Tujuan kritik seni teater
adalah evaluasi seni teater, apresiasi seni teater, dan pengembangan seni ke
taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Bagi masyarakat kritik seni berfungsi
untuk memperluas wawasan seni terutama seni teater. Bagi seniman kritik tampil
sebagai ‘cambuk’ kreativitas. Suatu ketika kritik seni berperan memperkenalkan
karakteristik seni baru. Kebangkitan seni modern, misalnya, sukar dipisahkan
dari aktivitas kritik.
Dalam eksistensi kritik seni
seperti yang diuraikan di atas, tampak peran kritik sangat vital menentukan
perkembangan seni ditengah masyarakat, terutama untuk kritik karya teater.
Unsur-Unsur
Kritik Teater
Untuk lebih memahami mengenai
kritik dalam teater, disini akan disebutkan unsur-unsur yang membangun sebuah
kritik teater. Setidaknya ada 3 unsur dalam kritik teater, yaitu;
1. Kreator
Teater yaitu seniman pembuat teater dalam hal ini adalah sutradara
2. Karya
Seni yaitu bentuk, wujud karyanya atau pertunjukkannya sendiri
3. Pembaca,
apresiator, atau penikmat seni
Langkah-Langkah Menulis
Kritik Teater
Menurut Feldman (1967:469)
dalam teori kritik seni dikenal empat tahap meliputi; deskripsi, analisis,
interpretasi, dan evaluasi.
1. Deskripsi
Deskripsi adalah suatu proses
pengumpulan data karya seni yang tersaji langsung kepada pengamat. Dalam
mendeskripsikan karya seni, kritikus dituntut menyajikan keterangan secara
objektif yang bersumber pada fakta yang terdapat dalam karya seni. Kritikus
teater akan menguraikan unsur-unsur yang membangun karya tersebut dan
menguraikan proses pembuatan karya tersebut.
Seorang kritikus teater dan
film akan menguraikan sinopsis, termasuk aspek tokoh, akting, dialog, dan
penampilan aktor/aktris utama dan pemeran pembantu dalam sebuah pementasan
teater atau pertunjukan film yang menjadi objek kritik.
Data ini diperlukan karena
sifatnya bisa mempengaruhi persepsi kritikus dalam hal pemahaman dan penilaian
kritisnya nanti. Dalam pembuatan deskripsi perlu dihindari interpretasi
terhadap karya seni, kesan pribadi kritikus ketika mengamati karya seni bukan
termasuk bagian dari deskripsi, jadi deskripsi berarti menguraikan fakta seni
sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, tanpa tafsiran yang sifatnya ilusif
dan imajinatif.
Disamping mendeskripsikan
adegan, suasana, kritikus juga menerangkan pentas, tata cahaya, dan
dekorasinya, sekaligus mengutip puisi yang dibacakan. Dengan teknik
mendeskripsi seperti ini, tentu saja pembaca kritik mendapatkan informasi yang
lengkap.
2. Analisis
Pada tahap analisis, tugas
kritikus adalah menguraikan kualitas elemen seni. Dalam karya teater maka
seorang kritikus tidak hanya menafsirkan makna adegan atau simbol-simbol tata
cahaya, tata pentas, tata rias saja akan tetapi juga menganalisis sejauh mana
vokal pemain, mimik, penokohannya,ekspresi, penjiwaan dan plot atau alur
cerita.
Ide seorang kritikus sangat
penting dalam menganalisis karya seni. Hasil karya seni, selanjutnya akan
menjadi fakta objektif bagi kritikus untuk menafsirkan makna seni. Hal ini
penting dalam upaya menilai seni secara kritis. Pada dasarnya tahap analisis
adalah mengkaji kualitas unsur pendukung bahan pembentuk yang telah dihimpun
dalam data deskripsi.
3. Interpretasi
Interpretasi dalam kritik seni
adalah proses mengemukakan arti atau makna karya seni dari hasil deskripsi dan
analisis yang cermat. Kegiatan ini tidak bermaksud menemukan nilai verbal yang
setara dengan pengalaman yang diberikan karya seni. Juga bukan dimaksudkan
sebagai proses penilaian.
Aktifitas interpretasi
merupakan sebuah tantangan dan tentu saja merupakan bagian penting. Namun,
dalam kegiatan ini kritikus tidak berada dalam posisi menilai, tetapi memutuskan
apa makna seni, tema karya, masalah artistik, masalah intelektual karya seni,
dan akhirnya menyimpulkan karya seni sebagai satu kesatuan yang utuh.
Dalam menafsirkan karya seni,
kritikus bertolak dari data deskripsi dan analisis (yang telah dilakukan
sebelumnya) untuk menghasilkan sebuah hipotesis tentang karya seni yang
bersangkutan. Perlu asumsi yang melandasi dalam menginterpretasikan karya seni.
Diasumsikan bahwa seni mempunyai kejelasan atau implikasi isi ideologis (bukan
dalam arti politis). Diasumsikan pula bahwa objek seni adalah hasil karya
manusia yang tidak bisa lepas dari aspek sistem nilai penciptanya. Karya seni
tidak dapat dipisahkan dari wahana ide senimannya.
Untuk tujuan penafsiran dalam
kritik seni, hipotesis adalah suatu ide atau prinsip organisasi yang
berhubungan erat dengan materi deskripsi dan analisis.
4. Evaluasi
Evaluasi karya seni dengan
metode kritis berarti menetapkan rangking sebuah karya dalam hubungannya dengan
karya lain yang sejenis, untuk menentukan kadar artistik dan faedah estetiknya.
Dalam aktifitas ini dikenal model evaluasi dengan studi komparatif historis.
Penilaian orisinilitas adalah
instrumen penilaian kritis yang menjelaskan ide karya, yakni dengan
mengidentifikasikan masalah artistik yang akan dipecahkan, apa fungsi seni, ada
tidaknya inovasi ekspresi artistik, dan akseleransi teknik artistiknya.
Penilaian teknik seni adalah
mengukur kelogisan penggunaan materi dan instrumen seni dengan korelasinya
dengan bentuk dan fungsi seni. Dalam konteks karya yang anti teknik, anti
estetis, anti seni, dan karya-karya vulgar lainnya penilaian ditekankan pada
aspek intelektualnya, yakni bobot ide yang menyertai karya seni tersebut. Sebab
tanpa isi pikiran, sebuah karya tergolong tidak bermanfaat, karena tidak relevan
dengan kehidupan dan kemanusiaan kita.
Nah, bagaimana dengan penjelasan diatas? Semoga anda bisa
memahaminya dengan baik. Agar lebih memahami materi kritik teater maka akan
diberikan salah satu contoh kritikan seni teater
No comments:
Post a Comment