1.
Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan
antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian
persoalan mengenai bilangan. matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan
ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran
yang bersifat deduktif, sedangkan matematika di PAUD adalah kegiatan
belajar tentang konsep matematika melalui aktifitas bermain dalam kehidupan
sehari-hari dan bersifat ilmiah. Agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran
berhitung/ matematika, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap
mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya yang
lebih komplek.
2.
Pembelajaran matematika dan
bilangan berdasarkan tahapan perkembangan kognitif anak diantaranya sebagai
berikut:
a. Tahap Sensorimotor (0 – 2 tahun)
Tahap sensorimotor
ini ada pada usia antara 0 – 2 tahun, mulai pada masa bayi ketika ia
menggunakan pengindraan dan aktivitas motorik dalam mengenal lingkungannya.
Pada masa ini biasanya bayi keberadaannya masih terikat kepada orang lain
bahkan tidak berdaya, akan tetapi alat-alat inderanya sudah dapat
berfungsi. Menurut Piaget, perkembangan kognitif selama stadium sensorimotor,
intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi
stimulus sensorik. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan-tindakan
konkrit dan bukan tindakan-tindakan yang imaginer atau hanya dibayangkan saja,
tetapi secara perlahan-lahan melalui pengulangan dan pengalaman konsep obyek
permanen lama-lama terbentuk. Anak mampu menemukan kembali obyek yang
disembunyikan.
b. Tahap Praoperasional (2 – 7
tahun)
Dikatakan
praoperasional karena pada tahap ini anak belum memahami pengertian operasional
yaitu proses interaksi suatu aktivitas mental, dimana prosesnya bisa kembali
pada titik awal berfikir secara logis. Manipulasi simbol merupakan
karakteristik esensial dari tahapan ini. Hal ini sering dimanefestasikan dalam
peniruan tertunda, tetapi perkembangan bahasanya sudah sangat pesat, kemampuan
anak menggunakan gambar simbolik dalam berfikir, memecahkan masalah, dan
aktivitas bermain kreatif akan meningkat lebih jauh dalam beberapa tahun
berikutnya. Sekalipun demikian, pemikiran pada tahap praoperasional terbatas
dalam beberapa hal penting. Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat
egosentris, anak pada tahap ini sulit membayangkan bagaimana segala sesuatunya
tampak dari perspektif orang lain.
c. Tahap Operasional Konkrit (7 – 11
Tahun)
Tahap operasional konkrit dapat
digambarkan pada terjadinya perubahan positif ciri-ciri negatif tahap
preoprasional, seperti dalam cara berfikir egosentris pada tahap operasional
konkrit menjadi berkurang, ditandainya oleh desentrasi yang benar, artinya anak
mampu memperlihatkan lebih dari satu dimensi secara serempak dan juga untuk
menghubungkan dimensi-dimensi itu satu sama lain.
d. Operasional Formal ( 11 – 16
tahun)
Pada tahap operasional formal
anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat atau didengar ataupun pada
masalah yang dekat, tetapi sudah dapat membayangkan masalah dalam fikiran dan
pengembangan hipotesis secara logis. Sebagai contoh, jika A < B dan B <
C, maka A < C. Logika seperti ini tidak dapat dilakukan oleh anak pada tahap
sebelumnya. Perkembangan lain pada tahap ini ialah kemampuannya untuk berfikir
secara sistematis, dapat memikirkan kemungkinan-kemungkinan secara teratur atau
sistematis untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini anak dapat memprediksi
berbagai kemungkinan yang terjadi atas suatu peristiwa.
3.
Model
Pengembangan Matematika dengan Pemanfaatan permainan Untuk
Pengenalan Matematika Anak Usia Dini
a.
Bermain Bilangan
Anak diharapkan mampu mengenal
dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang sesuai dengan jumlah
benda-benda pengenalan bentuk lambang dan dapat mencocokan sesuai dengan
lambang bilangan.
b.
Bermain Ukuran
Anak Diharapkan dapat mengenal
konsep ukuran standard yang bersifat informal atau alamiah, seperti panjang,
besar, tinggi, dan isi melalui alat ukur alamiah, antara lain jengkal, jari,
langkah, tali, tongkat, lidi, dan lain-lain.
c.
Bermain Geometri
Anak diharapkan dapat mengenal
dan menyebutkan berbagai macam benda, berdasarkan bentuk geometri dengan cara
mengamati benda-bendayang ada disekitar anak misalnya lingkaran, segitiga,
bujur sangkar, segi empat, segi lima, segi enam, setengah lingkaran, bulat
telur (oval).
No comments:
Post a Comment