Wednesday, March 20, 2019

Makalah Manajemen Investasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
 Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi pemegang saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih (net income) lebih besar. Berkaitan dengan permasalahan yang telah dipaparkan maka berikut penulis akan membahas secara lebih rinci dalam bentuk makalah sebagai tugas kelompok pada mata kuliah  Pasar Modal dan Manajemen Investasi yang sekarang ini penulis tempuh.
.
1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana ruang lingkup pembahasan return dan risiko aktiva tunggal mengenai definisi, Pengukuran Return Realisasian, Return Ekspektasian Risiko, Koefesien Variasi, Properti Return Ekspektasian dan Varian, Semi Varian, Mean Absolute Deviation, serta Hubungan Antara Return Ekspektasian dengan Resiko.
2.      Bagaimana ruang lingkup pembahasan Return Dan Resiko Portofolio mengenai, Return Portofolio, Risiko Portofolio, Risiko Total serta Diversifikasi.

1.3     Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui ruang lingkup pembahasan return dan risiko aktiva tunggal mengenai definisi, Pengukuran Return Realisasian, Return Ekspektasian Risiko, Koefesien Variasi, Properti Return Ekspektasian dan Varian, Semi Varian, Mean Absolute Deviation, serta Hubungan Antara Return Ekspektasian dengan Resiko.
2.      Untuk mengetahui ruang lingkup pembahasan Return Dan Resiko Portofolio mengenai, Return Portofolio, Risiko Portofolio, Risiko Total serta Diversifikasi.























BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Return Dan Risiko Aktiva Tunggal
2.1.1    Definisi Risiko (Risk) dan Tingkat Pengembalian (Return)
Pengertian Risk
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Kehidupan usaha penuh dengan risiko, baik itu risiko finansial maupun manajerial sebagai berikut :
-          Risiko finansial
Berkaitan dengan kegagalan usaha untuk merealisasikan rencana finansial yang telah ditentukan.
-          Risiko manajerial
Berkaitan dengan kegagalan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaannya yang pada akhirnya diukur dengan kegagalan finansial.
Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.
Dalam penyusunan anggaran modal, suatu proyek investasi ( perluasan usaha / penggantian aktiva tetap ) kita sering mengalami kegagalan setelah proyek tersebut dilaksanakan. Hal ini karena kita tidak memperhitungkan unsur risiko didalamnya.
Misal : risiko aliaran kas (cashflow) dalam faktor diskonto (dicountrate) sebagai biaya modal. Apabila aliran kas yang ada kita peroleh diwaktu yang akan datang tidak ada risiko, berarti kita dapat menentukan dengan tepat, keputusan yang akan diambil. Hal ini karena anggaran yang kita susun baik mengenai aliran kas masuk (cash in flow) maupun aliran kas keluar (cash out flow) dianggap pasti terjadi dimasa yang akan datang. Namun, jika terjadi penyimpangan, yang tidak menguntungkan, maka perusahaan akan kesulitan menyesuaikannya, karena risiko terjadinya penyimpangan tersebut belum ditentukan oleh perusahaan, lain jika unsur risiko telah ditentukan didepan. Maka apabila terjadi penyimpangan perusahaan akan lebih mudah menghitungnya.
         Pengertian Return
Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R. J. Shook, return merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang dapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expectation return). Return realisasi adalah return yang telah terjadi yang dihitung menggunakan data historis sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.

2.1.2    Pengukuran Return Realisasian
     Pengukuran return realisasian yang banyak digunakan adalah return total (Total Return), relatif return (return relative), kumulatif return (return cumulative) dan return disesuaikan (adjusted return) sebagai berikut:
A.    Return Total (Total Return)
Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. yang terdiri dari:
a.       Capital gain (loss): merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (Pt-1) berarti terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss).
Return Saham =Capital Gain (Loss) + Yield


 

b.      Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham biasa yang membayar deviden periodik sebesar Dt rupiah per lembarnya, maka yield adalah sebesar Dt/Pt-1.

B.     Relatif Return (Return Relative)
Return total dapat bernilai negatif dan positif. Kadangkala pada perhitungan rata-rata geometrik dibutuhkan suatu nilai yang positif, maka digunakan return relatif (relative return) yaitu dengan menambahkan nilai satu terhadap nilai return total sebagai berikut:

Return relatif= (return total+1)

 


C.    Kumulatif Return (Return Cumulative)
Untuk mengetahui total peruba kemakmuran, indeks kemakmuran kumulatif (cumulative wealth index) yang dapat mengukur akumulasi semua return muali dari kemakmuran awal (KK0), dapat digunakan. Rumus IKK adalah sebagai berikut:
Notasi:
-          Ikk      = indeks kemakmuran kumulatif, mulai dari periode pertama
                sampai ke n.
-          Kk0     = kekayaan awal, biasanya digunakan nilai Rp 1.
-          Rt        = return periode ke-t mulai dari awal periode (t=1) sampai
                ke akhir periode (t=n)

IKK = KK0 (1 +R1) (1 + R2) …. (1 + Rn) atau IKK = PHK x YK


 

D.    Return Disesuaikan (Adjusted Return)
Return nominal perlu disesuaikan dengan tingkat inflasi yang ada. Return ini biasa disebut return riil (real return) atau return yang disesuaikan dengan inflasi (inflation adjusted return).  Selain itu, diversifikasi internasional semakin dibicarakan, karena diversifikasi ini dapat menurunkan tingkatb resiko yang sudah tidak dapat diturunkan lagi akibat diversifikasi domestik. Jika investasi dilakukan di luar negeri,  return yang diperoleh perlu disesuaikan dengan kurs mata uang yang berlaku sebagai berikut:

E.     Rata – Rata Geometrik
Rata-rata geometrik (geometric mean) digunakan untuk menghitung rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu. Metode rata-rata geomertrik lebih tepat digunakan untuk situasi yang harus melibatkan pertumbuhan, sedangkan metode rata-rata aritmatika lebih tepat digunakan untuk menghitung rata-rata untuk satu periode yang sama dari banyak return tanpa melibatkan pertumbuhan. Jika rata-rata geometrik diketahui, indeks kemakmuran kumulatif untuk periode tertentu.

2.1.3    Return Ekspektasian
Return Ekspektasi (expected return) merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis.
1.      Berdasarkan Nilai Ekspektasian Masa Depan
Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) berarti investor akan memperoleh return di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Maka, return yang akan diterima harus diestimasi nilainya dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi. Berarti bahwa tidak hanya sebuah hasil masa depan (outcome) yang akan diantisipasi, tetapi perlu diantisipasi beberapa hasil masa depan dengan kemungkinan probabilitas terjadinya. Oleh karena itu, probabilitas dari hasil-hasil masa depan perlu diketahui. Distribusi probabilitas ini dapat diperoleh dengan cara estimasi secara subyektif atau berdasarkan dari kejadian sejenis di masa lalu yang pernah terjadi. Return ekspektasi dapat dihitung dengan metode nilai ekspektasi (expected value method) yaitu mengalikan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan mnjumlah semua produk perkalian tersebut. 

2.      Berdasarkan Nilai – Nilai Return Historis
Ketidak akuratan yang terjadi pada penghitungan hasil masa depan dapat dikurangi dengan menggunakan data historis untuk menghitung ekspektasi, yaitu sebagai berikut:
Ø  Metode rata-rata (mean method): mengasumsikan bahwa return ekspektasi dapat dianggap sama dengan rata-rata nilai historisnya.
Ø  Metode tren (trend method): dapat digunakan jika pertumbuhan akan diperhitungkan.
Ø  Metode jalan acak (random walk method): beranggapan bahwa distribusi data return bersifat acak sehingga sulit digunakan untuk memprediksi, sehingga diperkirakan return terakhir akan terulang di masa depan.
Metode mana yang terbaik tergantung dari distribusi data returnnya.

3.      Berdasarkan Model Return Ekspektasian
Model-model untuk menghitung hasil ekspektasi sangat dibutuhkan. Model yang tersedia yang populer dan banyak digunakan adalah Single Index Model dan model CAPM.


2.1.4    Risiko
Hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan risiko yaitu merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasi.
Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekpetasi. Untuk menghitung risiko metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar (standart deviations) yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya.


Risiko Berdasarkan Propabilitas
Penyimpangan standar atau devisiasi standar merupakan pengukuran yang digunakan untuk menghitung rsiko, deviasi standar (standard deviations). Selain deviasi standar (Standard deviation), resiko juga dapat dinyatakan dalam bentuk varian (Variance) yang merupakan kuadrat dari deviasi standar (Standard Deviation).
Risiko Berdasarkan Data Historis
Risiko yang diukur dengan variasi standar (Standard deviation ) yang menggunakan data historis .
2.1.5    Koefesien Variasi
Untuk melakukan analisis investasi, dua faktor harus dipertimbangkan bersama sama, yaitu return ekspektasian dan resiko aktiva. Koefesien variasi (coefficient of variation) dapat digunakan untuk mempertimbangkan dua faktor tersebut bersamaan.
Rumus koefisien variasi (coefficient of variation) adalah :
            CVi       =         
Dari rumus tersebut dapat diartikan bahwa semakin kecil nilai CV semakin baik.

2.1.6    Properti Return Ekspektasian dan Varian
Nilai- nilai ekspektasian mempunyai beberapa properti. Dua buah properti yang berhubungan dengan nilai ekspektasian sebagai berikut:
Properti 1:
Nilai ekspetasian dari penjumlahan sebuah variabel acal X dengan sebuah konstanta K adalah sama dengan nilai ekspektansian dari variabel acak itu sendiri ditambah dengan konstantanya.
Properti 2:
Nilai ekspektasian dari perkalian sebuah variabel acak X dengan sebuah konstanta K adalah sama dengan nilai ekspektasian dari variabel acak itu sendiri dikalikan dengan konstantanya.


Properti 3 :
Varian dari penjuamlahan suatu variabel acak X dengan sebuah konstanta K adalah sama dengan varian dari variabel acak tersebut
Properti 4:
            Varian dari perkalian sebuah variabel acak X dengan sebuah konstanta K adalah sama dengan varian dari variabel acak itu sendiri dikalikan dengan kuadrat konstantanya.

2.1.7    Semi Variance
Salah satu kekurangan menggunakan rumus varian adalah karena rumus ini memberi bobot yang sama besarnya untuk nilai – nilai dibawah maupun diatas nilai ekspektasian ( Nilai rata-rata ), padahal setiap individu yang memiliki attitude memiliki bobot yang berbeda, selain itu karena memiliki risiko lain yang selalu dihubungkan dengan penurunan nilai.
2.1.8    Mean Absolute Deviation
Merupakan pengukuran risiko yang menghindari pengkuadratan untuk memberikan bobot yang lebih kecil dibandingkan varian semivarience.

2.1.9    Hubungan Antara Return Ekspektasian dengan Resiko
Return ekspektasian dan risiko mempunyai hubungan yang positif, dimana semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan begitupun sebaliknya.

2.2     Return Dan Resiko Portofolio
2.2.1    Return Portofolio
Return realisasian portofolio (portfolio realized return) merupakan tara rata tertimbang dari return- return  realisasian  masing - masing  sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.  Secara sistematis, return realisasian portofolio dapat di tulis sebagai berikut :
Sedangkan return ekspektasian portofolio (portfolio expected  return) merupakan rata rata tertimbang dari return- return ekspektasian masing masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. Return ekspektasian portofolio dapat dinyatakan secara sistematis sebagai berikut :
2.2.2    Risiko Portofolio
Risiko portofolio (portfolio risk) tidak merupakan rata rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio ialah return untuk masing masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna.
Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar (standard deviation) atau varian (variance) yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Dengan demikian varian return portofolio yang merupakan risiko portofolio dapat di tuliskan sebagai berikut :
Var(Rp) = p2 = E [Rp – E(Rp)]2

A.    Portofolio dengan Dua Aktiva
Merupakan suatu portofolio yang terdiri dari dua aktiva, yaitu sekuritas A dan B, yang didalamnya terdapat nilai kovarian nol menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel independen, yaitu pergerakan satu variabel tidak ada hubungannya dengan pergerakan variabel yang lainnya. Dan kovarian dapat dihitung menggunkan dengan cara:
1.      Kovarian dengan Cara Propabilitas
2.      Kovarian Menggunakan Data Historis
Dalam portofolio dengan dua aktiva memiliki konsep kovarian yang dapat dinyatakan dalam bentuk Koevesien Korelasi yang menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relatif terhadap masing-masing deviasi.




B.     Portofolio dengan Banyak Aktiva
Merupakan portofolio dengan banyak aktiva, yaitu terdiri dari n buah sekuritas. Proporsi dari masing – masing aktiva ke-i yang membentuk portofolio adalah sebesar W1, W2, dan W3, berturut-turut untuk sekuritas ke 1,2, dan 3.

2.2.3    Risiko Total
Portofolio yang well-diveresified disebut dengan resiko yang dapat di
-diversifikasi ( diversifiable risk ) atau resiko perusahaan ( company risk ) atau resiko spesifik tidak sistematik ( unsystematic risk ). Karena resiko ini unik untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal yang baik teradi di perusahaan yang lain, maka resiko ini dapat di-diversifikasi dengan portofolio. Contoh dari diversifiable risk adalah pemotongan buruh, tuntutan oleh pihak lain, penelitian yang tidak berhasil dan sebagainya.
Resiko yang tidak dapat di-diversifikasikan oleh portofolio disebut dengan nondiversifiable risk atau resiko pasar ( market risk ) atau resiko umum ( general risk) atau resiko sistematik (systematik risk).Resiko total ( total risk) merupakan penjumalahan dari diversifiable dan nondiversifiable risks sebagai berikut ini:
-     Resiko total     = resiko dapat di-diversifikasi + resiko tak dapat
Didiversifikasi
= resiko perusahaan + resiko pasar
= risiko tidak sistematik + risiko sistematik
              = risiko spesifik ( unik ) + risiko umum

2.2.4    Diversifikasi
Resiko yang dapat di difersifikasikan adalah risiko yang tidak sistematik atau resiko spesifik dan unik untuk perusahaan. Diversifikasikan risiko in sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang di terima.
A.    Diversifikasi dengan Banyak Aktiva
Mengikuti hukum statistik, bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin dekat nilai rata-rata sampel dengan nilai ekspektasian dari populasi. Hukum ini disebut dengan hukum jumlah besar (Law of Large Numbers). Asumsi yang di gunakan dalam hal ini adalah bahwa tingkat hasil (rate of return) untuk masing- masing sekuritas secara statistik adalah independen.
Semakin banyak sekuritas yang dimasukan ke portofolio, semakin kecil risiko portofolionya. Kenyataannya, asumsi rate of return yang independen untuk masing-masing sekuritas adalah kurang realistis, karena umumnya return sekuritas berkorelasi satu dengan lainnya.
B.     Diversifikasi Secara Random
Diversivikasi secara random ( random atau naive diversification ) merupakan pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas- sekuritas secara acak tampa memperhatikan secara karakteristik dari investasi yang relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri

C.    Diversifikasi Secara Markowitz
Semakin banyak sekuritas yang di masukan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Degan menggunakan metode markowtz, diversifikasi ini dapat di buktikan secara sistematis.















BAB III
PENUTUP

4.1     Simpulan
Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko (risk) yang ditanggung, semakin besar pengembalian (return) yang harus dikompensasikan. Sebaliknya, semakin kecil return yang diharapkan, semakin kecil risiko yang ditanggung.
 Model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian tingkat pengembalian faktor yang perlu diperhatikan adalah seperti harga saham deviden yang perlu. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1.      Bersifat linear atau searah
2.      Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
3.      Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4.      Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal

4.2     Saran
Kami selaku  penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembutan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan  makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya







DAFTAR PUSTAKA

Brealey, Myers, dan Marcus. 2007. Dasar-dasar manajemen keuangan. Perusahaan
         Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Irham, Fahmi, dan Yovi, Lavianti Hadi.2009. Teori portofolio dan analisis
         investasi. Bandung. Alfabeta
http://istifahrianar.blogspot.co.id/2016/03/makalah-return-dan-risiko-aktiva-tunggal.html


No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive