Saturday, December 22, 2018

Kemampuan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran

A.      Kemampuan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran
             Kemampuan yang diharapkan dalam penggunaan metode bermain peran dalam meningkatkan kemampuan berbicara dapat dilaksanakan melalui penguasaan materi, keterlibatan guru, pemberian motivasi pada anak, mengeksplorasi dan pengayaan.
            Upaya peningkatan kemampuan berbicara melalui metode bermain peran adalah sebagai berikut: 1) bermain peran harus diberikan secara bertahap dan tidak boleh menilai baik buruk terhadap peran yang dimainkan terutama dalam hal perasaan anak didik; 2) guru harus mampu sebagai dinamisator sehingga mampu mengeksplorasi permasalahan dari berbagai dimensi dengan kata lain guru harus bisa menangkap esensi dan pandangan peserta didik, merefleksinya dan menyesuaikan dengan baik; 3) anak didik harus dibuka wawasannyakarena terdapat beberapa alternatif pemeran dalam suatu alur cerita dengan konsekuensi yang menyertainya; 4) mengkaji ketepatan masalah( Nurbiana,2005,7.6 )
        Dengan diterapkannya metode bermain peran diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara dan kegiatan pembelajaran akan menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah dengan menggunakan berbagai sumber belajar, anak aktif dan kreatif.
B.       Kemampuan Berbicara
Pengertian berbicara menurut Tarigan (1990 : 3) berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan yang didahului oleh keterampilan menyimak dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara mulai dipelajari. Strok dan Widdowson  membedakan antara kematangan menyimak (receptive language skill) dan kematangan mengeluarkan bunyi bahasa atau berbicara (expressive language skill). Kematangan menyimak terjadi lebih dulu daripada kematangan berbicara meskipun dalam perkembangan kedua kematangan ini saling berhubungan.
Selanjutnya Tarigan (1990 : 15) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan gagasan dan perasaan.
Berbicara merupakan tindakan penggunaan bahasa secara lisan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu menggunakan bahasa dalam berkomuniksi dengan sesamanya dalam hidup bermasyarakat. Seperti yang diutaraka Tarigan, (2009 : 14) komunikasi adalah suatu ide-ide, gagasan-gagasan informasi dan sebagainya antara dua orang atau lebih.  Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhin oleh keterampilan menyimak. Berbicara dan menyimak adalah kegiatan komunikasi dua arah atau tatap muka yang dilakukan secaya langsung. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosakata yang diperoleh anak dari kegiatan menyimakdan membaca. Menurut Haris & Sipay (dalam Bromley, 1992), menjelang usia 5-6 tahun, anak dapat memahami sekitar 8000 kata dan dalam satu tahun berikutnya kemampuan anak dapat mencapai 9000 kata.
Hurlock dan Itta (2007 : 5) menyatakan bahwa awal masa kanak-kanak umumnya merupakan saat berkembang pesatnya tugas pokok dalam belajar berbicara yaitu menambah kosakata, menguasai pengucapan kata dan menggabungkan kata-kata menjadi kalimat.
Dhieni (2006:3.5) memaparkan bahwa terdapat dua tipe perkembangan berbicara anak, yaitu:
1.         Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahhun, dimana anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Perkembangan berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya.
2.         Socialized Speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya atau pun lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan beradaptasi sosial anak.
Tahapan kemampuan berbicara anak menurut Jmaris (2006 : 30)    mengatakan pada dasarnya tahapan perkembangan berbicara anak terbagi menjadi dua yaitu perkembangan reseptif ( menerima bahasa ) dan perkembangan ekspresif ( mengungkapkan bahasa ).
Anak akan dapat mengutarakan pendapatnya secara lisan dalm komunikasi sehari hari apabila anak telah melewati tahapan perkembangan berbicara sebelumnya. Berhasilnya anak melewati satu tahapan dengan baik maka akan mempengaruhi tahapan selanjutnya.
Vygotsky dalam Dhieni (2006 : 3.7) ada tiga tahap perkembangan bicara anak yang menentukan tingkat perkembangan berpikir dengan bahasa, yaitu :
1.         Tahap eksternal terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak. Sumber berpikir ini sebagian besar berasal dari orang dewasa yang memberikan pengarahan, informasi, dan melakukan tanya jawab dengan anak.
2.         Tahap egosentris dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan pembicaraan orang dewasa bukan lagi menjadi persyaratan.
Tahap internal dimana dalam proses berpikir, anak telah memiliki penghayatan sepenuhnya.

No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive