Rasimin (1988)
loyalitas dapat diartikan dengan kesetiaan, pengabdian dan kepercayaan yang
diberikan atau ditujukan kepada seseorang atau lembaga, yang di dalamnya
terdapat rasa cinta dan tanggung jawab untuk berusaha memberikan pelayanan dan
perilaku terbaik.
Siswanto (1989)
loyalitas adalah tekad dan kesanggupan individu untuk mentaati, melaksanakan,
mengamalkan peraturan-peraturan dengan penuh kesadaran dan sikap tanggung
jawab. Hal ini dibuktikan dengan sikap dan tingkah laku kerja yang positif.
Hasibuan (2005),
loyalitas atau kesetiaan merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam
penilaian karyawan yang mencakup kesetiaan terhadap pekerjaannya, jabatannya
dan organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan
membela organisasi didalam maupun diluar pekerjaan dari rongrongan orang yang
tidak bertanggung jawab.
Poerwopoespito
(2004) , menyebutkan bahwa loyalitas kepada pekerjaan tercermin pada sikap
karyawan yang mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki, melaksanakan
tugas dengan tanggungjawab, disiplin serta jujur dalam bekerja.
Poerwopoespito (2005),
juga menjelaskan bahwa sikap karyawan sebagai bagian dari perusahaan yang
paling utama adalah loyal. Sikap ini diantaranya tercermin dari terciptanya
suasana yang menyenangkan dan mendukung ditempat kerja, menjaga citra
perusahaan dan adanya kesediaan untuk bekerja dalam jangka waktu yang lebih
panjang.
Berangkat dari
pengertian di atas, Loyalitas para karyawan bukan hanya
sekedar kesetiaan fisik atau keberadaaannya di dalam organisasi, namun termasuk
pikiran, perhatian, gagasan, serta dedikasinya tercurah sepenuhnya kepada
organisasi.
1.
Aspek-aspek
loyalitas
Aspek-aspek loyalitas kerja yang
terdapat pada individu dikemukakan oleh Siswanto (1989), yang menitik beratkan
pada pelaksanaan kerja yang dilakukan karyawan antara lain :
a. Taat
pada peraturan
Karyawan
mempunyai tekad dan kesanggupan untuk menaati segala peraturan, perintah dari
perusahaan dan tidak melanggar larangan yang telah ditentukan baik secara
tertulis maupun tidak tertulis. Peningkatan ketaatan tenaga kerja merupakan
priorotas utama dalam pembinaan tenaga kerja dalam rangka peningkatan loyalitas
kerja pada perusahaan. (Siswanto,
1989)
b. Tanggung
jawab
Karakteristik
pekerjaan dan prioritas tugasnya mempunyai konsekuensi yang dibebankan
karyawan. Kesanggupan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya dan kesadaran setian resiko melaksanakan tugas akan memberikan
pengertian tentang keberanian dan kesediaan menanggung rasa tanggung jawab ini
akan melahirkan loyalitas kerja. Dengan kata lain bahwa karyawan yuang
mempunyai loyalitas yang tinggi maka karyawan tersebut mempunyai tanggung jawab
yang lebih baik. (Siswanto,
1989)
c. Sikap
kerja
Sikap mempunyai sisi mental yang
mempengaruhi individu dalam memberikan reaksi terhadap stimulus mengenai
dirinya diperoleh dari pengalaman dapat merespon stimulus tidaklah sama. Ada
yang merespon secara positif dan ada yang merespon secara negative. (Siswanto,
1989)
Karyawan yang memiliki loyalitas
tinggi akan memiliki sikap kerja yang positif. Sikap kerja yang positif
meliputi :
1)
Kemauan untuk bekerja
sama. Bekerja sama dengan orangorang dalam suatu kelompok akan memungkinkan
perusahaan dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh orang-orang
secara individual.
2)
Rasa memiliki. Adanya
rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan memiliki
sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan sehingga
pada akhirnya akan menimbulkan loyalitas demi tercpainya tjuan perusahaan.
3)
Hubungan antar pribadi.
Karyawan yang mempunyai loyalitas karyawan tinggi mereka akan mempunyai sikap
fleksibel kea rah tete hubungan antara pribadi. Hubungan antara pribadi ini
meliputi : hubungan social diantara karyawan. Hubungan yang harmonis antara
atasan dan karyawan,
situasi kerja dan sugesti dari teman sekerja.
4)
Suka terhadap pekerjaan.
Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan bahwa karyawannya tiap hari datang untuk bekerja sama sebagai
manusia seutuhnya dalam hal melakukan pekerjaan yang akan dilakukan dengan
senang hati sebagai indikatornya bisa dilihat dari : kesanggupan karyawan dalam
bekerja, karyawan tidak kpernah menuntut apa yang diterimanya di luar gaji
pokok.
Steers dan Porter (1983) menitik beratkan aspek loyalitas perusahaan,
antara lain: a) dorongan yang kuat
untuk tetap menjadi anggota perusahaan,
b) keinginan untuk berusaha semaksimal mungkin bagi
perusahaan, c) kepercayaan
yang pasti dan penerimaan yang penuh aas nilai-nilai perusahaan
Aspek-aspek loyalitas di atas, baik
yang merupakan proses psikologis individu maupun dalam pekerja tersebut di atas
akan sering mempengaruhi untuk membentuk loyalitas, yaitu dorongan yang kuat
untuk tetap menjadi anggota perusahaan, kepercayaan yang pasti, penerimaan
penuh atas nilai-nilai perusahaan, taat pada praturan yang berlaku rasa
tanggung jawab yang tinggi dan sikap kerja yang positif. Apa bila hal-hal
tersebut dapat terpenuhi dan dimiliki oleh karyawan, maka niscaya karyawan
tersebut akan memiliki loyalitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi loyalitas karyawan
Pambudi juga menambahkan bahwa lima (5)
faktor yang menjadi tolok ukur sumber daya manusia yang mempunyai loyalitas
atau komitmen (Utomo, 2002:17), yaitu:
a.
Karyawan tersebut
berada di perusahaan tertentu;
b.
Karyawan tersebut
mengenal seluk beluk bisnis perusahaannya maupun para pelanggannya dengan baik.
c.
Karyawan tersebut turut
berperan dalam mempertahankan hubungan dengan pelanggan yang menguntungkan bagi
perusahaannya;
d.
Karyawan tersebut
merupakan aset tak berwujud yang tidak dapat ditiru oleh para pesaing;
e.
Karyawan tersebut
mempromosikan perusahaannya, baik dari sudut produk, layanan, sebagai tempat
kerja yang ideal maupun keunggulan kinerja dan masa depan yang lebih baik.
Sedangkan
menurut Steers dan Porter (1983) menyatakan bahwa timbulnya loyalitas kerja
dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Karakteristik
pribadi, meliputi usia, masa kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, prestasi
yang dimiliki, ras, dan sifat kepribadian
2. Karakteristik
pekerjaan, meliputi tantangan kerja, stres kerja, kesempatan untuk berinteraksi
sosial, job enrichment,
identifikasi tugas, umpan balik tugas, dan kecocokan tugas
3. Karakteristik
desain perusahaan, yang dapat dilihat dari sentralisasi, tingkat formalitas,
tingkat keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, paling tidak telah
menunjukkan berbagai tingkat asosiasi dengan tanggung jawab perusahaan,
ketergantungan fungsional maupun fungsi kontrol perusahaan
4.
Pengalaman yang
diperoleh dalam perusahaan, yaitu internalisasi individu terhadap perusahaan
setelah melaksanakan pekerjaan dalam perusahaan tersebut meliputi sikap positif
terhadap perusahaan, rasa percaya terhadap perusahaan sehingga menimbulkan rasa
aman, merasakan adanya kepuasan pribadi yang dapat dipenuhi oleh perusahaan.
Anaroga (1992:88) yang
dikutip oleh Sasmitaningrum (2008:72) Mengemukakan ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan loyalitas kerja, yaitu: a. Hubungan yang erat
antarkaryawan, b. Saling keterbukaan dalam hubungan kerja, c. Saling pengertian antara
pimpinan dengan karyawan, d. Memperlakukan karyawan tidak sebagai buruh,
tetapi sebagai rekan kerja, e. Pimpinan berusaha menyelami pribadi karyawan
secara kekeluargaan, f. Rekreasi bersama seluruh anggota perusahaan
No comments:
Post a Comment