Sunday, December 16, 2018

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA DI KELAS VI


A. Kajian Materi Pembelajaran IPA
Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk terus menyelaraskan dengan perkembangan jaman maka kita dituntut untuk terus memajukan ilmu pengetahuan tersebut.
Sehubungan dengan hal itu, sains memegang peran yang cukup signifikan dalam peningkatan kualitas sumber daya teknologi karena di dalamnya dipelajari berbagai sumber, asal, pemberdayaan serta pemanfaatan teknologi baik yang berasal dari alam maupun rekayasa manusia.
1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.
2. Fungsi IPA di Sekolah Dasar
Dalam kehidupan sehari-hari IPA berfungsi sebagai media untuk menguasai konsep dan manfaat IPA serta memberikan bekal pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
  1. Untuk menekankan pemahaman tentang pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
  2. 7
     
    Untuk membangun imaginasi dan rasa ingin tahu siswa dan agar bisa bersikap positif menanggapi kemajuan sains dan teknologi.
  3. Untuk meningkatkan kompetensi siswa untuk menyelidiki alam sekitarnya, memecahkan masalah dan membuat kesimpulan.
  4. Ikut serta dalam memelihara dan menjaga lingkungan alam.
4. Ruang Lingkup
Di tingkat sekolah dasar (SD), Ruang lingkup mata pelajaran IPA meliputi dua aspek diantaranya:
  1. Pemahaman konsep dan penerapannya dalam kehidupan.
  2. Penyelidikan atau penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas, dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah sebagai kerja ilmiah.
  3. Pemahaman konsep dan penerapannya.
Pendek kata, untuk mencapai kesuksesan dalam pembelajaran IPA guru, siswa, alat peraga adalah faktor penting yang sangat mendukung keberhasilan. Selain itu penggunaan strategi pembelajaran yang relevan atau sesuai dengan materi pembelajaran juga merupakan faktor penunjang untuk bisa memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

B. Metode Pembelajaran
Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar seseorang, ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu, kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan hasil pembelajaran yang lebih baik.
Metode pembelajaran dipilih berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, materi pembelajaran yang akan disampaikan, serta sarana dan kondisi siswa yang dihadapi oleh para pengajar. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode mengajar adalah:
  1. Tidak ada satu metode yang terbaik yang dapat digunakan untuk segala situasi dan tujuan pengajaran.
  2. Setiap metode yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
  3. Penggunaan metode yang bervariasi akan membuat situasi pembelajaran menjadi lebih efektif (Suroso, 1999:19-20).
Ismawati (2011:100) mengemukakan bahwa tidak semua metode yang ada baik dan bisa dipakai. Karena itu sebelum memutuskan metode yang akan dipergunakan, guru harus mempertimbangkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1.    Metode harus bervariasi.
2.    Metode harus menarik dan merangsang siswa untuk belajar.
3.    Metode harus menggiatkan siswa secara mental dan fisik dalam belajar, dapat berwujud latihan, praktik, atau pertanyaan-pertanyaan.
4.    Metode harus mengarahkan kegiatan belajar siswa ke arah tujuan pengajaran.
5.    Metode harus mengembangkan kreativitas siswa.

C. Metode Demonstrasi
1.                  Definisi
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan. Orang yang mendemontrasikan (guru, peserta didik, atau orang luar) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang didemonstrasikan (Ramayulis, 2004: 244).
Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian.  Metode Demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain.  (Cecep, 2005).  Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2000). 
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Djamarah, 2000).  Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode demonstrasi merupakan tehnik mengajar yang memperagakan suatu barang atau alat yang menggambarkan suatu proses atau kejadian berkenaan dengan materi pelajaran yang dipelajari.
Dalam penggunaan metode ini guru bisa menjadi demonstrator dan bisa juga orang lain yang ahli dalam bidang pelajaran itu.  Metode ini menggugah rasa ingin tahu siswa dan rangsangan visual siswa. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti ini (contoh :  Pembulatan Biodiesel) bagaimana cara membuatnya?, terdiri dari bahan apa?, bagaimana proses mengerjakannya?)
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda (Ramayulis, 2004:244). Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan. Orang yang mendemonstrasikan (guru, peserta didik atau orang luar) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang didemonstrasikan.
2.        Kebaikan Metode Demonstrasi
  1. Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau peserta didik diikutsertakan.
  2. Pengalaman peserta didik bertambah karena peserta didik turut membantu pelaksanaan suatu demonstrasi sehingga ia menerima pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapannya.
  3. Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama. Dalam suatu demonstrasi, peserta didik bukan saja mendengar suatu uraian yang diberikan oleh guru tetapi juga memperhatikannya bahkan turut serta dalam pelaksanaan suatu demonstrasi .
  4. Pengertian lebih cepat dicapai. Peserta didik dalam menanggapi suatu proses adalah dengan mempergunakan alat pendengar, penglihatan, dan bahkan dengan perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman peserta didik dan menghilangkan sifat verbalisme dalam belajar.
  5. Perhatian peserta didik dapat dipusatkan dan titik yang dianggap penting oleh guru dapat diamati oleh peserta didik seperlunya. Sewaktu demonstrasi perhatian peserta didik hanya tertuju kepada suatu yang didemonstrasikan sebab peserta didik lebih banyak diajak mengamati proses yang sedang berlangsung dari pada hanya semata-mata mendengar saja.
  6. Mengurangi kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik apalagi kalau penjelasan tentang suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi, di samping penjelasan lisan juga dapat memberikan gambaran konkrit.
  7. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam diri peserta didik dapat terjawab pada waktu peserta didik mengamati proses demonstrasi.
  8. Menghindari ”coba-coba dan gagal”  yang banyak memakan waktu belajar, di samping praktis dan fungsional. Khususnya bagi peserta didik yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dan teliti atau jalannya sesuatu.
  9. Metode ini membutuhkan kemampuan yang optimal dari pendidikan untuk itu perlu persiapan yang matang.
  10. Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu dan peralatan.
3.    Kelemahan Metode Demonstrasi
a.                                                         Memerlukan waktu yang cukup banyak
b.        Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien
c.         Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya
d.        Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
e.         Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.
4.    Mempersiapkan Suatu Demonstrasi
Suatu demonstrasi yang baik membutuhkan persiapan yang teliti dan cermat. Sejauh mana persiapan itu dilakukan amat banyak tergantung kepada pengalaman yang telah dilalui dan kepada macam atau demonstrasi apa yang ingin disajikan. Secara umum dapatlah dikatakan bahwa untuk melakukan demonstrasi yang diperlukan:
  1. Perumusan tujuan instruksional khusus yang jelas yang meliputi berbagai aspek, sehingga dapat diharapkan peserta didik itu akan dapat melaksanakan kegiatan yang didemonstrasikan itu setelah pertemuan berakhir. Untuk itu hendaknya guru mempertimbangkan:
1)   Apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan cara paling efektif untuk mencapai tujuan intruksional khusus tersebut.
2)   Apakah alat-alat yang diperlukan itu mudah diperoleh dan sudah dibacakan terlebih dahulu atau apakah kegiatan-kegiatan fisik bisa dilakukan dan telah dilatih kembali sebelum demonstrasi dilakukan.
3)    Apakah jumlah peserta didik tidak terlalu besar yang memerlukan tempat dan tata ruang khusus agar semua peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif.
  1. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum demonstrasi, guru sudah mencobakannya lebih dahulu agar demonstrasi itu tidak gagal.
1)    Apakah guru terbiasa atau memahami benar terhadap semua langkah-langkah atau tahap-tahap dari demonstrasi yang akan dilakukan.
2)   Apakah guru mempunyai pengalaman yang cukup untuk menjelaskan setiap langkah demonstrasi itu.
3)   Apakah tidak membutuhkan latihan lanjutan untuk menguasai demonstrasi itu.
  1. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan. Hendaknya guru sudah merencanakan seluruh waktu yang dipakai maupun batas waktu untuk langkah demonstrasi yang akan dilakukan sehingga pertanyaan-pertanyaan di bawah ini terjawab.
1)    Apakah kendalanya juga sudah termasuk waktu untuk memberi kesempatan kepada peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi?
2)  Berapa lama waktu yang dipakai untuk memberi rangsangan atau motivasi agar peserta didik berpartisipasi dan melakukan observasi ulang, baik sebagian maupun keseluruhan?
3)  Apakah ke dalamnya juga termasuk waktu untuk mengadakan demonstrasi ulang, baik sebagian maupun keseluruhan?
  1. Selama demonstrasi berlangsung guru dapat mempertanyakan kepada diri sendiri apakah:
1)  Keterangan-keterangan itu dapat didengar jelas oleh peserta didik.
2)  Kedudukan alat atau kedudukan guru sendiri sudah cukup baik sehingga semua peserta didik dapat melihatnya dengan jelas.
3)  Terdapat cukup waktu dan kesempatan untuk membuat catatan seperlunya bagi peserta didik.
  1. Mempertimbangkan penggunaan alat bantu pengajaran lainnya, sesuai dengan luasan makna dan isi dari demonstrasi. Untuk itu  dapat dipertanyakan hal-hal berikut:
1)  Adakah guru menyimpulkan kegiatan dari setiap langkah-langkah pokok demonstrasi itu.
2)  Bagaimana dan kapan dilakukan semua hal-hal itu, sebelum, sesudah atau selama demonstrasi itu berlangsung.
  1. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Seringkali perlu telebih dahulu dilakukan diskusi-diskusi dan peserta didik mencobakan kembali atau mengadakan demonstrasi ulang untuk memperoleh kecakapan yang lebih baik.

D.   Konsep Prestasi Belajar
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan prestasi belajar, tidak mudah memberikan jawaban dengan begitu saja, mengingat banyak komponen dan faktor yang ikut melatarbelakanginya. Faktor tersebut baik yang berasal dari luar diri peserta didik, ataupun berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri seperti faktor psikologis dan pisiologi. Untuk lebih memudahkan dalam memahami pengertian prestasi belajar terlebih dahulu dijelaskan tentang beberapa pengertian belajar.
Pada dasarnya kehidupan sekolah tidak ubahnya dengan kehidupan sosial yang sangat luas. Sekolah merupakan miniatur kehidupan sosial. Para peserta didik yang belajar berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki kehidupan sosial secara matang.
Interaksi antara sejumlah individu dalam lingkungan sekolah, juga terlibatnya lingkungan sekitar, sehingga mewujudkan kondisi yang amat kompleks dalam proses belajar mengajar di sekolah. Faktor-faktor dalam diri murid (intern) dan faktor yang datang dari luar (ekstern) secara bersama-sama turut mempengaruhi kegiatan belajar murid yang hasilnya tercermin dalam perubahan pola-pola perilaku mereka.
Keputusan untuk melakukan kegiatan belajar pada tiap-tiap individu tidak sama, tergantung pada kekuatan motivasi diri, sebab jika motivasi kekuatan motivasi diri kuat maka keputusan utuk melakukan kegiatan belajar juga tinggi. Hanya kekuatan motivasi yang berasal dari dalam diri sendirilah yang merupakan faktor pendorong untuk melakukan belajar mandiri karena belajar mandiri menekankan pada autoaktifitas peserta didik dalam belajar yang penuh dengan tanggung jawab atas keberhasilan belajarnya (Nasution, 2001:25).
Dalam setiap usaha dan kejadian yang dilakukan, manusia selalu mendambakan keberhasilan. Begitu juga dalam proses belajar mengajar di sekolah. Seorang siswa melakukan kegiatan belajar mrengajar selalu mendapatkan keberhasilan belajar. Dalam dunia pendidikan keberhasilan itu disebut prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan wujud dan keberhasilan belajar yang menunjukkan kecakapan dalam penguasaan materi pelajaran yang menuntut ketekunan dan kesungguhan dalam pelaksanaan belajar.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sesuai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapannya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaannya. Oleh karena itu belajar adalah proses yang aktif, belajar proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.





No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive