1.
Al-ummu madrosatul ula’, iza a’dadtaha a’dadta
sya’ban thayyibal a’raq. Demikian bunyi sebuah syair arab. Artinya; ibu adalah
sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan
generasi terbaik. Bayi itu terlahir suci tak bernoda bagai kertas putih yang
siap diberi warna. Dari tangan ibu lah yang akan membantunya menorehkan warna
dalam kehidupan nya. Sekolah pertama ini yang akan menentukan nasib
anak-anak kita ke depan. Tugas ibu tidaklah mudah. Karenanya Allah SWT sudah
menyiapkan pahala besar bagi seorang Ibu yang berhasil mendidik anak-anaknya
dengan baik. Olehnya sejak dini sebelum menjadi seorang ibu, banyak hal yang
harus dipersiapkan secara mental dan pengetahuan. Jangan kita mengandalkan
orang tua kita yang masih hidup untuk mengurusi anak kita. Ali bin Abi Thalib,
kw mengatakan, “ didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya”. Hal ini benar
adanya, mengingat sekarang ini serbuan modernisasi dan sikap hidup hedonisme
yang merajalela yang akan menenggelamkan siapa saja yang tidak memiliki bekal
hidup yang kuat. Apakah kita akan menyerahkan kepada babysitter untuk merawat
dan mendidik anak kita?. Bukan..bukan itu yang akan memenuhi bekal anak kita ke
depan.
2.
Perkembangan teknologi khususnya teknologi
informasi berkembang dengan sangat cepat dan semakin canggih. Dengan adanya hal
tersebut maka arus informasi akan dengan mudah dan cepat masuk ke seluruh
wilayah di manapun berada dan dapat diakses oleh siapapun tanpa mengenal usia
termasuk anak-anak. Akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi informasi
tersebut akan memiliki dampak baik yang positif maupun negatif. Khususnya bagi
anak-anak dengan adanya arus informasi tersebut akan memberikan dampak yang
cukup besar dan potensial terutama informasi yang negatif.
3.
Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat ini
saling memengaruhi dan saling bergantung satu dengan lainnya. Karena itu,
peningkatan kualitas sekolah tidak akan berarti banyak manakala tidak diiringi
peningkatan kualitas keluarga dan masyarakat. Untuk itu, kesamaan tujuan,
program pembentukan anak, dan lain-lain harus saling mendukung dan melengkapi
antara ketiganya sehingga bisa selaras, sejalan, dan bersinergi. Beberapa
langkah yang bisa dilakukan agar terjadi sinergi antara ketiganya adalah
sebagai berikut. Pertama, adanya komunikasi antara orang tua dan sekolah dalam
pelaksanaan proses pendidikan baik itu di rumah maupun di sekolah yang
dilakukan minimal sebulan sekali sebagai langkah evaluasi program di sekolah
dan di rumah. Kedua, bersama-sama orang tua dan sekolah melakukan kontrol
sosial terhadap masyarakat, membuat dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi
perkembangan anak-anak. Melakukan kontrol dan kritik terhadap berbagai media
yang menayangkan hal-hal yang tidak sehat bagi anak-anak. Ketiga, sekolah dan orang
tua serta masyarakat menciptakan lingkungan yang membangun motivasi anak untuk
terus berkarya dengan mendukung setiap kegiatan positif mereka atau mengadakan
lomba-lomba yang merangsang kreativitas anak. Kerja sama yang baik antara semua
komponen inilah yang akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas yang pada
akhirnya manusia-manusia Indonesia yang akan lahir berikutnya adalah
generasi-genarasi yang tangguh yang mampu membawa perubahan dan bahkan memimpin
perubahan dunia ke arah yang lebih baik.
4.
Fungsi rekreatif, Keluarga haruslah dapat
memberikan ketenangan, kenyamanan jiwa, dan suasana damai dalam keluarganya.
Tidak harus selalu berpesta pora atau berekreasi diluar rumah, akan tetapi
lebih pada rekreasi yang dapat dirasakan dan dihayati seluruh anggota keluarga,
jauh dari keributan dan pertentangan.
Fungsi religius
Keluarga berfungsi religius artinya keluarga berkewajiban
dalam memperkenalkan dan mengajak anaknya serta anggota keluarga lainnya untuk
hidup beragama sesuai keyakinan yang dianut. Oleh karenanya, orang tua
hendaknya menciptakan kehidupan keluarga yang religius
Fungsi edukatif
Keluarga merupakan salah satu tanggung jawab terpenting
yang dipikul oleh orang tua. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
pertama kali diserap dan diterima oleh anak. Ayah dan ibulah yang berperan
aktif dalam memberikan pendidikan dalam keluarga bagi anak-anaknya.
5.
Manusia merupakan makhluk sosial dan makhluk
yang diberikan akal. Dengan diberikannya akal maka manusia memiliki kemampuan
untuk bertindak sesuai dengan logika dan memberikan manfaat bagi alam
sekitarnya. Hal tersebut merupakan kelebihan manusia yang harus dimanfaatkan
sebaik-baiknya. Akan tetapi selain memiliki kelebihan berupa akal tersebut,
manusia juga memiliki kelemahan yaitu berupa hawa nafsu. Dengan memiliki hawa
nafsu maka manusia akan berbuat di luar logika dan akan merusak keadaan bahkan
lingkungan sekitarnya. Dengan adanya pendidikan, maka manusia diharapkan
kembali ke fitrahnya dan menggunakan akal logikanya agar menjadi manusia yang bermanfaat
bagi lingkungannya dan dapat berhubungan sosial dengan sesamanya.
No comments:
Post a Comment