hal ini dapat dihindari dengan bahasa Inggris direkam mana siswa dapat dan harus mendengarkan lagi dan lagi.

Kita dapat menggunakan ini untuk membantu membuat program latihan mendengarkan. Pertama Inggris direkam membantu siswa banyak. Selanjutnya memungkinkan siswa untuk membaca script untuk merekam lebih lanjut dapat membantu seperti yang selama ini dilakukan secara terkendali dan siswa tidak bergantung pada script sepanjang waktu. Hal ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Akhirnya mendengarkan harus mulai dengan pilihan singkat dan secara bertahap melanjutkan ke pilihan lagi dan lagi sebagai siswa secara bertahap dapat meningkatkan kecepatan berpikir dan pemahaman.

Kaidah penulisan pada suatu bahasa disebut ortografi atau ejaan (seperti PUEBI pada bahasa Indonesia). Ortografi yang menggunakan alfabet Latin disebut ortografi alfabetis. Ortografi alfabetis juga mengatur hubungan antara tulisan dengan pengucapan dalam suatu bahasa. Karena itu, ortografi alfabetis secara garis besar dibagi dua:

ortografi fonemis (phonemic/shallow/opaque ortography)

ortografi nonfonemis (deep ortography)

Ortografi dikatakan fonemis apabila korespondensi huruf (mari kita sebut grafem) dan lafaznya relatif konsisten satu-satu, atau dengan kata lain satu grafem mewakili satu fonem. Terkadang korespondensinya tidak satu-satu, karena memang tidak ada ortografi bahasa alami yang mutlak fonemis. Ortografi bahasa Indonesia tergolong fonemis karena hampir semua grafem konsisten mewakili satu fonem. Grafem <m> mewakili fonem /m/, <s> mewakili <s>, dst. Pengecualian untuk fonem /ŋ/ yang, selain diwakili <ng>, juga diwakili <nk> seperti pada kata bank.

Sebaliknya, ortografi bersifat nonfonemis apabila korespondensi huruf-lafaznya sebagian besar tidak satu-satu, atau yang biasa disebut tulisan sama bacaan beda-beda. Satu grafem dapat mewakili lebih dari satu fonem, dan satu fonem dapat diwakilkan oleh banyak fonem.

Bahasa Inggris merupakan bahasa yang berortografi nonfonemis. Dalam bahasa Inggris, grafem <c> dapat dilafazkan:

/s/ seperti pada kata face, city, dan nice;

/k/ pada cat dan picture; dan

/ʃ/ pada special;

dan fonem /uː/ dapat dieja:

<oo> seperti pada kata food;

<u> pada truth;

<ui> pada fruit;

<ough> pada through;

dsb.

Finegan (2014: 77–78) dalam Language: Its Structure and Use[1] menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan ortografi bahasa Inggris bersifat sangat nonfonemis atau tulisan sama bacaannya beda-beda, di antaranya:

Bahasa Inggris dalam sejarahnya dipengaruhi oleh beberapa bahasa dengan kaidah ejaan yang berbeda-beda, salah satunya bahasa-bahasa Jermanik dan bahasa Norman-Perancis.

Beberapa ejaan yang digunakan ratusan tahun lalu bertahan sampai sekarang sementara lafaznya telah berubah. Dahulu, grafem <k> pada kata knee dilafazkan. Sekarang sudah tidak dilafazkan lagi tetapi ejaannya masih sama. Grafem <ee> pada kata tersebut dahulu dilafazkan /e:/. Setelah terjadinya Great Vowel Shift sekitar 300–600 tahun yang lalu, lafaznya berubah menjadi /i:/ tetapi ejaan tetap knee.

Bahasa Inggris merupakan bahasa global yang dituturkan di berbagai negara dengan bahasa ibu yang memiliki khazanah fonem berbeda-beda. Terkadang bahasa Inggris yang digunakan di negara lain berkembang secara terpisah dari bahasa Inggris yang dituturkan di Inggris, seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Bentuk berbeda yang awalnya hanya digunakan di tempat tertentu dapat meluas dan diadopsi oleh penutur bahasa Inggris di tempat lain.

Ke-nonfonemis-an ortografi bahasa Inggris bisa juga berawal dari kesalahan ejaan yang dilakukan penutur. Kesalahan ini bisa diakibatkan oleh:

Kesalahan tulis secara spontan. Istilah yang trending sekarang adalah typo atau salah mengetik (dalam konteks pesan singkat melalui gawai);

Kurangnya pengetahuan mengenai kaidah ejaan yang benar dalam suatu bahasa (seperti yang terjadi saat penutur bahasa Indonesia tidak mengerti apa itu EYD maupun PUEBI); atau

Penutur dengan sengaja menggunakan ejaan yang berbeda dari ejaan yang sudah umum digunakan (apa pun motifnya). Misalnya, agar terkesan menarik dan lucu, seorang penutur bahasa Indonesia dapat dengan sengaja menulis panqas rambud (pangkas rambut), tercyduk (terciduk), terpelatuque (terpelatuk), jyjyq (jijik), atau bahkan kayax Q l4g1 9alaw nich (kayaknya aku lagi galau nih).

Ketika kesalahan ejaan tersebar luas dan berlangsung dalam waktu yang lama, bisa saja ejaan itu “naik status” dan diterima sebagai ejaan standar yang baru, sementara pengucapan tidak berubah.

 

KESIMPULAN

Jadi berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara bahasa tulis dan ucap pada bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Keduanya memiliki perbedaan yang signifikan khususnya dalam pengucapan dan struktur kalimatnya.

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

http://ninaagustina16.blogspot.com/2012/12/speaking_1282.html

http://diahkusuma2012.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-jenis-dan-fungsi- bahasa.html

http://andonus.blogspot.co.id/2013/04/hakikat-dan-fungsi-bahasa.html

http://definisimu.blogspot.com/2012/10/definisi-bahasa.html

http://www.si-pedia.com/2015/05/apa-itu-bahasa-dan-pengertian-bahasa-menurut- ahli.html

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/16-pengertian-bahasa-menurut-para- ahli-terlengkap.html

https://masbadar.com/bahasa-inggris-definisi-dan-sejarahnya/

 

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive