Friday, December 31, 2021

Kinerja Sistem Imun Tubuh Melawan virus corona

 

Hubungan sistem imun dengan sistem peredaran darah?

•Sistem imun è sistem limfatik

•Fungsi: •mengangkut kembali cairan tubuh, cairan plasma darah, leukosit yang berada diluar pembuluh darah dan mengangkut lemak dari usus ke dalam sistem peredaran darah.

•Bekerja dengan sistem peredaran darah untuk memberikan nutrisi, oksigen, dan hormon ke jaringan sel.

•Memberikan pertahanan tubuh melawan penyakit

Sistem limfa:

•Cairan limfa àleukosit, untuk mematikan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh

•Pembuluh limfa mengangkut cairan untuk kembali ke peredaran darah

•Kelenjar limfa menghasilkan leukosit, untuk menjaga agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut

 


 

Beberapa komponen darah yang punya fungsi tersebut adalah:

1.    Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.

2.    Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.

3.    Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

4.    Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:

Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem ‘memori’.)

Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.

Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

 

5.    Monosit membagi fungsi “pembersih vakum” (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.

6.    Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.

 

Kinerja Sistem Imun Tubuh Melawan virus corona

Kenapa sistem imun tubuh bisa menimbulkan reaksi yang berbeda-beda pada penderita Covid-19? Pertama-tama, kita harus terlebih dahulu memahami cara kerja sistem imun tubuh saat melawan virus asing yang masuk ke tubuh.

Sistem imun tubuh manusia bekerja melindungi tubuh dari berbagai bahaya yang menyerang, mulai dari skala sel kecil hingga tingkat makro. Setiap sel, molekul, jaringan, dan organ tubuh manusia memegang peran vital dalam menghalau mikroorganisme penyebab penyakit. Sistem imunitas tubuh manusia juga bisa melindungi terhadap ancaman internal, misalnya sel kanker yang berkembang dalam tubuh.

Khususnya untuk virus corona, imunitas tubuh akan mengirimkan sinyal bahaya atas masuknya sel asing ke dalam tubuh. Gejala demam atau tidak enak badan yang dirasakan umumnya adalah respons imunitas tubuh atas infeksi. Seringkali, demam adalah sebuah kondisi lingkungan tidak ideal yang diciptakan tubuh untuk menghentikan serangan virus.

Reaksi perlawanan sistem imun tubuh ini terjadi karena pelepasan kimia sitokin, sejenis protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh, untuk melakukan berbagai fungsi dan penanda sinyal sel. Jika virus corona membuat batuk kering dan sulit memproduksi dahak, sitokin akan berusaha memproduksi lendir dalam bentuk batuk berdahak atau ingus.

Dengan terpicunya produksi lendir dari saluran pernapasan, misalnya dalam bentuk dahak, penderita akan merasa lebih lega dan pernapasan berangsur-angsur menjadi lancar. Lendir atau dahak yang keluar akan berisi sel paru-paru yang mati karena virus corona.

Karena itu, penderita Covid-19 dengan gejala batuk dan demam akibat virus corona bisa diatasi dengan banyak beristirahat, konsumsi air putih dan pereda panas (paracetamol), tanpa harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Umumnya, penderita akan bisa perlahan pulih dalam kurun sekitar 7 hari. Dengan demikian, sistem imun tubuh berhasil menang dari serangan virus dalam tubuh.

Reaksi Berlebihan Sistem Imun Tubuh

Jika ada banyak penderita berhasil mengalahkan virus corona, kenapa beberapa pasien Covid-19 berujung pada kematian?

Pada beberapa kasus penderita Covid-19, terutama lansia atau pasien yang dengan masalah kesehatan lainnya, sistem imun tubuh bisa menciptakan apa yang dinamakan dengan “badai sitokin”.

Sindrom badai sitokin terjadi ketika protein sitokin keluar dalam jumlah berlebihan. Akibatnya, terjadi kapasitas tinggi sitokin yang turut membunuh sel sehat dan membuat kondisi paru-paru menjadi padat dan kaku. Saat inilah, pasien akan merasa sangat sesak napas, mengalami radang paru-paru (pneumonia) dan akhirnya mengalami gagal pernapasan yang berujung kematian.

Para ahli berpendapat badai sitokin ini tergantung pada daya tahan atau sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus yang masuk, juga jumlah virus yang menyerang tubuh. Jika virus yang menyerang berjumlah sedikit dan sistem imun tubuh kuat, besar kemungkinan penderita akan sembuh tanpa harus membutuhkan penanganan medis khusus.

Sebaliknya, jika kondisi imun rendah dan jumlah virus yang masuk banyak, reaksi sistem imun tubuh cenderung kacau. Ini akan menyebabkan respons kekebalan tubuh yang tidak terkendali sehingga bisa berakibat fatal.

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive