Wednesday, December 29, 2021

Motede Koperatif Dalam Pembelajaran

 

a.        Metode kooperatif

“Metode pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalm mempelajari materi pelajaran.”[1]

“Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondsi belajar untuk mencapai tujuan belajar.”[2]

“Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktifis, pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya, siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah.”[3]

Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah memaksimalkan belajar peserta didik untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara idividu maupun kelompok, karena peserta didik bekerja dalam satu team maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para peserta didik dari berbagi latar belakang dan kemampuan.

 

 

Ada beberapa macam model kooperatif diantaranya :

1.        STAD (Student Teams Achievement Division)

2.        Jigsaw

3.        TGT (Teams Games Turnaments)

4.        NHT (Numbered Head Together)

b.        Metode Kooperatif  Tipe STAD (Student Teams Achievment Divison)

Model pembelajaran kooperatif diberikan beberapa jenis pendekatan yang salah satunya Student Teams Achievment Divison (STAD). “Pembelajaran kooperarif tipe STAD merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran.”[4]  

Pada metode STAD peserta didik dalam suatu kelas tertentu dibagi menjadi suatu kelompok dengan 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dan berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan anggota team menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya, dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan melakukan diskusi. Metode diskusi yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, dan sebagainya, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

“Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang sederhana, pembelajaran ini dapat digunakan untuk memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada peserta didik dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran yang lain.”[5]

Ada lima langkah utama di dalam pembelajaran yang menggunakan model STAD, yaitu penyajian kelas, kegiatan belajar kelompok, menguji kriteria individu, penskoran peningkatan individu, dan menguji kinerja kelompok.

Pertama,Tahapan penyajian kelas. Tujuannya adalah menyajikan materi berdasarkan pembelajaran yang telah disusun. Setiap pembelajaran dengan model STAD, selalu dimulai dengan penyajian kelas. Sebelum menyajikan materi, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif dan sebagainya.

Kedua, Tahapan kegiatan belajar kelompok. Dalam kegiatan belajar kelompok, materi yang digunakan adalah LKS (Lembar Kerja Peserta didik) untuk setiap kelompok.

 Ketiga, Tahapan menguji kinerja individu. Untuk menguji kinerja individu pada umumnya diadakan tes atau kuis. Setiap peserta didik wajib mengerjakan tes atau kuis. Setiap peserta didik berusaha untuk bertanggung jawab secara individual, melakukan yang terbaik sebagai kontribusinya kepada kelompok.

Keempat, Tahapan penskoran peningkatan individu. Tujuan memberikan skor peningkatan individu adalah memberikan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk menunjukkan gambaran kinerja pencapaian tujuan dan hasil kerja maksimal yang telah dilakukan setiap individu untuk kelompoknya.

 Kelima, Tahapan mengukur kinerja kelompok. Setelah kegiatan penskoran peningkatan individu selesai, langkah selanjutnya adalah pemberian penghargaan kepada kelompok. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan skor peningkatan kelompok yang diperoleh.

‘Menurut Widyantini bahwa langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:’[6]

a.         Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada peserta didik. Misal , antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali penemuan, tetapi dapat lebih dari satu.

b.        Guru memberikan tes/kuis kepada setiap peserta didik secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan peserta didik.

c.         Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan keturunan jender.

d.        Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antar anggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.

e.         Guru memberikan tes/kuis kepada setiap peserta didik secara individu.

f.         Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan,dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

g.        Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya.

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pendekatan pembelajaran yang dikembangkan untuk melibatkan peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dengan cara membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan 4-5 orang dari setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dua laki-laki dan perempuan, berasal dan berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya, dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan melakukan diskusi.

 



[1] Slavin, Model Pembelajarab Kooperatif,(Bandung: Rosda karya, 2002), h.23.

[2]Trianto, Mendesain Model pembelajaran,(Jakarta: Kencan,2009), h.58.

[4]Trianto, Op.Cit.h.60.

 

[5] Isjoni, Strategi Pembelajaran Koopertif(Jakarta: Media Group, 2000),h.18.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive