Wednesday, March 20, 2019

MENGASUH ANAK DENGAN PENUH KASIH SAYANG

I.         PENDAHULUAN
Pendidikan  merupakan  suatu  usaha manusia untuk membina  kepribadiannya agar sesuai dengan norma-norma atau aturan di dalam masyarakat. Setiap orang dewasa di dalam masyarakat dapat menjadi pendidik, sebab pendidik merupkan suatu perbuatan sosial yang mendasar untuk petumbuhan atau perkembangan  anak didik menjadi manusia yang mampu berpikir dewasa dan bijak. Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan.  Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga. Menurut Hasbullah (1997), dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu pendidikan, bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi dalam perkembangan kepribadian anak  dan  mendidik anak dirumah, fungsi keluarga/orang tua dalam mendukung pendidikan di sekolah.

II.     RUMUSAN MASALAH
A.    Pengertian Pendidikan Anak Dalam Keluarga.
B.     Tujuan Pendidikan Anak Dalam Keluarga.
C.     Peran Pendidikan Anak Dalam Keluarga.
D.    Kajian Perilaku Anak Dalam Keluarga.
E.      Model Pendidikan Orang Tua Dalam Keluarga
F.      Pengaruh Orang Tua Pada Tumbuh Kembang Anak.
G.    Menjadi Orang Tua Yang Penuh Kasih Sayang.
H.    Biarlah Anak Menjadi Dirinya Sendiri.
·        Hargai anak.
·        Do’a.



III.  PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendidikan Anak Dalam Keluarga
Di dalam pendidikan anak dalam keluarga  perlu diperhatikan dalam memberikan kasih sayang, jangan berlebih-lebihan dan jangan pula kurang. Oleh karena itu keluarga harus pandai dan tepat dalam memberikan kasih sayang yang dibutuhkan oleh anaknya. Pendidikan keluarga yang baik adalah: pendidikan yang memberikan dorongan kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan-pendidikan agama.
Pendidikan keluarga mempunyai pengaruh yang penting untuk mendidik anak. Hal tersebut mempunyai pengaruh yang positif dimana lingkungan keluarga memberikan dorongan atau memberikan motivasi dan rangsangan untuk menerima, memahami, meyakini, serta mengamalkan ajaran islam. Dalam keluarga hendaknya dapat direalisasikan tujuan pendidikan agama islam. Yang mempunyai tugas untuk merealisasikan itu adalah orang tua.

B.     Tujuan Pendidikan Anak Dalam Keluarga
Hoghughi (2004) menyebutkan bahwa Pendidikan mencakup beragam aktifitas yang bertujuan agar anak dapat berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik. Prinsip Pendidikan menurut Hoghughi tidak menekankan pada siapa (pelaku) namun lebih menekankan pada tujuan dari perkembangan dan pendidikan anak. Oleh karenanya tujuan Pendidikan  meliputi pendidikan fisik, pendidikan emosi dan pendidikan sosial.
1.      Pendidikan fisik mencakup semua aktifitas yang bertujuan agar anak dapat bertahan hidup dengan baik dengan menyediakan kebutuhan dasarnya.
2.      Pendidikan emosi mencakup pendampingan ketika anak mengalami kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan seperti merasa terasing dari teman-temannya, takut, atau mengalami trauma. Pendidikan emosi ini mencakup pendidikan agar anak merasa dihargai sebagai seorang individu, mengetahui rasa dicintai, serta memperoleh kesempatan untuk menentukan pilihan dan untuk mengetahui resikonya. Pendidikan emosi ini bertujuan agar anak mempunyai kemampuan yang stabil dan konsisten dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
3.       Sementara itu, pendidikan sosial bertujuan agar anak tidak merasa terasing dari lingkungan sosialnya yang akan berpengaruh terhadap perkembangan anak pada masa-masa selanjutnya.

C.    Peran Pendidikan Anak Dalam Keluarga
Peran  keluarga dalam pendidikan  anak dapat dilakukan dengan beberapa pola, yaitu:
1.      Bermain pada anak.
Bermain merupakan salah satu cara yang tepat untuk melepaskan atau menumpahkan seluruh energi dan perasaan yang dimiliki anak termasuk didalamnya emosi anak. Selain itu biasanya dengan bermain anak juga dapat mengembangkan hubungan sosial mereka.
2.      Permainan yang dapat melatih kecerdasan sosial emosional antara lain:
·         Bermain peran dengan boneka tangan maupun wayang.
·         Film pembelajaran bermuatan nilai sosial emosional.
·         Ajak anak keluar rumah untuk berinteraksi dengan orang lain.
·         Ajak anak bermain kelompok (cooperative play), seperti: sepak bola.
3.      Sentuhan, belaian dan pelukan kepada anak.
Interaksi antara orang tua dengan anak sangat berpengaruh terhadap kecerdasan sosial    emosional anak. Sentuhan, belaian dan pelukan yang diberikan kepada anak merupakan beberapa cara yang tepat untuk membangun hubungan baik atau kelekatan antara orang tua dengan anak.
4.      Pemberian kata positif dan empati orang tua terhadap anak.
Kata positif yang diberikan kepada anak membuat anak termotifasi untuk melakukan dan mengulangi perilaku yang positif dan membuat anak percaya diri. Sedangkan empati dari orang tua membuat anak merasa orang tua berada di pihaknya, terutama saat anak memiliki masalah, empati dari orang tua sangatlah penting agar anak dapat lebih tenang dan merasa orang tua merasakan apa yang anak rasakan.

D.    Kajian Perilaku Anak Dalam Keluarga
Menurut Hurlock Bahwa perkembangan sosial anak merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. “Sosialisasi “ adalah Kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma nilai atau harapan sosial.
1.      Proses Perkembangan Sosial.
Proses sosialisasi ini terpisah, tetapi saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Hurlock antara lain :
a.       Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang tepat diterima dimasyarakat.
b.      Belajar memainkan peran sosial yang ada dimasyarakat.
c.       Mengembangkan sikap / tingkah laku sosial terhadap individu lain dan aktivitas sosial yang ada di masyarakat.

Berdasarkan ke-3 tahap proses sosial ini individu dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a.       Individu sosial.
b.      Individu non sosial.

Menurut teori perkembangan psikososial Erikson ada empat tingkat perkembangan anak yaitu:
a.       Usia anak 0 - 1 tahun yaitu trust versus mistrust. Pengasuhan dengan kasih sayang yang tulus dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi menimbulkan "trust" pada bayi terhadap lingkungannya. Apabila sebaliknya akan menimbulkan "mistrust" yaitu kecemasan dan kecurigaan terhadap lingkungan.
b.      Usia 2 - 3 tahun, yaitu autonomy versus shame and doubt. Pengasuhan melalui dorongan untuk melakukan apa yang diinginkan anak, dan sesuai dengan waktu dan caranya sendiri dengan bimbingan orang tua atau pendidik yang bijaksana, maka anak akan mengembangkan kesadaran autonomy. Sebaliknya apabila pendidik tidak sabar, banyak melarang anak, akan menimbulkan sikap ragu-ragu pada anak. Hal ini dapat membuat anak merasa malu.
c.       Usia 4 - 5 tahun, yaitu inisiative versus guilt, yaitu pengasuhan dengan memberi dorongan untuk bereksperimen dengan bebas dalam lingkungannya. Pendidik dan orang tua tidak menjawab langsung pertanyaan anak, maka mendorong anak untuk berinisiatif sebaliknya, bila anak selalu dihalangi, pertanyaan anak disepelekan, maka anak akan selalu merasa bersalah.
d.      Usia 6 - 11 tahun, yaitu industry versus inferiority, bila anak dianggap sebagai "anak kecil" baik oleh orang tua, pendidik maupun lingkungannya, maka akan berkembang rasa rendah diri, dampaknya anak kurang suka melakukan tugas-tugas yang bersifat intelektual dan kurang percaya diri.

E.     Model Pendidikan Orang Tua dalam Keluarga
1.      Dalam menciptakan keluarga yang kondusif para orang tua hendaknya memperhatikan suasana harmonis dan kondusif dalam keluarga sehingga memungkinkan pertumbuhan anak secara normal yang diantaranya meliputi:
a.       Sikap orang tua yang authoritative dengan memberikan kebebasan kepada anak untuk berpendapat melalui pemberian pengarahan-pengarahan yang tidak hanya bersifat satu arah, sediakan waktu untuk diskusi, hargai pendapat mereka sekalipun mungkin salah.
b.      Pertanyaan-pertanyaan anak yang tidak diperhatikan akan mematikan rasa ingin tahu, yang berdampak pada anak menjadi masa bodoh dan bersikap tidak peduli dan akan menjadikannya sulit berkembang, baik kecerdasan maupun kreativitasnya.
c.       Bermain, baik dalam arti metode belajar (learning by playing) maupun bermain bersama anak (aktivitas fisik) gerakan-gerakan seperti berguling, melompat-lompat, berayun-ayun, sangat mempengaruhi syaraf-syaraf kecerdasan anak. Helicopter spin salah satu metode yang dapat digunakan, melalui bermain dapat dimaksimalkan saluran indrawi.
d.      Berikan keteladanan, bagi anak menirukan pekerjaan yang dilakukan orang tua lebih mudah dibandingkan dengan melakukan apa yang diucapkan, tunjukkan sikap, ucapan maupun perilaku baik yang dapat dicontoh oleh anak.
e.       Hindari hukuman fisik, hukuman fisik lebih banyak menimbulkan dampak negatif, jika emosi orang tua sudah tinggi, hukuman fisik seringkali merupakan pelampiasan yang tidak terkendali.
f.       Berikan perhatian pada kebutuhan anak khususnya yang berkaitan dengan emosi dan intelektual mereka, harus disadari bahwa kebutuhan seorang anak tidak hanya fisik semata.
2.      Kondisikan dengan suasana membaca
Para orang tua dapat memperkenalkan buku cerita kepada anak sedini mungkin dan saat yang paling mudah menanamkan kebiasaan membaca adalah: saat anak belum bisa protes. Yaitu: waktu bayi. Bahkan sejak dalam kandungan. Jika kita membacakan cerita kepada bayi setiap malam secara rutin, maka acara tersebut menjadi suatu ritual yang dinantikan anak, membaca cerita kepada bayi juga mengembangkan keingintahuan serta kecerdasan anak. Ketika bayi semakin besar, sudah bisa duduk di pangkuan, mulai meraba buku dan merasakan kehangatan orang tua pada saat membacakan cerita dan itu suatu perasaan yang sangat menyenangkan anak. Perasaan itu akan terus terbawa sampai dewasa, inilah yang disebut dengan neuro association. Dengan demikian bagi anak, buku menjadi suatu yang menyenangkan saat besar.
3.      Pemberian sugesti positif dan tidak membandingkan dengan anak lain.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar waktu dari perjalanan hidup manusia lebih banyak mendapatkan sugesti yang negative dibandingkan yang positif. Untuk itulah disarankan agar memberi dorongan pada apa yang harus dilakukan bukan yang dilarang, karena dorongan akan membuat anak berani mencoba sementara larangan membuat anak menjadi takut untuk mencoba.
Sedangkan anak diserahkan membandingkan dengan anak lain karena secara umum manusia tidak akan berkenaan jika dibandingkan dengan orang lain demikian pula pada anak. Hal ini akan berdampak rendahnya rasa percaya diri yang disebabkan eksistensi diri yang tidak dihargai.
4.      Perkenalkan bahasa kedua.
Memperkenalkan bahwa kedua (Arab, Inggris, Jepang, Jerman, Perancis) kepada anak sejak awal adalah saat yang paling tepat. Kemampuan belajar suatu bahasa asing paling tinggi sejak kelahiran hingga usia enam tahun. Dan sesudah itu menurun secara tetap dan tak terpulihkan. Lonjakan terbesar perkembangan otak mulai berakhir pada usia sekitar 10 tahun. Oleh karena itu bahasa asing sebaiknya diajarkan sedini mungkin.

F.     Pengaruh Orang Tua Pada Tumbuh Kembang Anak.
Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak. Pendidik yang pertama, karena orang tua adalah yang pertama kali melakukan kegiatan pendidikan untuk memberanikan pengasuh positif maupun negatif, bahkan semenjak dalam kandungan. Sebagai pendidik yang utama karena anak menjalin hubungan yang sangat kuat dalam waktu yang panjang dan dalam ikatan hubungan emosional yang kuat dengan orang tuanya.
Maka dari itu, orang tua yang menginginkan masa depan anak-anaknya sukses, bermanfaat bagi sesamanya, berakhlak mulia, dan bahagia perlu belajar ccara bergaul dan melayani anak dengan benar. Banyak orang tua malah melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan kepada anaknya sehingga merugikan perkembangan anak, mereka tidak melakukan hal-hal yang sebenarnya sangat dibutuhkan anak-anak agar mereka tumbuh dan berkembang optimal. Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak menjadi tidak maksimal.

G.    Menjadi Orang TuaYang Penuh Kasih Sayang.
Kehangatan kasih sayang orang tua, dalam berbagai penelitian bisa memengaruhi secara positif pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang di beri kehangatan dan kasih sayang yang tulus akan meningkatkan status kesehatan dan kecerdasan anak, berikan anak-anak denga kalimat yang menyenangkan, sentuhan kasih sayang, pelukan, senyuman, dibelai, dll.
Anak yang merasa lingkungannya (utamanya orang tua) memberi kasih sayang yang tulus dan dalam jumlah yang cukup. Hasilnya, bisa dipastikan bahwa anak akan bersikap dan berperilaku positif. Sebaiknya, anak merasa tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya seperti yang diharapkan, maka anak berisiko akan berkembang menjadi anak bermasalah.
Beberapa cara orang tua menyatakan kasih sayangnya kepada anak-anaknya :
1.      Sering memeluk, membelainya.
2.      Memberikan senyuman yang tulus.
3.      Memberi panggilan yang menyenangkan anak.
4.      Dengan pernyataan-pernyataan “Aku Menyayangimu”.
5.      Bermain bersama.
6.      Membacakan buku sebelum tidur.
7.      Menggendong sambil bersenandung.

H.    Biarlah Anak Menjadi Dirinya Sendiri.
Anak-anak terlahir dengan bekal dari Allah Swt berupa potensi yang luar biasa. Namun, satu anak dengan anak lainnya berbeda, untuk itu orang tua jangan selalu memaksakan kehendaknya karena sangat merugikan bagi anak. Orang tua yang mengarahkan anaknya sesuai minat dan potensinya.
Anak bukanlah diri kita. Kita tidak bisa memprogram atau membentuk anak sesuai yang ada dalam pikiran diri sendiri.

·         Hargai Anak
Anak hendaknya diperlukan sebagai pribadi yang dihargai sebagaimana ibu bapak menghargai orang yang sejajar dengan kita. Ini menjadi penting karena akan meningkatkan harga diri dan rasa percaya dirinya secara langsung mengajarkan untuk bersikap menghargai orang lain. Anak adalah peniru yang ulung, mereka belajar dari apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Oleh karena itu hanya hal-hal positif yang perlu diberikan kepada anak.
·         Do’a
Hal lain yang tidak kalah penting adalah do’a orang tua. Orang tua sebaiknya mendo’akan anak-anaknya dalam setiap kesempatan, do’a orang tua berkaitan dengan pertolongan Allah Swt, juga akan membimbing perilaku orang tua terhadap anaknya sesuai dengan do’a yang diucapkan.





IV.           Kesimpulan
Mengasuh anak dengan penuh kasih sayang, sebenarnya bisa dilakukan oleh siapapun. Asalkan mau sabar dan belajar. Orang tua yang penuh kasih sayang akan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Kelak setelah dewasa, anak akan menjadi seseorang yang sangat dipengaruhi pola asuh yang diberlakukan oleh orang tuanya secara normal tidak ada orang tua yang menghendaki anaknya sengsara dan tidak bahagia dimasa dewasanya.
Sayangnya tidak jarang orang tua yang melakukan kesalahan dan berdampak buruk. Penyebabnya, kekuangan pahaman orang tua serta kurangnya pengetahuan.
Rumah adalah basis utama pendidikan dan sebagai pendidik utamanya adalah orang tua. Orang tua adalah faktor utama yang memngaruhi anak kelak, untuk itu rumah sebagai basis utama pendidikan harus mendapat perhatian dibanding sekolah. Jika para pendidik disekolah secara berkala mendapat pelatihan untuk meningkatkan kemampuan, maka sudah selayaknya orang tua mengupayakan dirinya agar meningkat kemampuannya.
Jika Guru disekolah memberlakukan peraturan jumlah minimal waktu mengajar maka orang tua sudah sebayaknya menyediakan waktu yang cukup untuk bersama anaknya, mulai dari bermain bersama anaknya dan mendampingi anaknya belajar. Jika tugas guru disekolah mungkin saja digantikan oleh Guru lain maka tugas orang tua nyaris tidak mungkin digantikan, kecuali oleh keadaan yang memaksa, Naudhubillahimindalik....







                                         



No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive