Sunday, December 16, 2018

Makalah Model Pembelajaran dan Sains

BAB I
PENDAHULUAN

            Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan kita. Aspek ini akan dan akan selalu ada dan semakin hari kebutuhan akan hal ini semakin berkembang sejalan perkembangan zaman. Pendidikan merupakan salah satu pasilitas kita sebagai manusia dan pendidikan ada anak didik.
            Kesadaran masyarakat sekarang kurang di imbangi oleh penyiapan sumber daya guru yang memiliki penguasaan konsep dan praktik pendidikan TK yang benar. Akibatnya mancus kesan negative tentang pelaksanaan pendidikan yang menekankan pada kegiatan – kegiatan yang bersifat akademik seperti membaca, menulis, berhitung, sehingga pemahaman tentang pelaksanaan pendidikan di TK bukan lagi sebagai “ sebuah taman yang paling indah” tetapi tempat belajar, mendengarkan guru mengajar dan mendengarkan tugas dari guru yang sudah terpola dan terstruktur.
            Dalam system pendidikan di taman kanak – kanak di gunakan kurikulum. Sangat di sayangkan belakangan ini di gunakan pelaksanaan dari kurikulum TK sangat kaku. Kurikulum memang perlu dilaksanakan dan di perkaya, namun seharusnya di lakukan dengan meletakkan anak sebagai sentral dalam pendidikan itu sendiri, agar potensi dasar mereka yaitu kreatifitas dan imajinasinya dapat berkembang dengan baik.
            Kondisi diatas menjadi suatu masalah bagi penyelenggaraan pendidikan TK dalam mengembangkan jati diri TK pada fungsinya yang hakiki sebagai suatu taman yang paling indah. Untuk dapat mengembalikan TK pada fungsinya tersebut, maka departemen Pendidikan Nasional tahun 1999 meluncurkan suatu model pendidikan TK atraktif.
            Penyelenggaraan model pendidikan TK Atraktif di lapangan masih sedikit dan masih dalam tahap sosialisasi, namun dengan harapan kuat dapat mengembalikan jati diri TK yang sesungguhnya  dan dapat membantu mengembangkan kemampuan anak didik seoptimal mungkin.















BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran mmenurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995 : 78 ) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajaran dalam merancanakan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Teori Soekamto dan Winataputra (1995 :84-85) menyatakan 10 model pembelajaran , diantaranya : mode pencapaian konsep. Model latihan penelitian, model sinektis model pertemuan kelas, model investigasi kelompok. Model yurisprudensial, dan model latihan laboratories, model control diri, dan model simulasi.
Model pembelajaran merupakan suatu rancangan untuk menggambarkan rincian dan penciptaan lingkungan yang menjadikan anak untuk berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan / perkembangan pada diri anak. Komponen model pembelajaran meliputi konsep tujuan pembelajaran, materi / tema langkah – langkah metode, alat /sumber belajar dan teknik evaluasi.
Dasar penyusunan model pembelajaran  di TK yakni silabus yang di kembangkan menjadi program semester, suatu kegiatan minggua, suatu kegiatan harian, oleh karena itu model pembelajaran merupakan gambaran konkrkit yang di lakukan pendidik dan peserta sesuai SKH yang telah di buat,
Kanak – kanak
1.      Model pembelajaran klasikal
2.      Model pembelajaran kelompok
3.      Model pembelajaran berdasarkan sudut – sudut
4.      Model pembelajaran berdasarkan are
5.      Model pembelajaran berdasarkan sentra

B.       Model Pembelajaran TK Atraktif
TK Atrakltif merupakan salah satu model pendidikan TK yang di luncurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional sebagai wujud inovasi pembelajaran dalam dunia Pendidikan  TK Model Pendidikan ini tetap berpijak pada kurikulum TK 1994.
Kata aktraktif  berasal dari kata “ Attractive” yang berarti menarik minat, cantik, menarik hati, batasan lain dari pengertian atraktif ini adalah menarik, menyenangkan, merangsang dan menantang.
Menurut Hapidin (1999), model pendidikan TK Atraktif adalah suatu model pembelajaran yang menarik, menyenangkan, merangsang dan menantang anak bermain sambil belajar yang sesuai dengan karakteristik anak TK. Dalam pengertian tersebut terkandung dua hal pokok, yaitu model pendidikan Atraktif dan karakteristik anak TK.
Jenis – jenis model pendidikan TK Atractif
1.      Model pembelajaran suara, bentuk dan bilangan
Ciri khas pandanga pestolazzi mengenai proses pendidikan TK Atractif yaitu melalui adanya pengajaran suara , bentuk dan bilangan, semua bidang pengembangan yang di ajarkan pada anak di kelompokan dalam 3 kategori sebagai berikut :
-          Konsep suara mencakup bahan pengembangan bahasa, pengetahuan sejarah dan pengetahuan bumi
-          Konsep bentuk mencakup pengetahuan bangunan, menggambar dan menulis
-          Konsep bilangan semua aspek yang berkaitan dengan hitungan
Contoh :
-          Melalui gambar : anak di perkenalkan dengan pengertian “Apel”
-          Melalui kosa kata : anak mengucapkan “Apel”
-          Melalui bentuk : banak mengenal bentuk bulat
-          Melalui bilangan ; anak menghitung jumlah apel 1,2,3 dan seterusnya
2.      Sistem pengajaran sentra
model pembelajaran sentra (Dalton) berdasarkan pandangan dari Helen Parkhust. Pandangan dasar Helen tentang pendidikan adalah pengajaran harus di sesuaikan dengan sifat dan keadaan individu yang mempunyai tempat dan irama perkembangan yang berbeda satu dengan yang lainnya
bahan setiap setra hendaknya terintregrasi dengan sentra lainnya. Dibawah ini contoh adanya integrasi antara sentra bidang pengembangan
tema    : Tanaman
sentra Bahasa  : Dramatisasi “ fun Cooking”
sentra Musik : benyanyi menanam jagung
sentra Aritmatika : belanja dan menghitung sayur -  sayuran
sentra air          : memelihara dan merawat tanaman
C.       Pengambangan Model Pembelajaran untuk TK Atraktif dengan pendekatan inquiri
Suatu taman kanak – kanak dapat di katakana aktraktif apabila memenuhi 3 persyaratan yang di sebut sebagai 3 pilar utama.
Pilar pertama : penataan lingkungan baik di dalam maupun diluar kelas. Walaupun penataan lingkungan di TK sudah ada dalam buku pedoman sarana pendidikan di TK. Namun bagi seorang guru yang kreatif tidak ada sejengkal ruangan yang tidak bisa di jadikan sarana pengembangan.
Contoh : Pintu gerbang bisa di bentuk menjadi bentuk ikan hiu, harimau, ayam dll.

Pilar kedua : kegiatan bermain dan alat permainan edicatif, merancang dan mengembangkan berbagai jenis alat permainan educative, bagi guru yang kreatif akan menggunakan bahan – bahan yang dapat di gunakan sekitar anak, misalnya terbuat dari dus, Koran, biji – bijian, lilin, gelas aqua dll.
Pilar Ketiga : ada interaksi educative yang di tunjukan guru. Guru TK harus memahami dan melaksanakan tindakan educative sesuai dengan perkembangan anak mulai dari memberikan teladan misalnya cara duduk, membuang sampah, etika makan, berbicara, berpakaian dll.

Berikut contoh model Pembelajaran untuk TK Atractif dengan pendekatan inqurity
Pendekatan inqurity adalah salah satu pendekatan yang sangat cocok untuk model pembelajaran. TK Atractif. Pendekatan ini untuk “ menyelidiki” meskipun pada praktiknya banyak anak “menemukan” sesuatu dari penyelidikan itu. Dengan pendekatan inqurity fungsi guru bukan sebagai pemeri informasi dengan ceramah, tetapi sebagai fasilitas dan co – leaner / co – investigator.
Guru menyediakan berbagai material yang di perhitungkan anak untuk investigasinya, ikut bermain bersama, dan menjadikan model investigasi sebagai anak.
Contoh kegiatan pembelajaran untuku di TK Atractif dalam pengenalan sains dengan pendekatan inqurity
a.  Tentukan jenis kegiatan sesuai dengan tema. Misalnya pada tema air,
kegiatannya adalah anak bermain dengan berbagai benda di air, menyelidiki
benda-benda yang tenggelam dan terapung, jenis dan ukuran benda yang
tenggelam dan terapung, serta membuat benda tenggelam menjadi terapung.
Tentukan material atau benda-benda yang diperlukan untuk kegiatan
tersebut.
b.  Tentukan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan untuk merangsang
anak melakukan investigasi lebih terfokus. Wolfinger (1994)
mengidentifikasi empat jenis pertanyaan berjenjang dalam pendekatan Open
Inquiry sebagai berikut.
      Pada tahap I, pertanyaan ditujukan untuk melihat kenyataan, seperti apa itu, berapa banyaknya, apa yang dapat kamu lihat, bau, dan rasakan?
      Pertanyaan tahap II, difokuskan untuk melatih anak membuat asosiasi, seperti "Benda mana lagi yang tenggelam seperti batu ini? Benda mana saja yang terapung seperti balok ini?"
      Pertanyaan tahap III, adalah pertanyaan yang memfokuskan anak melihat hubungan sebab-akibat, seperti "Apakah semua benda yang berukuran besar tenggelam dan yang berukuran kecil terapung?" (Anak biasanya memiliki persepsi bahwa benda yang berukuran besar tenggelam dan yang kecil terapung. Mereka belum memiliki pengetahuan bahwa berat jenis benda yang menentukan suatu benda tenggelam atau terapung).
       Pertanyaan jenis IV adalah tantangan atau "problem solving" yang berfungsi untuk mengembangkan imajinasi anak, seperti "Bagaimana caranya agar lempung yang tenggelam dapat terapung?"
c. Tentukan jenis tantangannya seperti pada pertanyaan jenis IV. Ajukan
 pertanyaan yang menantang anak untuk melakukan investigasi lebih lanjut
 dan melihat hubungan antar variabel.
d.  Tuangkan rencana kegiatan tersebut kedalam SKH.
2.   Pelaksanaan
a. Tahap I: Bermain
Sediakan berbagai material/benda-benda untuk bennain anak sesuai dengan tema. Misalnya untuk bennain air, sediakan tempat air besar, ember, atau kolam, berbagai benda yang tenggelam dan terapung dengan berbagai ukuran dari kayu dan logam, gelas dan botol plastik, lempung/plastisin/jp/qy dough. Untuk memotivasi anak, sebaiknya guru ikut bermain untuk mendemonstrasikan bagaimana bermain dengan benda-benda tersebut. Guru dapat mulai bertanya "Benda apa saja yang kalian gunakan untuk bermain di air?"
b.  Tahap II: Investigasi
Biarkan anak bermain dengan benda-benda tersebut di air. Ketika anak bermain di air dan melakukan investigasi terhadap benda-benda, mereka mulai menyadari bahwa beberapa benda tenggelam di air dan beberapa lainnya terapung. Ajukan pertanyaan, seperti "Benda apa saja yang tenggelam seperti batu ini? Benda apa saja yang terapung seperti balok ini?"
c.  Tahap III: Sebab-akibat
Tahap ini melatih hubungan sebab-akibat dari dua variabel. Misalnya menyelidiki apakah tenggelam dan terapung dipengaruhi oleh ukuran benda? Jika anak sudah menemukan berbagai benda yang terapung dan benda yang tenggelam, ajukan pertanyaan lain yang merangsangnya untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat: "Apakah benda yang lebih besar selalu tenggelam dan yang lebih kecil selalu terapung?" Anak akan terangsang untuk melakukan "eksperimen" sederhana dan segera mengetahui hasilnya.

d. Tahap IV: Tantangan
Beri tantangan kepada anak sedikit lebih tinggi dari kemampuan aktualnya. Misalnya guru mencelupkan tutup gelas dari logam dengan posisi miring, maka tutup gelas akan tenggelam. Lalu celupkan tutup gelas tersebut dengan posisi tengadah, maka tutup gelas akan terapung di air. Anak-anak akan takjub melihat "keajaiban" itu.
Guru memberi "problem solving" atau tantangan: "Dapatkah kalian membuat lempung yang tenggelam menjadi terapung seperti tutup gelas itu?" Anak-anak akan berpikir setingkat lebih tinggi dan kembali termotivasi untuk melakukan investigasi. Anak akan membentuk lempung menyerupai tutup gelas, seperti perahu, atau seperti bola agar dapat terapung.


















BAB III
PENUTUP

            Model pembelajaran TK Atrakti dapat di pandang sebagai suatu inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran di taman kanak – kanak. Model ini tetap mengacu pada karakteristik anak TK dan kurikulum TK 1994. Peluncuran model ini dimaksudkan untuk memperbaiki permasalahan – permasalahan yang terjadi di lapangan. Dimana sekolah. Sekolah dan guru lebih melakukan  pembelajaran yang bersifat akademik di bandingkan d engan mengembangkan potensi anak didik yang  paling indah dan menyenangkan dan merupakan tujuan utama dari model pembelajaran ini. Artinya , model pembelajaran TK atraktif ini akan mengembalikan esensi TK itu pada esensi yang sebenarnya. System dan praktik.
            Pendidikan perlu dirancang, di kembangkan agar secara nyata menumbuhkan daya cipta peserta didik, melahirkan hal – hal yang baru, kemampuan berfikir secara divergen, kemampuan merealisasikan gagasan dan keinginan yang koheren dengan situasi baru, mengembangkan kontruksi pemikiran dan aksi yang positif.
            Dengan menggunakuan pendekatan inqury anak TK sebaiknya menerapkan esensi bermain melalui kegiatan menyenangkan, menantang dan merdeka sesuai dengan 3 pilar utama TK atraktif.


















DAFTAR PUSTAKA

Hapidin, 1997, Pedoman Praktis. Perencanaan , Pengelolaan dan Evaluasi Pengajaran di
Taman Kanak – Kanak, Jakarta : Ghiyats Alfiani Press.
Hapidin, 1999, Model – model Pendidikan Untuk Anak Usia Dini, Jakarta :
Ghiyats Alfiani Press.
Moeslichaton R, 1999, Metode Pengajaran di Taman Kanak – kanak, Depdikbud, Dirjen
Dikti, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Ikip Malang.
Depdiknas, 2000, Diklat calon intruktur guru TK Atraktif, Pengembangan Model
Pendidikan untuk TK Atraktif, Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, PPPG Keguruan
Jakarta, 2000





No comments:

Post a Comment

Simbol Bilangan atau Angka

  a. Pengertian Angka Memahami suatu angka dapat membantu manusia untuk melakukan banyak perhitungan mulai dari yang sederhana maupaun y...

Blog Archive