Saturday, March 23, 2019

PENGUTIPAN



          Kutipan atau catatan pustaka adalah pernyataan atau keterangan yang diambil dari teks acuan. Fungsi kutipan adalah memperkuat pendapat atau ide yang dikemukakan dalam karya ilmiah dan sebagai pernyataan bahwa pendapat yang dikemukakan mempunyai dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu, pencantuman sumber dan pengarang yang pendapatnya dikutip dianggap sebagai pertanggungjawaban moral orang yang mengutip. Buku atau karya yang dikutip dalam kutipan harus ditulis dalam daftar rujukan.
            Ada beberapa teknik pengutipan dalam penulisan karya ilmiah. Teknik-teknik tersebut mempunyai ciri-ciri khusus. Penulis harus konsisten dengan teknik yang dipilih agar tidak membingungkan pembaca.
            Penting untuk diingat bahwa pengutipan merupakan bagian argumentasi yang dikemukakan pengarang. Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang digunakan untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan yang diinginkan penulis (Keraf, 1982:3). Penulis menyertakan fakta-fakta kemudian merangkainya sehingga argumentasi atau pendapat yang dikemukakan kuat dan meyakinkan.
1   Kutipan Langsung
(1)     Kutipan yang berisi empat puluh kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip dan  terpisah dari teks yang mendahului. Kutipan tersebut ditulis sekitar 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan teks halaman. Penulisan teks kutipan  menggunakan spasi tunggal.
Contoh:
Martaniah (1984:148) menyimpulkan hal tersebut sebagai berikut.

Dalam penelitian ini terbukti tidak ada perbedaan yang signifikan dalam motif berkuasa antara remaja yang tinggal di kotamadya, di kota kabupaten, dan di desa. Jadi, hipotesis yang dikemukakan penulis terbukti. Akan tetapi, sebetulnya yang dimaksud oleh penulis tidak hanya sama tingginya, tetapi sama tinggi pada skala tingkat atas. Menurut hasil penelitian ini, motif berkuasa remaja Jawa sama tinggi, tetapi pada skala tingkat bawah karena motif berkuasa pada semua kelompok tersebut di bawah rerata total. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa motif berkuasa remaja Jawa yang diteliti adalah rendah.

 (1)     Kutipan yang memuat kurang dari empat puluh kata ditulis di antara tanda kutip  yang terpadu dengan teks, kemudian diikuti  nama pengarang, tahun, dan nomor halaman. Nama pengarang dapat terpadu dengan teks atau menjadi satu dengan  tahun dan nomor halaman  yang ditempatkan dalam tanda kurung. Jika terdapat  tanda kutip dalam kutipan, dipergunakan tanda kutip tunggal (‘…’).
Contoh:
Avika (2005:5) menyimpulkan “ada pengaruh yang signifikan antara kasih sayang yang diberikan orang tua dan tingkah laku anak”.

 Cara lainnya sebagai berikut.
Kesimpulan  penelitian ini adalah “ada pengaruh yang signifikan antara kasih sayang yang diberikan orang tua dan tingkah laku anak” (Avika, 2005:5).
       Contoh:
Dalam penelitian tersebut disimpulkan “terdapat berbagai realitas yang dapat ditelusuri dari ‘bahasa’ yang digunakan sehari-hari” (Avika, 2005:12).

2. Kutipan Tidak Langsung
            Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang dikemukakan dengan bahasa dan gaya  penulis. Penulisannya tanpa tanda kutip dan terpadu dengan teks. Nama pengarang bahan kutipan dapat ditulis terpadu dalam teks atau ditulis dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Lebih lengkap dan lebih baik hasilnya jika nomor halaman disebutkan juga. Uraian di bawah ini dapat dicermati.
(1)   Jika nama pengarang ditulis sebelum kutipan
Jika nama pengarang ditulis sebelum kutipan, perlu dibuat lebih dahulu pengantar kalimat yang relevan, kemudian nama akhir pengarang, tahun terbit, tanda titik dua, dan nomor halaman di dalam tanda kurung.
Contoh:
Selanjutnya, Sargent (1987:2) menjelaskan bahwa ideologi adalah sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh kelompok tertentu.
 (2)  Jika nama pengarang ditempatkan setelah kutipan
       Contoh:
Ideologi adalah sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh kelompok tertentu (Sargent, 1987:2).
 (3) Jika pengarang merujuk pendapat pengarang lain
Penulisannya sama seperti cara-cara di muka, tetapi tahun dan nomor halaman buku asli tidak ditulis.
Contoh:
Buku rujukan (Tarigan, 1984:32) berbunyi:
Kemampuan membaca sepintas ini bermanfaat. Oleh karena itu, guru harus mengajarkan keterampilan ini kepada anak didiknya (Burmeister, 1978:296).
Cara mengutipnya sebagai berikut.
Burmeister (Tarigan, 1984:32) berpendapat bahwa kemampuan membaca sepintas bermanfaat. Oleh karena itu, guru harus mengajarkan keterampilan ini kepada anak didiknya.

Berikut ini cara lainnya.
Kemampuan membaca sepintas ini bermanfaat. Oleh karena itu, guru harus mengajarkan keterampilan ini kepada anak didiknya (Burmeister dalam Tarigan, 1984:32).
Perhatikan penggunaan kata dalam!
(4)  Jika sebuah kutipan diambil dari dua buku rujukan atau lebih karena isinya kurang lebih sama, di antara sumber rujukan ditulis tanda titik koma (;).
Contoh:
Diperlukan unsur-unsur penunjang bentuk-bentuk arsitektur untuk menciptakan bentuk yang harmonis dan estetis (Ali, 1984:6; Gani, 1985:17; Wawan, 1986:54).
(5)  Jika ada dua pengarang, kedua nama akhir pengarang dicantumkan dengan urutan seperti yang terdapat pada buku sumber dan dihubungkan dengan kata dan, diikuti tanda kurung yang berisi tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman.
Contoh:
Selanjutnya, Eman dan Fauzi (1970:18) menyatakan bahwa tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian tenaga manusia. Oleh karena itu, masalah ketenagakerjaan menjadi masalah yang serius pula.
Di bawah ini cara pengutipan yang lain.
Pada bagian ini dikemukakan bahwa tenaga mesin itu dapat mengatasi sekian tenaga manusia. Oleh sebab itu, masalah ketenagakerjaan menjadi masalah yang serius pula (Eman dan Fauzi, 1970:18).

(6)   Jika pengarang lebih dari dua orang, nama akhir pengarang pertama diikuti dengan singkatan dkk. (singkatan dari dan kawan-kawan).
Contoh:
Tentang hubungan antara arsitektur dan arsitek, Sularko dkk. (1982:10) menyatakan bahwa arsitektur adalah perpaduan antara ilmu dan seni, sedangkan arsitek adalah orang yang menciptakan ruang sehingga melahirkan bentuk-bentuk arsitektur yang beraneka ragam.

3. Catatan Kaki

            Catatan kaki ialah keterangan mengenai kata atau ungkapan di dalam teks yang dicantumkan pada margin bawah halaman buku (biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks) untuk menambah referensi  uraian dalam naskah pokok. Pada artikel, catatan kaki biasanya hanya digunakan untuk menerangkan identitas penulis artikel.
 Hal-hal yang perlu diketahui dalam kaitannya dengan catatan kaki adalah sebagai berikut.
 (1) Catatan kaki berfungsi sebagai pemberi keterangan tambahan yang bersifat umum atau yang berasal dari sumber lisan.
(2)     Maksud pembuatan catatan kaki yang berdiri sendiri dan tidak dimasukkan ke dalam uraian adalah agar perhatian pembaca tidak beralih  dari  pokok bahasan.
(3)     Catatan kaki ditempatkan pada bagian bawah halaman. Ada juga yang ditempatkan pada akhir tulisan. Catatan kaki yang ditempatkan pada bagian bawah halaman perlu diperhitungkan tempatnya agar tidak melampaui margin bawah. Catatan kaki dipisahkan dari teks dengan garis sepanjang empat belas ketukan dari margin kiri. Garis pemisah itu berjarak dua spasi dari baris terakhir teks dan dua spasi dari nomor catatan kaki yang pertama.
(4)     Isi catatan kaki ditulis turun setengah spasi dari nomor catatan kaki dan ditulis dengan jarak antarbaris satu spasi. Jarak antara dua nomor catatan kaki adalah dua spasi.
(5)     Pada karya ilmiah yang terdiri atas beberapa bab, nomor catatan kaki diurutkan dalam setiap bab. Apabila terjadi pergantian bab, penomoran dimulai dari nomor satu lagi.
(6)     Nomor catatan kaki dalam teks diletakkan langsung di belakang huruf terakhir pernyataan yang diberi catatan dengan menaikkan setengah spasi.
Contoh:
Ani merupakan anak semata wayang¹ sehingga dimanja oleh orang tuanya.
(7)     Catatan kaki yang lebih dari dua baris ditulis dengan satu spasi.
(8)     Penulisan catatan kaki dimulai dari nama akhir pengarang, judul rujukan, kota tempat penerbitan, penerbit, tahun, dan nomor halaman.

            Pada catatan kaki terdapat singkatan-singkatan yang mempunyai fungsi tertentu. Singkatan tersebut berasal dari bahasa asing sehingga artinya perlu dipahami lebih dahulu.
(1)   Ibid. (singkatan dari Ibidium, artinya sama dengan yang sudah disebutkan di atas). Singkatan itu digunakan untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya tanpa diselingi oleh perujukan sumber lain. Huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, kemudian diikuti tanda titik (.), kemudian koma (,), lalu nomor halaman.
(2)   Jika yang dirujuk berada pada halaman yang berbeda, digunakan singkatan Op. cit (singkatan dari opere citato yang artinya karangan yang telah dikutip) dengan diikuti nomor halaman yang dirujuk.
(3)   Loc.cit (singkatan dari loco citato yang artinya pada tempat yang dikutip) digunakan jika merujuk karya  yang telah dirujuk sebelumnya pada halaman yang sama dan telah diselingi oleh sumber lain.
       Contoh:
¹Kaelan. Filsafat Bahasa. Yogyakarta: Paradigma. 1998. hal. 8.
²Ibid. Artinya adalah rujukan nomor 2 merujuk halaman yang sama dengan rujukan nomor 1.
4. Daftar Rujukan
            Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lain yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca  tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan. Semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
            Daftar rujukan dapat berupa buku, makalah, artikel, atau bahan-bahan lain, misalnya makalah hasil lokakarya, seminar, artikel dari internet, dan hasil penerbitan suatu lembaga. Kata rujukan berasal dari bahasa Arab,  ro-ja-‘a yang secara harfiah berarti kembali. Dengan demikian, rujukan berarti tempat melihat kembali bahan-bahan  atau bacaan yang dikutip. Bagian-bagian  yang ditulis dalam daftar rujukan adalah sebagai berikut:
(1)  nama pengarang ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik;
(2)  tahun penerbitan;
(3)  judul (termasuk subjudul);
(4)     tempat atau kota penerbitan;
(5)     nama penerbit.
Rujukan berupa buku
Pengarang
(1)     Jika  pengarang hanya satu orang, penulisan rujukan sebagai berikut:
Contoh:
Alatas, Syed Hussen. 1988. Intelektual Masyarakat Berkembang. Jakarta: LP3ES.
Effendy. 2003. Teori VSEPR dan Kepolaran Molekul. Malang: Bayumedia.
Schiffrin, D. 1993. Approaches to Discourse. Oxford: Blackwell.
Usman, Muchlis. 1996. Kaidah-Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah: Pedoman Dasar dalam Istinbath Hukum Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
 Nama pengarang dalam daftar rujukan dapat disingkat. Perhatikan contoh berikut!
 Alatas, S. 1988. Intelektual Masyarakat Berkembang. Jakarta: LP3ES
(2) Jika pengarang terdiri atas dua pengarang, penulisan rujukan sebagai berikut.
Contoh:
Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin. 1990. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Halliday, M.A.K. dan Hasan, Ruqaiya. Tanpa tahun. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Terjemahan oleh Asrudin Barori Tou. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(3) Jika nama pengarang lebih dari dua orang, nama pengarang pertama yang ditulis, lalu singkatan dkk. (dan kawan-kawan).
Contoh:
Wardani, I.G.A.K. dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
(4)   Penulisan nama pengarang yang terdiri atas dua kata atau lebih dimulai dengan nama akhir, diikuti tanda koma, kemudian nama pertamanya.
Contoh:
Soegito menjadi Soegito.
Sri Retnowati Wigati menjadi Wigati, Sri Retnowati atau Wigati, S. R.
Norman Fairclough menjadi Fairclough, Norman atau Fairclough, N.
(5) Urutan nama Tionghoa tidak dibalik karena unsur nama pertama Tionghoa merupakan nama keluarga.
Contoh:
Liem Swie King tetap Liem Swie King.
(6) Jika beberapa buku yang diacu ditulis oleh pengarang yang sama, nama pengarang tetap ditulis secara utuh, lalu diakhiri dengan tanda baca titik, tahun terbit, dan seterusnya.
Contoh:
Suhartono. 2000. Pengantar Psikolinguistik. Surabaya: Unesa Press.
Suhartono . 2001.  Pertuturan. Surabaya: Bina Ilmu.
Suhartono . 2002. Jurnalistik. Surabaya: Aksara Kata.

Tahun Terbit
(1) Jika beberapa rujukan ditulis oleh seorang penulis dalam tahun yang sama,  urutannya didasarkan pada urutan abjad judul buku dengan ciri pembeda huruf sesudah tahun terbit.
Contoh:
Fairclough, Norman. 1995a. Critical Discourse Analysis. London: Longman.
Fairclough, Norman. 1995b. Media Discourse. London: Edward Arnold.
(2)     Jika rujukan yang digunakan tidak menyebutkan tahun terbit, tahun terbit ditulis dengan Tanpa Tahun.
Contoh:
Sumargono, Achmad. Tanpa Tahun. Pengantar Biokimia. Malang: Aneka.
Judul
(1)  Judul buku ditulis sesudah tahun terbit, diakhiri dengan tanda titik, dan dicetak miring atau garis bawah pada masing-masing kata. Jika pada judul terdapat anak judul, di antaranya ditulis tanda titik dua.
Contoh:
De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan (terjemahan Alwiyah Abdurrahman). Bandung: Kaifa.
 Gardner, Howard. 1985. Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. New York: Basic Books.
 Rose, Colin. 1985. Accelerated Learning. New York: Dell Publishing Co.

(2)  Judul artikel, laporan penelitian, makalah, skripsi, atau tesis ditulis di antara tanda petik.
Contoh:
Suyitno. 2004. “Pengembangan Pola Pembinaan dan Peningkatan Disiplin Guru”. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa.
(3)  Keterangan yang menyertai judul (misalnya: jilid, edisi, terjemahan) ditempatkan sesudah judul dan diakhiri dengan tanda titik.
Contoh:
Kridalaksana, H. 1988. Kamus Linguistik. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia.

(4) Jika rujukan berupa karya terjemahahan, nama pengarang asli ditulis paling awal, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, nama tempat penerbitan, dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkam, digunakan kata tanpa tahun.

Contoh:
Glaser, Barney dan Strauss, Ansem L. Tanpa Tahun. Penemuan Teori Grounded: Beberapa Strategi Penelitian Kualitatif. Terjemahan oleh Abd. Syukur Ibrahim. 1984. Surabaya: Usaha Nasional.
(5)  Jika rujukan berupa buku  kumpulan artikel (ada editornya), setelah nama pengarang ditambahkan singkatan Ed. jika editornya satu orang dan Eds. jika editornya lebih dari satu orang.  Dalam BI editor disebut penyunting.
Contoh:
Purwo, Bambang Kaswanti (penyunting). 1992. PELLBA 5: Bahasa, Budaya. Yogyakarta: Kanisius.
 Leteridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching English as a Second Language. New York: Praeger.
 Latif, Yudi dan Ibrahim, Idi Subandy (Eds.). 1996. Bahasa dan Kekuasaan. Bandung: Mizan.      
(6) Jika rujukannya adalah artikel dalam buku kumpulan artikel, judul artikel ditulis di antara tanda petik ganda. Setelah titik, digunakan Dalam dan seterusnya.
Contoh:
Hooker, Virginia Matheson. 1996. “Bahasa dan Pergeseran Kekuasaan di Indonesia: Sorotan terhadap Pembakuan Bahasa Indonesia”. Dalam Latif, Yudi dan Ibrahim, Idi Subandy (Eds.). Bahasa dan Kekuasaan. Bandung: Mizan.

Nama Kota dan Penerbit
(1) Nama kota ditulis setelah judul, diikuti tanda titik dua (:).
 Contoh:
.Surabaya:
.Jakarta:
.Surabaya:
(2)     Nama kota diikuti nama penerbit buku.
Contoh:
.Surabaya: Usaha Nasional.
.Jakarta: Gramedia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rujukan dari koran atau majalah
(1)  Nama pengarang ditulis paling awal, lalu diikuti tanggal, bulan, dan tahun terbit.
(2)  Judul artikel yang dikutip ditulis dengan cetak biasa dan berhuruf besar pada setiap awal kata, kecuali kata tugas.
(3)  Nama majalah ditulis dengan huruf  kecil, kecuali huruf pertama setiap kata dan ditulis miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.
(4)  Judul artikel ditulis di antara tanda petik dua (“).
Contoh:
Kompas. 17 Agustus, 2005. “Interpretasi Proklamasi”, hal. 8.
Fauzan, Ali. 12 Juni 2000. “Krisis Energi.” Jawa Pos, hal. 4.
Mujani, Saiful. 2000. “Tanggung Jawab Politik Santri”. TEMPO, edisi 6-12 November.

Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah dan Suatu Lembaga
Contoh:
BP-7 Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. 1988. Buku Serapan Bahan Penataran P-4, UUD 1945, GBHN. Surabaya.
 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Surabaya: Usaha Nasional.

Rujukan dari Internet
Rujukan dari Internet Berupa Karya Individual
(1)  Nama pengarang ditulis seperti aturan bahan cetak, diikuti tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume atau nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan dengan disertai tulisan waktu pengaksesan  dalam tanda kurung.
Contoh:
Graham, J.L. 2000. A Survey of LES Online Journals, 1999-2000: Learning Analysis, (Online), (http://journal.ed.learn.mu.uk/analysis/analysis.html, diakses 15 Agustus 2002).

Rujukan dari Internet Berupa Artikel Jurnal
(1)  Nama pengarang ditulis seperti aturan bahan cetak, diikuti tahun dan judul artikel.
(2)  Kemudian, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan dengan disertai keterangan waktu pengaksesan dalam tanda kurung.
Contoh:
Hanafi, Hasan. 1997. Kepribadian Ganda. Jurnal Psikologi, (Online), Jilid 2, No.6, (http//www.surabaya.ac.id, diakses 20 Juni 1998).

Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi
Nama pengarang ditulis seperti aturan bahan cetak, diikuti tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam tanda kurung (Online), kemudian diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan dengan disertai keterangan waktu pengaksesan yang ditulis di antara tanda kurung.
Contoh:
David, E. 10 Desember 1994. Summary of Citing Internet Sites. EDUCATION Discussion List, (Online), (NETRRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 28 Desember 1994).
Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi
Penulisannya diawali dengan nama pengirim e-mail (jika ada); diikuti keterangan dalam kurung (alamat e-mail pengirim); kemudian tanggal, bulan, tahun, dan topik isi bahan (dicetak miring); lalu nama yang dikirimi e-mail dengan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirimi).
Contoh:
Aliyah, S. (unesa-sby@indo.net.id). 01 Januari 2005. Artikel untuk JPN. E-mail kepada Tom Haris (th@sby.ywcn.or.id).




No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive