Friday, December 24, 2021

Bercocok tanam

 


Adanya lahan hijau di rumah tentunya akan membuat rumah menjadi lebih sejuk dan kamu pun akan merasa lebih nyaman saat berada di rumah. Selain menjadikan rumah tampak lebih asri dan hijau, kegiatan berkebun di rumah ini juga bisa menghindari kamu dari stres lho, Toppers.

 

Namun keterbatasan ruang dan lahan sering kali menjadi penghalang bagi masyarakat di perkotaan seperti Toppers untuk dapat melakukan kegiatan bercocok tanam di rumah. Tapi Toppers tidak perlu khawatir, saat ini sudah banyak diciptakan metode bercocok tanam yang memanfaatkan media tanam yang tidak memakan lahan yang luas seperti yang akan di jelaskan di bawah ini.

 

1. Bercocok tanam dengan metode Tabulampot

 

Metode budidaya tanaman dengan metode tabulampot (tanaman buah dalam pot) ini tentunya sudah tidak asing lagi dan sudah sering digunakan untuk berkebun di rumah. Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuhnya akar dan untuk menopang postur tanaman. Oleh karena itu, media tanam tabulampot harus bisa menyimpan air dan memasok nutrisi yang dibutuhkan tanaman.

Media tanam yang paling cocok untuk digunakan dalam metode bercocok tanam yang satu ini adalah campuran antara tanah, kompos dan sekam dengan komposisi 1:1:1. Wadah tanaman dapat menggunakan tanah liat, logam (drum), plastik, semen maupun kayu. Namun pot berbahan tanah liat dan kayu sangat baik untuk tabulampot karena memiliki pori-pori sehingga kelembaban dan temperatur media tanam lebih stabil.

Selain itu, wadah yang baik juga harus memiliki kaki atau alas yang memisahkan antara dasar pot dengan tanah. Hal tersebut agar sirkulasi air dan udara berjalan lancar, serta agar akar tanaman tidak menembus tanah.

Tanaman yang dibudidayakan dengan sistem tabulampot harus diletakkan di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari. Pada musim kemarau harus dilakukan penyiraman setiap hari, bisa pagi atau sore hari. Sedangkan saat musim hujan, penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam terlihat kering.

Dikarenakan media tanam tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas, maka dibutuhkan proses pemupukan. Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam, selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali dan disarankan untuk menggunakan pupuk organic.

Jika tidak ingin menggunakan pot, kamu juga bisa menggunakan polybag sebagai wadah tanam. Namun wadah tanam yang satu ini cenderung tidak tahan lama dan mudah sobek.

 

2. Budidaya tanaman secara Hidroponik


 Sesuai dengan namanya yang berasal dari kata “hydro” yang berarti air, hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah, melainkan menggunakan air sebagai media tanam. Untuk menggantikan nutrisi dari tanah, air yang digunakan dalam budidaya tanaman diberi unsur hara yang berisi unsur-unsur penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Metode ini pun memiliki banyak teknik, salah satu teknik yang paling sederhana dan mudah untuk diterapkan adalah teknik hidroponik wick.

 

Toppers menerapkan sistem ini dengan sangat mudah menggunakan botol bekas. Pertama-tama potong botol menjadi 2 bagian dan lubangi bagian atas leher botol untuk pemasangan sumbu dan aliran udara. Kemudian pasang sumbu pada bagian atas botol dan masukkan bagian tersebut ke bagian bawah botol dengan cara dibalik. Setelah itu, isi bagian atas botol dengan media tanam seperti sekam, pecahan bata, dan sebagainya agar akar dan batang tanaman tidak mudah tumbang. Terakhir, masukkan bibit tanaman yang sudah disemai ke dalam media tanam dan siram dengan larutan nutrisi yang terbuat dari campuran air dan unsur hara.

 

Tanaman yang diproduksi dan dikembangkan dengan metode ini biasanya memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang dikembangkan menggunakan tanah, baik dalam hal rasa maupun kandungan gizinya. Tanaman yang bisa dibudidayakan di media tanam hidroponik adalah jenis tanaman hortikultura yang meliputi tanaman sayur, buah, obat-obatan hingga tanaman hias.

 

 

 


3. Bercocok tanam dengan metode Vertikultur

 

 

 

 

 

 

 

 

Vertikultur merupakan metode bercocok tanam yang paling tepat bagi Toppers yang memiliki pekarangan rumah yang sangat sempit dan terbatas. Sesuai dengan namanya yang berasal dari kata dasar “vertikal”, budidaya tanaman dengan metode ini memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat becocok tanam yang dilakukan secara bertingkat.

 

Metode ini sangat cocok untuk diterapkan dalam membudidayakan tanaman yang berumur singkat seperti sayuran. Berbagai macam sayuran seperti sawi, kangkung, seledri, kalian, pakcoi hingga tomat bisa dikembangkan dengan cara vertikultur. Selain menghemat pengeluaran untuk membeli kebutuhan dapur seperti sayuran, tanaman vertikultur juga dapat menghijaukan dan menambah keindahan pekarangan rumah kamu yang sempit.

 

Vertikultur sendiri memiliki banyak model, mulai dari vertikultur gantung, tempel, tegak, hingga rak. Untuk memperoleh bahan-bahan yang dibutuhkan untuk bercocok tanam dengan metode ini pun tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal, bahkan kamu bisa menggunakan bahan-bahan bekas seperti pipa paralon yang sudah tidak terpakai.

 

Pipa paralon biasanya digunakan untuk model vertikultur tegak atau yang dikenal juga dengan metode vertikultur paralon PVC. Cara budidaya tanaman dengan model ini pun tidak lah sulit. Pertama-tama, siapkan pipa paralon berdiameter kurang lebih 4 cm yang telah diberi beberapa lubang sebagai tempat untuk menaruh bibir tanaman yang sudah disemai sebelumnya. Agar dapat berdiri tegak, bagian bawah pipa paralon dapat diberi semen dengan wadah kaleng atau pot. Kemudian masukkan media tanam seperti tanam, kompos dan sekam hingga memenuhi pipa paralon dan letakkan bibit tanaman pada setiap lubang pada pipa paralon. Setelah itu, kamu cukup merawat tanaman tersebut dengan cara menyiramnya secara rutin dengan cara mengalirkan air dari bagian atas pipa paralon.

 

4. Mengembangkan tanaman dengan metode Aeroponik

 

Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti daya. Jadi aeroponik merupakan cara bercocok tanam yang memanfaatkan udara sebagai media tanam utama dengan akar yang hanya menggantung di udara, tanpa menggunakan tanah seperti kebanyakan teknik lainnya. Nutrisi berupa air yang berisi larutan hara untuk perkembangan tanaman disemprotkan langsung pada akar tanaman. Akar tanaman yang dikembangan dengan metode ini akan menyerap nutrisi dari larutan hara dan mengalirkannya ke bagian tanaman lainnya seperti batang dan daun.

 

Pada dasarnya metode ini merupakan salah satu tipe dari metode hidroponik karena juga memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Teknik ini menghasilkan tanam yang tumbuh lebih cepat dah produksi yang tinggi.

 

Untuk membudidayakan tanaman dengan metode ini pun tidak memerlukan tenaga dan biaya yang tinggi. Toppers cukup menggunakan lembaran styrofoam atau gabus yang diberi banyak lubang. Kemudian dengan menggunakan busa, tancapkan bibit tanaman yang sudah disemai pada setiap lubang dan akar tanaman akan menggantung bebas. Letakkan sprinkler untuk menyemprotkan air yang telah dicampur dengan unsur hara guna memberi nutrisi ke akar. Pastikan sprinkler ini berjalan terus-menerus agar tanaman tetap mendapat nutrisi yang cukup.

 

Sayuran yang dibudidayakan dengan metode aeroponik terbukti memiliki kualitas yang baik, segar, memiliki aroma dan cita rasa yang tinggi. Biasanya sayuran yang dikembangkan menggunakan metode ini merupakan jenis sayuran yang berumur pendek seperti caisim, pakcoy, selada, kalian, kangkung dan sebagainya.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive