Bahasa merupakan lambang bunyi antaranggota masyarakat, berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2001: 1). Sebagai
alat komunikasi, bahasa dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Secara umum
bahasa merupakan sarana berpikir manusia yang diungkapkan dalam suatu ujaran. Bahasa
merupakan alat komunikasi sehari-hari. Bahasa sebagai media penyampaian maksud
karena bahasa memberikan kemungkinan yang sangat luas bila dibandingkan dengan
cara-cara lain, misalnya gerak-gerik, isyarat-isyarat dengan bendera atau
panji, asap, dan sebagainya. Oleh karena itu, bahasa merupakan alat komunikasi
berupa sistem tanda atau sistem lambang yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
berupa bunyi yang diujarkan dan mengandung makna.
Manusia mengungkapkan isi hati, pikiran, dan perasaannya dengan
suatu alat yang dinamakan bahasa melalui proses pengujaran. Hasil pengujaran
disebut ujar, yaitu kalimat atau bagian kalimat yang dilisankan (Kridalaksana
1993: 22). Pengungkapan isi hati, pikiran, dan perasaan melalui bahasa
merupakan media yang sangat efektif untuk dapat dipahami oleh manusia. Bahasa
yang dipergunakan sebagai alat komunikasi dalam prosesnya dihasilkan melalui
ujaran secara lisan, dan selanjutnya diwujudkan oleh simbol atau lambang bunyi
dalam bentuk bahasa tulisan. Oleh karena itu, bahasa merupakan suatu proses
menyampaikan informasi yang diwujudkan dengan simbol-simbol secara arbitrari.
Hal ini semakin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai
alat komunikasi. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala bentuk
kegiatan masyarakat akan lumpuh tanpa adanya bahasa. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa baik formal maupun nonformal penting untuk ditingkatkan.
Dalam era yang serba modern ini, seseorang tak mungkin berkembang tanpa
kemampuan untuk menyampaikan gagasan dan pikirannya dalam bentuk ujaran yang
dapat dimengerti oleh orang lain.
Perkembangan bahasa dalam suatu peradaban mempunyai kaitan dengan
fungsinya sebagai alat komunikasi. Semakin sering bahasa itu digunakan dalam
komunikasi, maka semakin cepat bahasa itu berkembang. Tidak menutup kemungkinan
suatu bahasa hilang karena ditinggalkan penuturnya. Hal itu juga yang
memungkinkan bahasa-bahasa baru terbentuk. Bahasa merupakan sistem tanda atau
sistem lambang yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa bunyi bahasa,
tetapi dalam perkembangannya dikenal juga bahasa tulis sebagai bahasa sekunder.
Kridalaksana (1983: 142) menyebutkan bahwa bahasa tulis atau ragam tulis
merupakan variasi bahasa yang dipergunakan dengan media tulisan dan sampai
kepada sasaran secara visual. Oleh karena itu, sebagai bahasa sekunder bahasa
tulis dapat disimpan lama sampai waktu yang tak terbatas. Kita juga dapat
memperoleh informasi dari masa lalu atau dari tempat yang sangat jauh melalui
bahasa tulis ini, meliputi pengetahuan dan kebudayaan nenek moyang serta
kebudayaan-kebudayaan yang lain.
Kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan
serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Proses penyampaian
kebudayaan itu menggunakan bahasa sebagai sarana penyampaian informasi dari
satu generasi ke generasi-generasi selanjutnya. Proses penyerapan ilmu
pengetahuan dengan bahasa sangat efektif untuk mengetahui kebudayaan-
kebudayaan nenek moyang pada zaman dahulu, berupa informasi yang dapat dipahami
dari pengujaran kalimat-kalimat yang dilisankan.
Bahasa juga dapat mempengaruhi kebudayaan suatu bangsa. Kemampuan
menyampaikan informasi melalui pemakaian bahasa membuat orang mampu menggunakan
pengetahuan nenek moyangnya dan menyerap pengetahuan orang lain serta
kebudayaan yang lain. Misalnya, bahasa Arab yang terserap ke dalam bahasa
Indonesia. Hal ini merupakan bukti bahwa pada zaman dahulu banyak pedagang dari
Arab yang berdagang di Indonesia, sehingga mempengaruhi terserapnya bahasa
tersebut.
Bahasa Arab merupakan bahasa tertua di dunia, dalam pertumbuhan dan
perkembangannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi teks bahasa Arab tertua
ditemukan dua abad sebelum Islam datang, yaitu yang dikenal dengan sebutan sastra
jahiliah (Al-Adab al-Jahiii). Penyebaran bahasa Arab ke luar jazirah Arabia
lebih kurang abad ke-7 masehi. Pada saat itu bahasa Arab menjadi bahasa resmi
yang digunakan untuk sosialisasi agama, budaya, administrasi, dan ilmu
pengetahuan.
Bahasa Arab merupakan salah satu dari berbagai bahasa yang ada di
dunia dan merupakan salah satu bahasa mayor yang digunakan di beberapa negara.
Bahasa Arab juga merupakan bahasa Alquran dan bahasa para penghuni surga. Hal
ini sesuai dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Thabrani. Dalam firman
Allah juga disebutkan bahwa Alquran diturunkan dalam bahasa Arab,
yaitu,“Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Alquran dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya” (Q.S. Yusuf: 2). Hal ini menunjukkan bahwa Alquran
berjalan sesuai dengan bahasa Arab (ditulis dengan bahasa Arab). Bahasa Arab
mencakup sejumlah kosakata yang terdiri atas tiga jenis kata, yaitu (1) isim,
(2) fi’il, dan (3) harf. Masing-masing jenis kata tersebut memiliki ciri
tersendiri.
Setiap jenis kata dapat diketahui berdasarkan ciri masing-masing
melalui distribusi morfologis, distribusi sintaktis, dan makna
leksikal-gramatikal sesuai dengan konteksnya masing-masing. Bahasa tulis
mempunyai unsur-unsur pembentuk bahasa, di antaranya fon, fonem, morfem, kata,
frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Dalam penelitian ini dikhususkan pada unsur
kata dengan alasan bahwa kata mempunyai persoalan yang kompleks baik pada
kajian morfologi maupun sintaksis.
Kata dalam sintaksis
merupakan satuan terkecil dan dapat menduduki salah satu fungsi sintaksis
(subjek, predikat, objek, dan keterangan). Dalam morfologi kata merupakan
satuan terbesar, dibentuk melalui salah satu proses morfologi (afiksasi,
reduplikasi, komposisi, akronimisasi, dan konversi) (Chaer 2008: 5). Oleh karena
itu, kata merupakan unsur sentral pada morfologi maupun sintaksis. Kata
merupakan satuan bahasa yang mempunyai arti atau satu pengertian. Dalam bahasa
Indonesia kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengisi salah satu fungsi
sintaksis (subjek, predikat, objek, atau keterangan) dalam suatu kalimat. Dalam
bahasa Arab kata adalah susunan huruf yang biasanya terdiri atas tiga huruf dan
mempunyai suatu pengertian.
Proses pembentukan kata (proses morfologis) pada masing-masing
bahasa mempunyai ciri berbeda-beda. Sama halnya dengan pembentukan kata dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Oleh karena itu, penelitian tentang
perbandingan kosakata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab berdasarkan kala,
jumlah, dan persona ini dirasa penting untuk dilakukan. Fi’il merupakan salah
satu jenis kata yang mengandung morfem rangkap dalam bahasa Arab. Letak fi’il
dalam kalimat dapat menentukan jenis kalimat tersebut. Apabila diletakkan di
awal kalimat atau mendahului isim, maka kalimat itu dinamakan kalimat verbal
(jumlah fi’liyah). Sebaliknya, apabila fi’il terletak sesudah isim, maka
kalimat itu disebut kalimat nominal (jumlah isimiyah).
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan oleh rakyat
Indonesia dalam berkomunikasi. Bahasa Indonesia menjadi identitas bangsa di tengah-tengah
bangsa lain di dunia. Bahasa ini berasal dari bahasa Melayu tua, yaitu bahasa
Melayu yang sampai sekarang masih dapat diselidiki sebagai peninggalan masa
lampau (Aslinda, 2007: 1.3). Sejak tanggal 28 Oktober 1928, Bahasa Indonesia
resmi digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Selain itu, Bahasa Indonesia juga dapat dikatakan sebagai bahasa
pemersatu bangsa. Artinya, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan di
dalam kegiatan berkomunikasi yang melibatkan banyak tokoh atau masyarakat yang
berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahasa Arab merupakan bahasa untuk
berkomunikasi bangsa Arab di Timur Tengah. Berbicara mengenai sejarah lahirnya
Bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi bangsa yang ada di Jazirah Arab juga
tidak bisa dilepaskan dari bahasa lain yang terlebih dahulu sudah ada dan
polular, yaitu bahasa akkad. Bahasa akkad adalah bahasa orang-orang Babilonia (Badudu,
1996: 20).
Bahasa Arab merupakan bahasa Alquran. Dalam bentuk itu Bahasa Arab
digunakan semua penduduk Jazirah Arabia seribu tahun sebelum Islam datang (Badudu,
1996:21). Bahasa Arab berkembang dan mengambil kata-kata dari bahasa Persia,
Mesir, dan Sanksekerta sehingga kebendaharaan dari Bahasa Arab semakin beragam.
Diantara kedua bahasa tersebut terdapat perbedaan yang signifikan baik sebagai
bahasa tulisan maupun bahasa ucap (lisan). Sebagai bahasa tulisan bahasa
Indonesia dan bahasa Arab memiliki perbedaan yang nyata secara visual. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa dengan huruf latin, sedangkan bahasa Arab merupakan
bahasa Arab sendiri. Secara visual tampak terlihat nyata perbedaannya. Kosakata
berdasarkan kala dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab mempunyai perbedaan
pada proses pembentukannya. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat diketahui jika
dilihat secara seksama bagaimana proses pembentukan pada masing-masing bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Aslinda dan Leni S. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Badudu. J.S. 1996. Inilah Bahasa Indonesia yang benar III.
Jakarta:Gramedia.
Chaer, 2008. Kompas Bahasa: Pengantar Berbahasa Yang Baik dan
benar. Surakarta: Widya Utama.
Keraf, G. 2001. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.
Kridalaksana. 1993. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
No comments:
Post a Comment