A. Konsep Perkembangan Kognitif
1.
Pengertian
Perkembangan
Pada dasarnya, perkembangan
menunjuk pada perubahan sitematik tentang fungsi-fungsi fisik dan psikis.
Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari
konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), dan hasil dari interaksi proses biologis
dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut
keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif,
emosi, sosial, dan moral.
Perkembangan dapat diartikan
sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang
kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak,
masa remaja, sampai masa dewasa.
Catron dan Allen (dalam Nurani,
2009:62) menyebutkan bahwa terdapat 6 (enam) aspek perkembangan anak usia dini
yaitu:
a.
Kesadaran
personal
Permainan
yang kreatif memungkinkan perkembangan kesadaran personal. Bermain mendukung
anak untuk tumbuh secara mandiri dan memiliki kontrol atas lingkungannya.
Melalui bermain anak dapat menemukan hal baru, bereksplorasi, meniru dan
mempraktekan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membangun
keterampilan menolong dirinya sendiri, keterampilan ini membuat anak merasa
kompeten.
b.
Pengembangan
emosi
Melalui
bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi, dan mengatasi masalah dengan
cara yang positif. Bermain juga memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal
diri mereka sendiri dan untuk mengembangkan pola perilaku untuk memuaskan dalam
hidup.
c.
Membangun
Sosialisasi
Bermain
memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berbagai dengan anak
lain. Bermain adalah sarana yang paling utama bagi perkembangan kemampuan
bersosialisasi dan memperluas empati terhadap orang lain serta mengurangi sikap
egosentrisme. Bermain dapat menumbhkan dan meningkatkan rasa sosialisasi anak.
Melalui bermain anak dapat belajar perilaku prososial seperti menunggu giliran,
kerja sama, saling membantu, dan berbagi.
d.
Pengembangan
Komunikasi
Bermain
merupakan alat yang paling kuat untuk mebelajarkan kemampuan berbahasa anak.
Melalui komunikasi inilah anak dapat memperluas kosakata dan mengembangkan daya
penerimaan serta pengekspresian kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi
dengan anak-anak lain. Dan orang dewasa pada situasi bermain spontan.
e.
Pengembangan
Kognitif
Bermain
dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan lingkungan,
untuk bermain dan bekerja dalam mengahsilkan suatu karya, serta untuk memenuhi
tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya. Selama bermain anak menerima
pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat, berinteraksi dengan orang lain,
serta mulai merasakan dunia mereka. Bermain menyediakan kerangka kerja untuk
anak untuk mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Bermain adalah awalan dari semua fungsi kognitif selanutnya, oleh
karenanya bermain sangat diperlukan dalam kehidupan anak-anak.
f.
Pengembangan
kemampuan motorik
Kesempatan
yang luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk menemukan, serta aktivitas
sensori motor yang meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil memungkinkan
anak untuk memenuhi perkembangan perseptual motorik.
2.
Perkembangan
Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perkembangan proses berpikir, termasuk mengingat, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan, dari masa kecil , remaja hingga dewasa.
Piaget menyimpulkan bahwa ada empat tahapan yang berbeda dalam perkembangan kognitif anak . Yang pertama adalah Sensory motor Stage, yang terjadi pada anak-anak sejak lahir sampai sekitar dua tahun . Tahap Pra- operasional berikutnya , dan ini terjadi pada anak-anak berusia sekitar 2-7 tahun. Anak-anak berusia sekitar 7-11 atau dua belas melalui tahap Operasional Beton, dan remaja melalui Operasi Tahap Formal , dari usia sekitar sebelas hingga enam belas atau lebih. Ada beberapat tahapan perkembangan menurut piaget (dalam Omrod, 2008:43)
a.
Perkembangan Sensorimotori (0-2 thn)
Tahap
Sensorimotor menurut Piaget dimulai sejak umur 0 sampai 2 tahun.
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang
sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan
langkah demi langkah. Kemampuan yang dimiliki antara lain :
1)
Melihat
dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya.
2)
Mencari
rangsangan melalui sinar lampu dan suara.
3)
Suka
memperhatikan sesuatu lebih lama.
4)
Mendefinisikan
sesuatu dengan memanipulasinya.
5)
Memperhatikan
objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.
b.
Tahap
Praoperasional
Tahap
praoperasional mengatakan tahap ini antara usia 2 - 7/8 tahun. Ciri pokok
perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasa tanda,
dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua,
yaitu praoperasional dan intuitif.(umur 2-4 tahun), anak telah mampu
menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsep nya, walaupun masih sangat
sederhana.
c.
Tahap Operasional Konkrit (Umur 7
atau 8 - 11 atau 12 Tahun)
Ciri
pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan
aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan
berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat
konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk
memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya
kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga
tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba-coba dan membuat
kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model
"kemungkinan" dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia dapat
menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu menangani
sistem klasifikasi.
d.
Tahap Operasional
Formal antara umur 11/12 -
18 tahun.
Ciri
pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan
logis dengan menggunakan pola berpikir "kemungkinan".
Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-deductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan
kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.
a.
Pengembangan
Kognitif (Logika Matematika & Visual Spasial)
Pengembangan
kognitif terdiri dari: (a) logika matematika dengan indikator: dapat membedakan
ukuran besar dan kecil, dapat mengenal konsep angka 1-3, dapat memasang benda
sesuai dengan pasanagnnya, dapat mengenali kegiatan di waktu: pagi, siang, dan
malam hari, dapat mengenal makanan dengan gizi seimbang dan dapat mengenal
konsep “terjadinya banjir” melalui percobaan sederhana, (b) visual spasial
dengan indikator: dapat mengenal warna, dapat mengelompokan sesuatu menurut
warna dasar, dapat menyebutkan kembali benda-benda yang baru dilihat, dapat
mnyebutkan kembali urutan kegiatan, misalnya urutan kegiatan dalam menikat.
b.
Kecerdasan
Logika Matematika
Amstrong 2002:2 (dalam
sujiono dan sujiono 2013:58) berpendapat bahwa “kecerdasan logis matematis
adalah kecerdasan hal angka dan logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan
mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat”.
1)
Memiliki ketelitian, konsentrasi, dan
daya apresiasi yang tinggi.
2)
Memiliki pemahaman konsep ruang dan
waktu.
3)
Dapat memperkirakan kemungkinan urutan
sesuatu.
4)
Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam
menciptakan sesuatu secara spontan
c.
Tahapan-tahapan
penguasaan matematika anak TK.
Sejalan dengan
yang telah dikemukakan di atas, permainan matematika di Taman Kanak-Kanak
dilakukan melalui tiga tahapan penguasaan di jalur matematika untuk memberikan
pengalaman sekaligus menanamkan konsep berfikir dan pengetahuan kepada anak,
yaitu:
1)
Tahap Penguasaan Konsep
2)
Tahap Transisi
B.
Mengenal
Konsep Bilangan dengan Benda-benda 1-10
Kegiatan
pembelajaran untuk mengembangkan potensi aspek perkembangan kognitif anak usia
dini melalui pengenalan konsep bilangan penting karena berkaitan dengan
perkembangan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, pengembangan aspek kognitif
ini sangat bermanfaat untuk mempersiapkan anak memasuki jenjang pendidikan
berikutnya yaitu pendidikan di sekolah dasar. Dalam kaitannya dengan pengenalan
konsep bilangan, pembelajaran pada anak di TK merupakan awal dari pembelajaran
matematika. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2009 yang
menyatakan bahwa dalam tugas perkembangan anak usia 4-5 tahun terdapat
kemampuan kognitif yang harus dikembangkan, meliputi kemampuan pengetahuan umum
dan sains; konsep bentuk, warna, ukuran dan pola dan; konsep bilangan, lambang
bilangan, dan huruf.
C. Metode Praktek Langsung
1.
Pengertian
Metode Praktek Langsung
Metode
berasal dari Bahasa Yunani methodos yang
berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka,
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang
bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau
bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.
Metode
praktik langsung adalah metode yang dilakukan oleh guru dengan cara melakukan
praktek secara langsung sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada
anak-anak. Melalui kegiatan praktik langsung diharapkan anak mendapatkan
pengalaman melalui interaksi langsung dengan objek. Contoh: Guru menuangkan
pasir dalam ember kemudian anak mengikuti apa yang telah dilakukan guru.(
yongrim-niffa.blogspot.com )
Langkah-langkah
dalam pelaksanaan Metode Praktek Langsung
a Menyiapkan
alat dan bahan yang akan dipraktekkan
b Guru
mempraktekkan di depan anak-anak secara langsung
c Jika tidak
berbahaya bagi anak ,anak dapat mencoba mempraktekkan apa te-
lah dipraktekkan oleh guru dengan dibimbing
oleh guru
1. Kelebihan
Metode Praktik Langsung
a.
Pembelajaran
lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat mempelajari dan memecahkan
masalah secara langsung.
b.
Metode
ini sangat sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme yang sedang
dikembangkan dalam pembelajaran saat ini, yaitu merangsang anak untuk berfikir
dalam memecahkan masalah.
c.
Siswa
lebih mudah mengerti dan memahami.
d.
Siswa bisa langsung memperaktikkan
setelah mendapatkan teori.
2.
Kelemahannya Menggunakan Metode
Praktek Langsung
a)
Kadang
membutuhkan biaya yang cukup besar, khususnya dalam praktek langsung terhadap
alat-alat tertentu
b)
tanpa
bimbingan secara baik, biasanya ada anak-anak yang mengalami kesulitan dan
tidak mendapatkan bimbingan dengan benar dari gurunya.
c)
Ketidak
sediaan alat peraga atau prasarana yang mendukung.
3.
Manfaat
menggunakan metode praktek langsung
Metode
praktik langsung memiliki beberapa manfaat, yakni:
a.
Memacu kemampuan dasar anak
b.
Memacu kebiasaan dan
mental agar yang dipelajari anak dapat lebih mengena atau
berarti, tepat, dan berguna. Hal-hal tersebut di atas dapat berhasil apabila
anak juga mengerti konteks keseluruhan dari akibat drill and practice atau kegunaan bagi dirinya.
D. Media Tutup Botol
1.
Pengertian
Media
Media adalah segala bantuan dan
saluran yang di gunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Media
pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Kata media berasal dari bahasa Latin
yaitu Medius yang artinya ‘tengah’,
perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim atau penerima pesan. Gerlach & Ely (1971)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks,
dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangka, memeproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
2.
Bahan
alam
Bahan
alam dipergunakan untuk mempelajari bahan-bahan alam seperti: pasir, air, play dough. Warna dan bahan alam
lainnya. Bahan alam memiliki alat-lalat penunjang yang akan dipelajari. Rasio
guru dan anak 1 : 10. Hal ini bertujuan agar pembelajaran dan evaluasi efektif
Stone (Asmawati, 2014:38)
3.
Fungsi
Media
Media
berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu
harus melibatkan siswa baik baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk
aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus
dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi
prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan intruksi yang efektif. Di samping
menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.
4.
Bahan Sisa
Bahan-bahan sisa
terdiri atas: kertas bekas, (majalah, Koran, kantong beras), kardus atau karton
bahan/kain, plastik, kaleng, busa, tali, tutup botol, karet. Kertas bekas
(majalah, Koran, kantong beras) dapat digunakan untuk alat permaianan untuk
meningkatkan permainan bahasa., motorik halus, alat musik perkusi. Kardus dan
karton dapat dimanfaatkan sbagai balok, kardus untuk mebangun, penyimpanan alat
main yang kecil, alat musik, panggung boneka, dan mempola. Kain dan bahan kaos
untuk meningkatkan kemampuan visual spasial melalui permainan motif, ukuran.
Permainan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus. Plastik dan
kaleng berupa gelas, botol, tas plastic untuk membuat boneka tanagan, alat
komunikasi, alat music, membentuk dengan tutup botol, dan karet. Tali plastik,
rapia, wol, dapat digunakan untuk menjahit papan karton, papan triplek,
melukis, dan mencap.
5.
Tutup
Botol Bekas
Barang
bekas tutup botol adalah bahan media yag dapat diambil dilingkungan sekitar
banyak ragamnya. Barang bekas yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses
pembelajaran untuk mengembangkan fotensi anak usia dini adalah jenis sampah
anorganik yang terdiri dari plastik, kaleng, botol, dan koran. Tutup botol
bekas minuman sering ditemukan berserakan dimana-mana. Terutama di dekat warung
kelontong yang menjual banyak aneka minuman botol. Jarang sekali melihat ada
orang yang bersedia mengambil tutup-tutup botol bekas minuman tersebut.
Rendahnya kepedulian warga untuk membuang sampah pada tempatnya membuat tutup
botol menjadi sampah yang sering terlihat berserakan di mana-mana.
6.
Manfaat
Tutup Botol Bekas
Tutup
botol merupakan salah satu barang bekas yang bisa dimanfaatkan.Tutup botol yang
dibuang ke tong sampah,dan dibakar oleh kebanyakan orang, ternyata bisa kita
manfaatkan dan memiliki fungsi yang begitu besar dalam proses belajar mengajar.
Salah satu contohnya dalam proses pembelajaran matematika.Tutup botol bekas
dapat digunakan sebagai media pembelajaran ditingkat Taman Kanak-Kanak,terutama
dalam mengenal konsep bilangan.
Tujuan
dari pemanfaatan tutup botol bekas ini dalam pembelajaran matematika adalah
untuk memudahkan pemahaman anak Taman Kanak-Kanak Al Yahya di kelompok A, dalam
mengenal konsep bilangan serta untuk menghilangkan rasa jenuh dalam proses
belajar mengajar. Biasanya anak Taman Kanak-Kanak baru belajar menghitung angka
1-10 yaitu di hapal di luar kepala.
7.
Kelebihan
Tutup Botol Bekas
Tutup botol bekas mempunyai
kelebihan tersendiri yaitui dapat di manfaatkan sebagai media pembelajaran
seperti mengenal konsep bilangan, dapat di jadikan kreatifitas lingkungan serta
mudah di dapat.
8.
Kelemahan
Tutup Botol Bekas
a.
Terkadang jadi salah jadi sasaran (tujuan
tidak tercapai) karena siswa lebih berkesan main-main.
b.
Membutuhkan waktu yang cukup leluasa
sehingga materi dapat tersampaikan.
c.
Kurangnya pemahaman guru untuk
memanfaatkan barang bekas tutup botol.
No comments:
Post a Comment