Menurut Mumpuniarti (2007: 25) adapun
karakteristik pada aspek - aspek individu anak tunagrahita sebagai berikut:
a. Karakter fisik, pada tingkat hambatan mental sedang lebih menampakkan kecacatannya. Penampakan fisik jelas terlihat karena pada tingkat ini banyak dijumpai tipe down syndrome dan brain damage. Koordinasi motorik lemah sekali dari penampilannya menampakkan sekali sebagai anak terbelakang.
b. Karakteristik
psikis, pada umur dewasa anak tunagrahita baru mencapai kecerdasan setaraf anak
normal umur 7 tahun atau 8 tahun. Anak nampak hampir tidak mempunyai inisiatif,
kekanak - kanakan, sering melamun atau sebaliknya hiperaktif.
c. Karakteristik
sosial, banyak diantara anak tunagrahita sedang yang sikap sosialnya kurang
baik, rasa etisnya kurang dan nampak tidak mempunyai rasa terima kasih, rasa
belas kasihan dan rasa keadilan.
Menurut Moh. Amin (1995: 39) mengatakan
bahwa anak tunagrahita sedang hampir tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran
akademik. Anak tunagrahita sedang pada umumnya belajar secara membeo.
Perkembangan bahasanya lebih terbatas dari anak tunagrahita ringan. Anak
tunagrahita sedang hampir selalu tergantung dengan orang lain tetapi dapat
membedakan bahaya dan bukan bahaya. Anak tunagrahita sedang masih mempunyai
potensi untuk belajar memelihara diri dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan
dan dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang memiliki nilai ekonomi. Jadi
karakteristik anak tunagrahita secara umum dalam hal kecerdasan, social, fungsi
mental, dorongan emosi dan kepribadian serta organism dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a.
Kecerdasan
Tingkat kecerdasan anak tunagrahita sedang jelas dibawah rata-rata anak normal yang seusia, kapasitas belajarnya sangat terbatas terutama untuk hal-hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan cara membeo (rite learning) bukan dengan pengertian dan sukar memahami masalah.
b. Sosial
Dalam pergaulan mereka tidak dapat mengurus, memelihara dan
memimpin dirinya sendiri, untuk kepentingan dirinya sendiri sangat tergantung
pada bantuan orang lain, selalu ditunjukkan terus apa yang akan dikerjakan,
tanpa bimbingan dan pengawasan mereka dapat terjerumus ke dalam tingkah laku
terlarang terutama mencuri, merusak dan pelanggaran seksual.
c. Fungsi Mental
Mereka mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian,
cepat beralih. Kurang tangguh dalam menghadapi tugas, pelupa dan sukar
mengungkapkan ingatan dan mudah bosan.
d. Dorongan dan Emosi
Dorongan emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai dengan tingkat ketunagrahitaannya. Anak yang berat ketunagrahitaanya hampir - hampir tidak dapat memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan diri, kehidupan emosinya sangat lemah, mereka jarang sekali menghayati perasaan tanggungjawab dan hak sosialnya. Dorongan biologisnya dapat berkembang tetapi penghayatannya terbatas pada perasaan senang, takut, marah dan benci.
e. Bidang Akademis
Mereka sulit mencapai prestasi dalam bidang akademis membaca,
menulis dan berhitung yang problematis, tetapi dapat dilatih dalam hal yang
sederhana sekedar diperkenalkan membaca dan menulis namanya sendiri dan
mengenal angka.
f. Organisme dan Kepribadian
Mereka tidak mampu mengontrol dan mengarahkan dirinya sehingga
segala sesuatu yang terjadi pada dirinya tergantung pengarahan orang lain.
Dilihat dari struktur maupun fungsi organisme pada umumnya kurang bila
dibandingkan dengan anak normal, sikap dan gerak lagaknya kurang indah,
badannya relatif kecil seperti kurang sehat dan kurang mempunyai daya tahan.
Berdasarkan pendapat dan penjelasan di
atas, dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik anak tunagrahita sedang di
antaranya adalah anak tunagrahita sedang hampir tidak dapat mempelajari
pelajaran akademis, pada umumnya belajar secara membeo, mereka masih dapat
dilatih mengerjakan beberapa pekerjaan yang sederhana, tetapi memerlukan
latihan secara terus menerus. Secara fisik
lebih menampakkan ketunaannya, koordinasi motoriknya lemah sekali dan penampilannya menunjukkan sebagai anak terbelakang, anak hampir tidak mempunyai inisiatif, kekanak
-kanakan atau sebaliknya hiperaktif, rasa sosialnya kurang baik, rasa etisnya juga kurang, tidak mempunyai rasa terima kasih dan rasa belas kasihan rendah, kurang mampu mengkoordinasikan gerak tubuhnya, tidak dapat berkonsentrasi, cepat bosan dan juga perkembangan jiwanya dan fisiknya terlambat.
No comments:
Post a Comment