Hubungan
sistem imun dengan sistem peredaran darah?
•Sistem
imun è sistem limfatik
•Fungsi: •mengangkut kembali cairan tubuh,
cairan plasma darah, leukosit yang berada diluar pembuluh darah dan mengangkut lemak
dari usus ke dalam sistem peredaran darah.
•Bekerja dengan sistem peredaran darah
untuk memberikan nutrisi, oksigen, dan hormon ke jaringan sel.
•Memberikan pertahanan tubuh melawan penyakit
Sistem limfa:
•Cairan limfa àleukosit, untuk mematikan kuman
penyakit yang masuk ke dalam tubuh
•Pembuluh limfa mengangkut cairan untuk
kembali ke peredaran darah
•Kelenjar limfa menghasilkan leukosit,
untuk menjaga agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut
Beberapa komponen darah yang punya fungsi tersebut adalah:
1. Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri
serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan
tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil
dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
2. Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian
meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
3. Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan
antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
4. Limfosit
lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
Sel
B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B
tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya
serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan
antibodi sebagai layanan sistem ‘memori’.)
Sel
T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam
infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+
(sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
Sel natural killer: Sel pembunuh
alami (natural killer, NK) dapat membunuh
sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena
telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.
5. Monosit membagi fungsi “pembersih vakum” (fagositosis) dari neutrofil,
tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen
kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat
membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
6. Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran
darah serta masuk ke dalam jaringan.
Kinerja Sistem Imun Tubuh Melawan virus
corona
Kenapa sistem imun tubuh bisa menimbulkan reaksi yang
berbeda-beda pada penderita Covid-19? Pertama-tama, kita harus terlebih dahulu
memahami cara kerja sistem imun tubuh saat melawan virus asing yang masuk ke
tubuh.
Sistem imun tubuh manusia bekerja melindungi tubuh
dari berbagai bahaya yang menyerang, mulai dari skala sel kecil hingga tingkat
makro. Setiap sel, molekul, jaringan, dan organ tubuh manusia memegang peran
vital dalam menghalau mikroorganisme penyebab penyakit. Sistem imunitas tubuh
manusia juga bisa melindungi terhadap ancaman internal, misalnya sel kanker
yang berkembang dalam tubuh.
Khususnya untuk virus corona, imunitas tubuh akan
mengirimkan sinyal bahaya atas masuknya sel asing ke dalam tubuh. Gejala demam
atau tidak enak badan yang dirasakan umumnya adalah respons imunitas tubuh atas
infeksi. Seringkali, demam adalah sebuah kondisi lingkungan tidak ideal yang
diciptakan tubuh untuk menghentikan serangan virus.
Reaksi perlawanan sistem imun tubuh ini terjadi karena
pelepasan kimia sitokin, sejenis protein yang dihasilkan sistem kekebalan
tubuh, untuk melakukan berbagai fungsi dan penanda sinyal sel. Jika virus
corona membuat batuk kering dan sulit memproduksi dahak, sitokin akan berusaha
memproduksi lendir dalam bentuk batuk berdahak atau ingus.
Dengan terpicunya produksi lendir dari saluran
pernapasan, misalnya dalam bentuk dahak, penderita akan merasa lebih lega dan
pernapasan berangsur-angsur menjadi lancar. Lendir atau dahak yang keluar akan
berisi sel paru-paru yang mati karena virus corona.
Karena itu, penderita Covid-19 dengan gejala batuk dan
demam akibat virus corona bisa diatasi dengan banyak beristirahat, konsumsi air
putih dan pereda panas (paracetamol), tanpa harus mendapatkan perawatan
di rumah sakit. Umumnya, penderita akan bisa perlahan pulih dalam kurun sekitar
7 hari. Dengan demikian, sistem imun tubuh berhasil menang dari serangan virus
dalam tubuh.
Reaksi Berlebihan Sistem Imun Tubuh
Jika ada banyak penderita berhasil mengalahkan virus
corona, kenapa beberapa pasien Covid-19 berujung pada kematian?
Pada beberapa kasus penderita Covid-19, terutama
lansia atau pasien yang dengan masalah kesehatan lainnya, sistem imun tubuh
bisa menciptakan apa yang dinamakan dengan “badai sitokin”.
Sindrom badai sitokin terjadi ketika protein sitokin
keluar dalam jumlah berlebihan. Akibatnya, terjadi kapasitas tinggi sitokin
yang turut membunuh sel sehat dan membuat kondisi paru-paru menjadi padat dan
kaku. Saat inilah, pasien akan merasa sangat sesak napas, mengalami radang
paru-paru (pneumonia) dan akhirnya mengalami gagal pernapasan yang berujung
kematian.
Para ahli berpendapat badai sitokin ini tergantung
pada daya tahan atau sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus yang masuk,
juga jumlah virus yang menyerang tubuh. Jika virus yang menyerang berjumlah
sedikit dan sistem imun tubuh kuat, besar kemungkinan penderita akan sembuh tanpa
harus membutuhkan penanganan medis khusus.
Sebaliknya, jika kondisi imun rendah dan jumlah virus
yang masuk banyak, reaksi sistem imun tubuh cenderung kacau. Ini akan
menyebabkan respons kekebalan tubuh yang tidak terkendali sehingga bisa
berakibat fatal.
No comments:
Post a Comment