A. Kajian Materi Pembelajaran IPA
Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus
disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak
tertinggal dan untuk terus menyelaraskan dengan perkembangan jaman maka kita
dituntut untuk terus memajukan ilmu pengetahuan tersebut.
Sehubungan dengan hal itu, sains memegang peran yang cukup
signifikan dalam peningkatan kualitas sumber daya teknologi karena di dalamnya
dipelajari berbagai sumber, asal, pemberdayaan serta pemanfaatan teknologi baik
yang berasal dari alam maupun rekayasa manusia.
1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam adalah istilah yang digunakan yang
merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. Ilmu alam mempelajari
aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi
ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.
2. Fungsi IPA di Sekolah Dasar
Dalam kehidupan sehari-hari IPA berfungsi sebagai media
untuk menguasai konsep dan manfaat IPA serta memberikan bekal pengetahuan untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah
sebagai berikut:
- Untuk menekankan pemahaman
tentang pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.
-
7
- Untuk meningkatkan kompetensi
siswa untuk menyelidiki alam sekitarnya, memecahkan masalah dan membuat
kesimpulan.
- Ikut serta dalam memelihara dan
menjaga lingkungan alam.
4. Ruang Lingkup
Di tingkat sekolah dasar (SD), Ruang lingkup mata pelajaran
IPA meliputi dua aspek diantaranya:
- Pemahaman konsep dan
penerapannya dalam kehidupan.
- Penyelidikan atau penelitian,
berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas, dan pemecahan masalah,
sikap dan nilai ilmiah sebagai kerja ilmiah.
- Pemahaman konsep dan
penerapannya.
Pendek kata, untuk mencapai kesuksesan dalam pembelajaran
IPA guru, siswa, alat peraga adalah faktor penting yang sangat mendukung
keberhasilan. Selain itu penggunaan strategi pembelajaran yang relevan atau
sesuai dengan materi pembelajaran juga merupakan faktor penunjang untuk bisa
memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
B.
Metode Pembelajaran
Pendidikan
memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat
menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar seseorang,
ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu, kemampuan guru
(profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang
tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran,
sehingga menghasilkan hasil pembelajaran yang lebih baik.
Metode
pembelajaran dipilih berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, materi
pembelajaran yang akan disampaikan, serta sarana dan kondisi siswa yang
dihadapi oleh para pengajar. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode
mengajar adalah:
- Tidak ada satu metode yang terbaik yang dapat digunakan untuk
segala situasi dan tujuan pengajaran.
- Setiap metode yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
- Penggunaan metode yang bervariasi akan membuat situasi
pembelajaran menjadi lebih efektif (Suroso, 1999:19-20).
Ismawati
(2011:100) mengemukakan bahwa tidak semua metode yang ada baik dan bisa
dipakai. Karena itu sebelum memutuskan metode yang akan dipergunakan, guru
harus mempertimbangkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Metode harus bervariasi.
2. Metode harus menarik dan merangsang siswa untuk belajar.
3. Metode harus menggiatkan siswa secara mental dan fisik
dalam belajar, dapat berwujud latihan, praktik, atau pertanyaan-pertanyaan.
4. Metode harus mengarahkan kegiatan belajar siswa ke arah
tujuan pengajaran.
5. Metode harus mengembangkan kreativitas siswa.
C. Metode Demonstrasi
1.
Definisi
Istilah demonstrasi dalam pengajaran
dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan
verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda.
Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu
sebelum didemonstrasikan. Orang yang mendemontrasikan (guru, peserta didik,
atau orang luar) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang
didemonstrasikan (Ramayulis, 2004: 244).
Metode Demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode
Demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran
seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan
lain-lain. (Cecep, 2005). Metode Demonstrasi adalah metode mengajar
dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah,
2000).
Metode demonstrasi adalah metode
yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda
yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Djamarah, 2000). Berdasarkan
pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode demonstrasi merupakan tehnik
mengajar yang memperagakan suatu barang atau alat yang menggambarkan suatu
proses atau kejadian berkenaan dengan materi pelajaran yang dipelajari.
Dalam penggunaan metode ini guru
bisa menjadi demonstrator dan bisa juga orang lain yang ahli dalam bidang
pelajaran itu. Metode ini menggugah rasa ingin tahu siswa dan rangsangan
visual siswa. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif
untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti ini
(contoh : Pembulatan Biodiesel) bagaimana cara membuatnya?, terdiri dari
bahan apa?, bagaimana proses mengerjakannya?)
Istilah demonstrasi dalam pengajaran
dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan
verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda
(Ramayulis, 2004:244). Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah
dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan. Orang yang mendemonstrasikan
(guru, peserta didik atau orang luar) mempertunjukkan sambil menjelaskan
tentang sesuatu yang didemonstrasikan.
2.
Kebaikan Metode Demonstrasi
- Keaktifan
peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau peserta didik
diikutsertakan.
- Pengalaman
peserta didik bertambah karena peserta didik turut membantu pelaksanaan
suatu demonstrasi sehingga ia menerima pengalaman yang bisa mengembangkan
kecakapannya.
- Pelajaran
yang diberikan lebih tahan lama. Dalam suatu demonstrasi, peserta didik
bukan saja mendengar suatu uraian yang diberikan oleh guru tetapi juga
memperhatikannya bahkan turut serta dalam pelaksanaan suatu demonstrasi .
- Pengertian
lebih cepat dicapai. Peserta didik dalam menanggapi suatu proses adalah
dengan mempergunakan alat pendengar, penglihatan, dan bahkan dengan
perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman peserta didik dan menghilangkan
sifat verbalisme dalam belajar.
- Perhatian
peserta didik dapat dipusatkan dan titik yang dianggap penting oleh guru
dapat diamati oleh peserta didik seperlunya. Sewaktu demonstrasi perhatian
peserta didik hanya tertuju kepada suatu yang didemonstrasikan sebab
peserta didik lebih banyak diajak mengamati proses yang sedang berlangsung
dari pada hanya semata-mata mendengar saja.
- Mengurangi
kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak menimbulkan salah
paham atau salah tafsir dari peserta didik apalagi kalau penjelasan
tentang suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi, di samping penjelasan
lisan juga dapat memberikan gambaran konkrit.
- Beberapa
masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam diri peserta didik
dapat terjawab pada waktu peserta didik mengamati proses demonstrasi.
- Menghindari
”coba-coba dan gagal” yang banyak memakan waktu belajar, di samping
praktis dan fungsional. Khususnya bagi peserta didik yang ingin berusaha
mengamati secara lengkap dan teliti atau jalannya sesuatu.
- Metode
ini membutuhkan kemampuan yang optimal dari pendidikan untuk itu perlu
persiapan yang matang.
- Sulit
dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu dan peralatan.
3.
Kelemahan Metode Demonstrasi
a.
Memerlukan waktu yang cukup banyak
b.
Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi
menjadi kurang efesien
c.
Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk
membeli bahan-bahannya
d.
Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
e.
Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi
menjadi tidak efektif.
4.
Mempersiapkan Suatu Demonstrasi
Suatu demonstrasi yang baik
membutuhkan persiapan yang teliti dan cermat. Sejauh mana persiapan itu
dilakukan amat banyak tergantung kepada pengalaman yang telah dilalui dan
kepada macam atau demonstrasi apa yang ingin disajikan. Secara umum dapatlah
dikatakan bahwa untuk melakukan demonstrasi yang diperlukan:
- Perumusan
tujuan instruksional khusus yang jelas yang meliputi berbagai aspek,
sehingga dapat diharapkan peserta didik itu akan dapat melaksanakan
kegiatan yang didemonstrasikan itu setelah pertemuan berakhir. Untuk itu
hendaknya guru mempertimbangkan:
1) Apakah metode itu wajar
dipergunakan dan merupakan cara paling efektif untuk mencapai tujuan intruksional
khusus tersebut.
2) Apakah alat-alat yang diperlukan
itu mudah diperoleh dan sudah dibacakan terlebih dahulu atau apakah
kegiatan-kegiatan fisik bisa dilakukan dan telah dilatih kembali sebelum
demonstrasi dilakukan.
3) Apakah jumlah peserta didik
tidak terlalu besar yang memerlukan tempat dan tata ruang khusus agar semua
peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif.
- Menetapkan
garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan sebaiknya
sebelum demonstrasi, guru sudah mencobakannya lebih dahulu agar
demonstrasi itu tidak gagal.
1) Apakah guru terbiasa atau memahami benar terhadap
semua langkah-langkah atau tahap-tahap dari demonstrasi yang akan dilakukan.
2) Apakah guru mempunyai pengalaman yang cukup untuk
menjelaskan setiap langkah demonstrasi itu.
3) Apakah tidak membutuhkan latihan lanjutan untuk
menguasai demonstrasi itu.
- Mempertimbangkan
waktu yang dibutuhkan. Hendaknya guru sudah merencanakan seluruh waktu
yang dipakai maupun batas waktu untuk langkah demonstrasi yang akan
dilakukan sehingga pertanyaan-pertanyaan di bawah ini terjawab.
1) Apakah kendalanya juga sudah termasuk waktu untuk
memberi kesempatan kepada peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar
selama dan sesudah demonstrasi?
2) Berapa lama waktu yang dipakai untuk memberi rangsangan atau
motivasi agar peserta didik berpartisipasi dan melakukan observasi ulang, baik
sebagian maupun keseluruhan?
3) Apakah ke dalamnya juga termasuk waktu untuk mengadakan
demonstrasi ulang, baik sebagian maupun keseluruhan?
- Selama
demonstrasi berlangsung guru dapat mempertanyakan kepada diri sendiri
apakah:
1) Keterangan-keterangan itu dapat didengar
jelas oleh peserta didik.
2) Kedudukan alat atau kedudukan guru
sendiri sudah cukup baik sehingga semua peserta didik dapat melihatnya dengan
jelas.
3) Terdapat cukup waktu dan kesempatan
untuk membuat catatan seperlunya bagi peserta didik.
- Mempertimbangkan
penggunaan alat bantu pengajaran lainnya, sesuai dengan luasan makna dan
isi dari demonstrasi. Untuk itu dapat dipertanyakan hal-hal berikut:
1) Adakah guru menyimpulkan kegiatan dari setiap langkah-langkah
pokok demonstrasi itu.
2) Bagaimana dan kapan dilakukan semua hal-hal itu, sebelum,
sesudah atau selama demonstrasi itu berlangsung.
- Menetapkan
rencana untuk menilai kemajuan siswa. Seringkali perlu telebih dahulu
dilakukan diskusi-diskusi dan peserta didik mencobakan kembali atau
mengadakan demonstrasi ulang untuk memperoleh kecakapan yang lebih baik.
D.
Konsep
Prestasi Belajar
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan prestasi belajar,
tidak mudah memberikan jawaban dengan begitu saja, mengingat banyak komponen
dan faktor yang ikut melatarbelakanginya. Faktor tersebut baik yang berasal
dari luar diri peserta didik, ataupun berasal dari dalam diri peserta
didik itu sendiri seperti faktor
psikologis dan pisiologi. Untuk lebih memudahkan dalam memahami pengertian
prestasi belajar terlebih dahulu dijelaskan tentang beberapa pengertian
belajar.
Pada dasarnya kehidupan sekolah tidak ubahnya dengan
kehidupan sosial yang sangat luas. Sekolah merupakan miniatur kehidupan sosial.
Para peserta
didik yang belajar berusaha mempersiapkan
diri untuk memasuki kehidupan sosial secara matang.
Interaksi antara sejumlah individu dalam lingkungan sekolah,
juga terlibatnya lingkungan sekitar, sehingga mewujudkan kondisi yang amat
kompleks dalam proses belajar mengajar di sekolah. Faktor-faktor dalam diri
murid (intern) dan faktor yang datang dari luar (ekstern) secara bersama-sama
turut mempengaruhi kegiatan belajar murid yang hasilnya tercermin dalam
perubahan pola-pola perilaku mereka.
Keputusan untuk melakukan kegiatan belajar pada tiap-tiap
individu tidak sama, tergantung pada kekuatan motivasi diri, sebab jika
motivasi kekuatan motivasi diri kuat maka keputusan utuk melakukan kegiatan
belajar juga tinggi. Hanya kekuatan motivasi yang berasal dari dalam diri
sendirilah yang merupakan faktor pendorong untuk melakukan belajar mandiri
karena belajar mandiri menekankan pada autoaktifitas peserta
didik dalam belajar yang penuh dengan
tanggung jawab atas keberhasilan belajarnya (Nasution, 2001:25).
Dalam setiap usaha dan kejadian yang dilakukan, manusia
selalu mendambakan keberhasilan. Begitu juga dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Seorang siswa melakukan kegiatan belajar mrengajar selalu mendapatkan
keberhasilan belajar. Dalam dunia pendidikan keberhasilan itu disebut prestasi
belajar. Prestasi belajar merupakan wujud dan keberhasilan belajar yang
menunjukkan kecakapan dalam penguasaan materi pelajaran yang menuntut ketekunan
dan kesungguhan dalam pelaksanaan belajar.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sesuai hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahamannya,
sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapannya, kemampuannya, daya
reaksinya dan daya penerimaannya. Oleh karena itu belajar adalah proses yang
aktif, belajar proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami
sesuatu.
No comments:
Post a Comment