Sunday, December 16, 2018

Contoh teks biografi Pahlawan Nasional RA Kartini

Orientasi 

Raden Ajeng Kartini atau lebih dikenal Ibu Kartini merupakan keturunan keluarga terpandang Jawa.        Dia lahir 21 April 1879, dimana adat istiadat masih kukuh dipegang oleh masyarakat, termasuk  keluarganya. Satu hal yang diwariskan dari keluarganya adalah pendidikan. Ya, Kartini pernah merasakan bangku sekolah hingga tamat pendidikan dasar. Karakternya yang haus akan ilmu pengetahuan membuatnya ingin terus melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Sayangnya, ayahnya tidak memberikan izin Kartini melanjutkan sekolah. Mengetahui sikap ayahnya, Kartini                sebenarnya sedih. Namun, dia tidak bisa mengubah keputusan itu. Sebab, dia adalah anak pada              zamannya yang masih terbelenggu oleh keadaan. 

Peristiwa Dan Masalah

Justru Kartini tidak boleh lagi keluar dari rumah sampai waktunya menikah. Istilahnya dipingit. Demi         menghilangkan rasa bosan dan suntuk berada di rumah terus. Kartini menghabiskan sebagian besar       waktunya untuk membaca buku ilmu pengetahuan. Kesukaannya membaca ini berubah menjadi               rutinitas   harian. Bahkan, dia tidak segan untuk bertanya kepada ayahnya bila ada hal yang tidak             dimengertinya. Lambat laun pengetahuannya bertambah dan wawasannya pun meluas. 

Banyak karya dan pemikiran wanita Eropa yang dikaguminya. Terlebih kebebasan mereka untuk bisa      terus bersekolah. Rasa kagum itu menginspirasinya untuk memajukan wanita Indonesia. Dalam                pandangannya, wanita tidak hanya harus bisa urusan “belakang” rumah tangga saja. Lebih dari itu,          wanita juga harus bisa dan punya wawasan dan ilmu yang luas. Dia pun mulai bergerak                            mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajari baca tulis dan pengetahuan lainnya. Makin hari,      Kartini makin disibukkan dengan aktivitas membaca dan mengajarnya. 
Dia juga punya banyak teman di Belanda dan sering berkomunikasi dengan mereka. Bahkan, dia              sempat memohon kepada Mr. J.H. Abendanon untuk memberinya beasiswa sekolah di Belanda. Belum    sempat permohonan tersebut dikabulkan dia dinikahkah oleh Adipati Rembang bernama Raden Adipati    oyodiningrat.Berdasarkan data sejarah, R.A. Kartini ikut dengan suaminya ke Rembang setelah                menikah. Walau begitu api cita-citanya tidak padam. Beruntung Kartini memiliki suami yang                      mendukung cita-citanya. Berkat kegigihan serta dukungan sang suami, Kartini mendirikan Sekolah            Wanita di berbagai daerah. Seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan      sebagainya. Sekolah Wanita itu dikenal dengan nama Sekolah Kartini. 

Kartini merupakan seorang wanita Jawa yang memiliki pandangan melebihi zamannya. Meski dia            sendiri terbelenggu oleh zaman yang mengikatnya dengan adat istiadat. Pada 17 September 1904,          Kartini menghembuskan napas terakhir di usia 25 tahun, setelah melahirkan anak pertama dan satu-        satunya. Dia salah satu wanita yang menjadi pelopor emansipasi wanita di tanah Jawa. Surat-surat        korespondensinya dengan teman-temannya di Belanda kemudian dibukukan oleh Abendanon dengan      judul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Buku ini telah menginspirasi banyak          wanita, tidak saja, wanita di zamannya tapi juga wanita kini dan masa depan. 



Reorientasi
Sesuai Keppres No. 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964, Kartini resmi digelari pahlawan nasional oleh       pemerintah Indonesia. Keppres ini juga menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini. Namanya kini   diabadikan sebagai nama jalan. Tidak hanya di kota-kota di Indonesia saja, melainkan di kota-kota di       Belanda. Seperti Kota Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Harleem. WR. Supratman bahkan membuatkan   lagu berjudul Ibu Kita Kartini untuk mengenang jasa-jasanya. 


No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive