Dan akhirnya Ansa
pun pergi. Di pelukan kekasihnya tersayang, Ringga. Walaupun Ringga selamanya
tidak akan pernah ikhlas dengan kepergian orang yang selama 3 tahun ia sayangi.
Tapi Ringga mencoba untuk tegar, dan terlintas di benaknya saat-saat pertama
kali ia kenal dengan Ansa. Cewek tinggi berkulit putih itu yang selalu menyita
perhatiannya ketika SMA dulu. Tapi kini ternyata…
“awasss semuuaaa !!!” teriak Ringga
sang ketua OSIS yang tengah menggendong seorang cewek yg pingsan saat rapat
OSIS.
“apaan sih lo ! teriak-teriak gak
jelas.” Balas dhika.
“lo gak liat gue lagi gendong siapa ? dia
pingsan.” Bentak Ringga.
Dhika tidak memperdulikan
apa yang dikatakan oleh temannya itu. Ringga pun segera pergi ke UKS untuk
membaringkan cewek kulit putih yang belum ia kenal itu.
Beberapa jam kemudian.
”duhh, gue dimana ?” ungkap
Ansa
Ringga pun terbangun dari
tidurnya yang dari tadi menjaga Ansa.
”lo ada di UKS.
Tadi lo pingsan,..”
“eh, hidung lo
mimisan tuh.” Jelas Ringga.
”masa ?”
”maaf, gue harus
buru-buru pergi.” Ucap Ansa sambil berlari kecil keluar ruang UKS tanpa
berterima kasih kepada lelaki yang membantunya itu.
Mereka
memang tidak saling kenal, tapi Ansa memang sudah sering memperhatikan sang
ketua OSIS tersebut sejak dulu.
Ansa segera
membersihkan sisa-sisa darah di hidungnya. Lalu ia pergi
pulang kerumahnya.
^^9
Seperti
biasa, setiap pagi Ansa menerima sepucuk surat dari penggemar rahasianya dan 1
angsa dari kertas yang selalu membuat Ansa tersenyum setiap paginya.
“selamat pagi cinta, semoga hari ini mendapatkan apa yang
engkau inginkan”
Ansa selalu mendapatkan
surat yang sama setiap paginya. Walaupun sebenarnya hanya Ringga yang selalu
membuat ia bahagia. Tapi setidaknya surat itu cukup untuk membuatnya tersenyum tiap
pagi.
Hari ini pulang sekolah Ansa
berniat untuk menemui secret admire yang telah berbulan-bulan mengirimkannya
surat kepadanya tiap pagi. Sebenarnya, ia tidak kuat untuk sekolah hari ini,
karena penyakit yang diidapnya selama 7 tahun terakhir kambuh lagi.
”Ansa sayang, kamu jangan
sekolah dulu ya hari ini.”
”mamah khawatir kamu jatuh
pingsan lagi nanti.” bujuk mamahnya.
”tapi mah,..” sela Ansa.
Mamah mengerutkan dahinya
dan..
”oke, Ansa gak pergi sekolah
hari ini.”
Akhirnya Ansa pun
mengurungkan niatnya untuk pergi ke sekolah pagi itu. Sebenarnya ia tidak rela
untuk tidak melihat Ringga satu hari saja. Hh..tapi apa boleh buat. Gumam Ansa
dalam hati.
No comments:
Post a Comment