Dalam
pembelajaran inquiry guru tidak lagi
berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi,
sekalipun hal itu sangat diperlukan. Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inquiry bagi siswa adalah sebagai
berikut Trianto (2007:135):
a)
Aspek sosial di kelas dan suasana
terbuka yang mengundang siswa berdiskusi
b)
Inquiry
berfokus pada hipotesis
c)
Penggunaan fakta sebagai evidensi
(informasi, fakta).
Untuk menciptakan kondisi seperti itu,
peranan guru adalah sebagai berikut Trianto (2007:136):
a)
Motivator,
memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir
b)
Fasilitator,
menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan
c)
Penanya,
menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat
d)
Administrator,
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas
e)
Pengarah,
memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan
f)
Manajer,
mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas
g)
Rewarder,
memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
Untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang menggunakan pembelajaran inquiry, peranan guru sangat diperlukan.
Peranan guru tersebut antara lain, sebagai motivator, fasilitator, penanya,
administrator, pengarah, manajer, dan rewarder.
Peranan-peranan tersebut diharapkan
dimiliki oleh setiap guru agar metode pembelajaran Inquiry dalam proses pembelajaran di sekolah dapat tercipta. Supaya
guru dapat melakukan peranannya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa
sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan
sebagainya. Guru dalam mengembangkan sikap inquiry
mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, dan teman yang kritis. Peranan ini sangat sulit dan sensitif, karena
esensi inquiry adalah aktivitas
siswa.
Pengajaran
inquiry dibentuk atas dasar discovery, sebab seorang siswa harus
menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya. Dalam
inquiry, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan, melakukan eksperimen,
dan mampu melakukan proses inquiry. Hal senada pun dikemukakan oleh Hamalik
(2001:219) adalah sebagai berikut:
a)
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang
gejala alami
b)
Merumuskan masalah-masalah
c)
Merumuskan hipotesis-hipotesis
d) Merancang
pendekatan investigatif yang meliputi eksperimen
e)
Melaksanakan eksperimen
f)
Mensintesiskan pengetahuan
g)
Memiliki sikap ilmiah, antara lain
objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan menghormati model-model
teoritis, serta bertanggung jawab.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inquiry adalah suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri
No comments:
Post a Comment