Adanya berbagai alat permainan
edukatif, pada intinya diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
-
Memperjelas materi yang
diberikan.
Pemanfaatan
alat permainan edukatif dalam kegiatan belajar mengajar anak diharapkan dapat memperjelas materi yang disampaikan
oleh guru. Sebagai contoh apabila guru ingin menjelaskan konsep warna-warna
dasar seperti merah, biru, hitam, putih, kuning, dan lain sebagainya jika
penyampaian kepada anak hanya secara lisan atau diceritakan, anak hanya sebatas
mampu menirukan ucapan guru tentang berbagai warna tanpa tahu secara nyata
bagaimana yang dimaksud warna merah, kuning dan sebagainya. Akan sangat berbeda
jika guru memaaanfaatkan alat permainan edukatif misalnya dengan menggunakan
lotto warna. Atau dalam permainan memancing ikan sebelum anak melakukan
permainan guru memberi contoh memancing ikan berwarna merah, kuning, dan
sebagainya lalu diikuti oleh anak. Dengan memanfaatkan alat permainan tersebut
anak dapat secara langsung melihat, mengamati, membandingkan, memasangkan, dan
mengenali berbagai warna.
-
Memberikan motivasi dan
merangsang anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen dalam mengembangkan
berbagai aspek perkembangannya.
Motivasi dan minat anak untuk bereksplorasi
dan berksperimen merupakan faktor yang penting yang menunjang keberhasilan
keberhasilan belajar anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi
hal tersebut adalah dengan memanfaatkan alat bermain edukatif.
-
Memberikan kesenangan
pada anak dalam bermain
Apabila
kita melihan anak-anak TK yang sedang memainkan alat permainan tertentu dan
mereka sangat tertarik untuk memainkannya,
mereka tampak sangat serius dan terkadang susah untuk diganggu dan
dialihkan perhatiannya pada benda atau kegiatan yang lain. Kondisi tersebut
terjadi karena anak-anak merasa senang dan nyaman dengan alat permainan yang
mereka gunakan. Alat permainan yang dirancang secara khusus dan dibuat dengan
baik akan menimbulkan perasaan senang
anak dalam melakukan aktivitas belajarnya. Jika anak sudah merasa senang dalam
kegiatannya, maka belajar tidak lagi dianggap sebagai beban yang ditimpakan
guru kepundaknya. Anak mengartikan belajar dengan baik bahwa belajar ternyata
tidak selalau dikesankan sebagai kegiatan yang membosankan bahkan menyebalkan
tapi justru bermakna dan menyenangkan.
No comments:
Post a Comment