Monday, December 27, 2021

Pengertian dan Fungsi Tari

 

Tari Tradisional di Indonesia. Banyak sekali ragam, dan jenisnya bukan? Apabila kita bandingkan dengan jumlah bahasa daerah yang terdapat di Indonesia yaitu sekitar 446 bahasa, artinya di Indonesia terdapat 446 etnis. Bayangkan, apabila di etnis Sunda saja terdapat 5 (lima) genre/rumpun tari, maka tak terbilang banyaknya tari-tarian di Indonesia. Penelitian James Brandon (1970) menyimpulkan bahwa 50% seni Asia Tenggara terdapat di Indonesia.

 

1. Pengertian Tari

Tari adalah gerak tubuh yang secara berirama senada dengan alunan musik yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Di sertai musik sebagai pengiring tari yang mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan.

Pengertian Tari Menurut Parah Ahli:

1. Aristoteles (384-322 SM)

Filsuf Yunani bernama Aristoteles tidak hanya memiliki ketertarikan pada ilmu fisika, biologi, dan politik. Filsuf terkenal ini juga tertarik pada bidang seni, seperti puisi, teater, dan musik. Aristoteles mengartikan seni tari sebagai suatu gerak ritmis yang dapat menghadirkan karakter manusia saat mereka bertindak.

 

2. Corrie Hartong (1906-1991)

Pakar tari yang satu ini merupakan seorang yang lahir di Belanda, dikenal sebagai guru tari dan koreografer. Hartong memiliki sekolah tarinya sendiri bernama Rotterdam School of Dance yang didirikan pada tahun 1931. Hartong mengartikan seni tari sebagai gerak-gerak badan yang diberi nuansa ritmis dan dilakukan dalam suatu ruang.

 

3. Soedarsono (1933)

Beliau merupakan seniman berkebangsaan Indonesia. Beliau merupakan guru besar dalam bidang Seni dan Sejarah Budaya di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada. Beliau mendefiniskan seni tari sebagai ungkapan ekspresif jiwa manusia dalam gerak-gerak yang indah dan ritmis.

 

4. Yulianti Parani (1939)

Parani merupakan seorang koreografer dan juga sejarawan yang lahir di Jakarta pada tahun 1939. Beliau sudah mnegenal tari balet sejak usia 11 tahun, lalu mengembangkan tari balet di Indonesia. Beliau juga mendirikan sekolah balet bernama Nritya Sundara pada tahun 1957. Seni tari, menurut Parani, adalah gerak-gerak ritmis sebagian atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola individual atau kelompok yang disertai ekspresi atau ide-ide tertentu.

 

 

 

2. Fungsi Tari 

Untuk mengamati tari-tarian tradisional, ada beberapa cara, salah satunya dipandang dari fungsinya. Soedarsono (1998), membagi fungsi tari atas dasar: 

 

Fungsi Tari Sebagai Upacara Adat

 

Tari yang berfungsi sebagai upacara, apabila tari tersebut memiliki ciri: dipertunjukan pada waktu terpilih, tempat terpilih, penari terpilih, dan disertai sesajian.

 

Dalam hal ini kalian bisa mengamati tari-tari yang ada di daerah sekitar lingkunganmu atau daerah lainnya. Bagi kalian yang berada di Bali, tentunya tidak akan sulit menemukan tari-tari tersebut, bukan! Hampir semua tari yang digunakan untuk acara keaagamaan memiliki fungsi upacara. Bagi kalian yang berada Yogyakarta atau Surakarta, kalian tentu mengenal tari Bedhaya dan tari Serimpi yang digelar di keraton pada setiap upacara penting, yang digelar pada waktu, tempat, dan penari terpilih. Gambar di bawah ini adalah salah satu contoh tari yang berfungsi sebagai upacara.

 

Fungsi Tari Sebagai Hiburan Pribadi 

Tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi, memiliki ciri gerak yang spontan. Pernahkah kalian menyaksikan orang menari dengan gerak spontan seperti itu? Betul, sekali jika kalian menyatakan orang yang sedang ramai-ramai menari diiringi musik dangdut sebagai menari untuk hiburan pribadi. Dari pengamatan kalian, mengapa mereka menari secara spontan? Sekali lagi kalian benar, bahwa pada intinya tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi ini dilakukan untuk kesenangan sendiri atau kegembiraan yang sesaat. 

 

Fungsi Tari Sebagai Penyajian Estetis

Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis, adalah tari yang disiapkan sebagai sarana media pertunjukan atau dipentaskan dengan mengedepankan nilai - nilai keindahan kepada masyarakat umum. Apakah kalian pernah menonton pertunjukan tari di gedung pertunjukan atau televisi? Sudah tentu sering sekali menonton pertunjukan seperti itu, ya...! Banyak sekali pergelaran tari sebagai penyajian estetis, berikut beberapa contohnya.

 

5 Contoh Tarian Sebagai Penyajian Estetis

1.      Tari Piring dari Sumatra Barat. Tari ini menggunakan properti piring dan mengutamakan keseimbangan dan kekompakkan.

2.      Tari Gambyong dari Surakarta, Jawa Tengah. Tari ini menggambarkan sifat wanita.

3.      Tari Golek Menak dari Jogjakarta. Tari ini sering digunakan sebagai media pertunjukkan.

4.      Tari Topeng dari Cirebon, Jawa Barat. Tari ini dipertunjukkan untuk mengisi hiburan saat masyarakat melakukan hajatan.

5.      Tari Giring - Giring dari Kalimantan Tengah. Tari ini sering dipentaskan pada acara-acara kegembiraan seperti hajatan, perayaan hasil panen, penyambutan tamu besar, dan festival budaya.

Fungsi Tari Sebagai Media Pendidikan

Kegiatan tari dapat dijadikan sarana pendidikan, misalnya mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang dilarang oleh norma-norma agama. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari bisa membangkitkan perasaan seseorang.

Fungsi Seni Tari Sebagai Katarsis

Katarsis yang artinya pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah dilakukan oleh orang telah mencapai taraf atas dalam penjiwaan seni. Oleh sebab itu, biasanya jenis tari ini dilakukan oleh seniman yang mendasar.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive