Ciri masyarakat akademis adalah berpikir ilmiah, melalui pendekatan dan
metode berpikir tertentu. Berpikir ilmiah bertujuan untuk memahami alam dan
manusia secara objektif (menurut apa adanya, tapi tidak menurut apa
seharusnya), sistematis, lebih persis, terbuka untuk diuji kembali.
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Ilmu berasal dari bahasa Arab ”ilm” yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu
sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.
Sains, menurut kamus
Webster New Worlds Dictionary, kata science berasal dari kata latin, scire yang artinya mengetahui. Secara
bahasa science berarti “keadaan atau
fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan (knowledge) yang dikontraskan melalui
intuisi atau kepercayaan.
Ilmu secara harfiah tidak
terlalu berbeda dengan science. Namun ilmu memiliki ruang lingkup yang berbeda
dengan science (sains). Sains hanya dibatasi pada bidang-bidang
empirisme-positivisme sedangkan ilmu melampauinya dengan nonempirisme seperti matematika
dan metafisika.
Ilmu harus memiliki obyek
kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya,
tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Obyeknya dapat bersifat ada, atau
mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya.
Ilmu juga harus didasarkan pada metode tertentu. Metode adalah upaya-upaya
yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. Metode berasal dari kata Yunani ”Metodos” yang berarti cara,
jalan. Secara umum berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk
pada metode ilmiah.
Ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis
sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu,
mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Ilmu juga
bersifat universal. Artinya kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu).
Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan dalam pemecahan masalah terdiri dari pendekatan monodisiplner
(hanya dengan satu disiplin ilmu) dan interdispliner (pendekatan dengan
berbagai ilmu yang serumpun yang relevan secara terpadu, misalnya ilmu-ilmu
yang merupakan rumpun ilmu kealaman), multidisipliner (banyak ilmu dalam rumpun
yang sama), transdisipliner (pemecahan masalah dengan menggunakan keilmuan yang
dikuasai dan yang relevan selain keahliannya, lintas ilmu dalam rumpun yang
sama, dan krosdisipliner (pemecahan masalah dengan dua atau lebih ilmu dalam
dua atau lebih rumpun ilmu yang relevan).
Kriteria dalam menetapkan masalah
a.
Apakah masalah ini berguna untuk dipecahkan ?
b.
Apakah terdapat kepandaian yang diperlukan untuk
pemecahan ini ?
c.
Apakah masalah itu sendiri menarik untuk dipecahkan ?
d.
Apakah masalah ini memberikan sesuatu yang baru ?
e.
Apakah untuk pemecahan masalah tersebut dapat diperoleh
data yang secukupnya ?
f.
Apakah masalah itu terbatas sedemikian rupa sehingga
jelas batas-batasnya dan dapat dilaksanakan pemecahannya ?
Metode pemecahan masalah PLSBT
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah diantaranya :
- Metode riset adalah : a method of
study by which through the careful and exhaustive investigation of all
acertainable avidence bearing upon depinable problem, we reach solution to
that problem.
- Metode
pemecahan masalah (problem solving
method) : metode yang menawarkan dan menempuh tahapan tertentu dalam
memecahkan masalah.
- Metode
inkuiri (inquiry method): metode
yang lebih menekankan kepada penyelidikan terhadap suatu masalah. Ketiga metode ini pada dasarnya mencakup
lima tahapan pemecahan masalah, yakni merasakan ada masalah, merumuskan
masalah, menentukan anggapan dasar jawaban sementara, mengumpulkan data
dan menguji jawaban sementara, serta membuat kesimpulan dan rekomendasi.
Contoh Penerapan pendekatan dan metode pemecahan masalah
Kasus Tim Sukses UN dan ”DOA” (Dorongan Amplop) di dunia pendidikan.
Analisis
pemecahannya dapat dilakukan dengan mengkaji dari beberapa aspek yaitu :
a.
Agama
Bila
ditinjau dari sisi agama, ada beberapa kemungkinan. Pertama, berpahaman menjadi
tim sukses itu tidak berdosa karena ”membantu” siswa untuk lulus. Kedua, tahu
itu dosa, tapi tidak berdaya. Padahal bila dilakukan, hal itu menjadi dosa
kolektif.
b.
Hukum positif
Penerapan
kebijakan sebaiknya diiringi dengan pengawasan yang tepat dan penerapan sanksi
bagi yang melanggarnya.
c.
Ekonomi
Kemungkinan
pelaku yang menjadi tim sukses ini terdesak faktor ekonomi, sehingga
mengorbankan keyakinan dan nuraninya karena kebutuhan ekonomi.
d.
Psikologi
Sekolah
tertentu akan mempertahankan prestise, tidak mau kalau siswanya banyak yang
tidak lulus. Oleh karena itu, dengan adanya tim sukses ini agar para siswanya
lulus UN.
Adapun di antara
solusinya :
- Mengingatkan kembali bahwa saling tolong menolong
yang dianjurkan agama hanya dalam kebaikan bukan keburukan dan kecurangan.
Sebagaimana tercantum dalam QS, 5:2 berikut :
”........... Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
- Pemerintah tidak menjadikan UN sebagai satu-satunya
standar kelulusan, sehingga tidak menjadikan beban sekolah agar berusaha
dengan berbagai cara agar para siswanya lulus.
- Pemerintah menerapkan sanksi tegas bagi Dinas
Pendidikan sekolah, atau guru yang terlibat dalam tim sekolah UN.
Pertanyaan-Pertanyaan :
- Salah satu ciri masyarakat akademis adalah berpikir
ilmiah. Bagaimana cara untuk mewujudkan berpikir ilmiah dalam masyarakat ?
- Apakah dengan berpikir ilmiah suatu masalah akan
dapat diselesaikan ?
- Dalam kehidupan ini kita sering menemukan masalah.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan masalah ?
- Apa kriteria bahwa sesuatu itu dapat disebut masalah
?
- Banyak sekali permasalahan di dalam masyarakat,
bagaimana cara untuk memecahkan masalah tersebut ?
- Terdapat beberapa macam pendekatan untuk memecahkan
suatu masalah, bagaimana kita tahu akan menggunakan jenis pendekatan yang
mana dalam memecahkan suatu masalah ?
- Mana yang lebih baik antara pendekatan monodisipliner
atau multidisipliner ? Mengapa ?
- Metode yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
ada beberapa jenis. Metode yang bagaimana yang tepat untuk memecahkan
masalah ?
- Apa kriteria atau indikator yang dapat menunjukkan
bahwa suatu metode tertentu tepat dan sesuai untuk memecahkan suatu
masalah ?
- Dalam tahapan pemecahan masalah, terdapat tahapan
menentukan anggapan dasar dan jawaban sementara. Bagaimana menentukan
anggapan dasar dan jawaban sementara tersebut untuk memecahkan suatu
masalah ?
- Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin memudahkan berbagai aktivitas manusia. Tetapi dilain
pihak banyak juga menimbulkan masalah yang diakibatkan kemajuan IPTEK
tersebut. Masalah-masalah apa saja yang ditimbulkan dari kemajuan IPTEK
tersebut ?
- Kadangkala suatu masalah berkaitan antara satu
bidang dengan bidang yang lainnya dan seringkali saling terkait. Bagaimana kita dapat memilah
masalah tersebut untuk dicari pemecahannya ?
DAFTAR
PUSTAKA
Depdikbud. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdikbud
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Martiningsih, Blogspot.com/2007/12/Macam-macam
Pembelajaran. Terdapat di Http.goggle.com. Html-7/7 k
Rahayu, P. (2007). Profesional Guru. Makalah
seminar Pendidikan: UPI
Soetomo. (1993). Dasar-dasar
Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasionalndar. (2001). Pembelajaran Tidak Hanya Berupa Tes Pada AkFormatif
atau sumatif)
Suriasumantri, Jujun S. (1999). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Syah, Muhibin. (2000). Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wasliman, Iim. (2006). Mengangkat
Citra Guru Melalui Penguasaan Kompetensi. Dalam Mimbar Pendidikan, No. 3 Tahun XXV 2006
No comments:
Post a Comment