Sunday, December 16, 2018

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI SENAM IRAMA


2.1       Karakteristik Anak Usia Dini
            Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak (Sujiono, 2009:6).
Pada saat memasuki usia 3 tahun, biasanya seorang anak akan semakin mandiri dan mulai mendekatkan diri pada teman-teman sebayanya. Pada tahapan usia anak mulai menyadari tentang apa yang dirasakan dan apa yang telah mampu dilakukan dan yang belum mampu dilakukan. Selain itu, pola kegiatan bermainnya pun telah berubah karena anak mulai memasuki tahapan bermain paralel di mana seorang anak bermain dengan anak lain tanpa interaksi dan tidak mau memberikan mainannya ketika ada yang ingin meminjam atau sebaliknya menolak mengembalikan mainan yang dipinjamnya. Hal ini berdampak pada kegiatan bermain mereka yang seringkali diwarnai dengan konflik atau pertikaian tetapi biasanya hanya bersifat sementara saja (Sujiono dan Sujiono, 2010:23).

2.2       Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini
            Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2005, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) termasuk ke dalam jenis pendidikan non formal. Pendidikan non formal selain PAUD yaitu Tempat Penitipan Anak (TPA), Play Group dan PAUD sejenis. PAUD sejenis artinya PAUD yang diselenggarakan bersama dengan program Posyandu. 
Pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan titik sentral pembangunan sumber daya manusia. Pendidikan anak usia dini memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab merupakan pondasi dasar bagi kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas, pada akhirnya anak akan mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya (www.paud.kemdiknas.go.id).

2.3       Kemampuan Motorik
2.3.1    Pengertian Motorik
Motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh atau pergerakan. Kecerdasan motorik anak dipengaruhi oleh aspek perkembangan fisik motorik, emosi, kognitif, maupun psikososial. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistik atau menyeluruh dengan diberikan stimulasi langsung dalam kegiatan yang holitik. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan otak.
Pada anak usia 5 tahun syaraf-syaraf yang berfungsi mengontrol gerakan motorik sudah mencapai kematangannya dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik yang dilakukan anak secara luas. Otot besar yang mengontrol gerakan motorik kasar berkembang lebih cepat apabila dibandingkan dengan otot halus yang mengontrol kegiatan motorik halus. Pada waktu bersamaan persepsi visual motorik anak ikut berkembang dengan pesat, seperti mengisi gelas dengan air, menggambar, mewarnai dengan tidak keluar garis. Di usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks yaitu kemampuan untuk mengkombinasikan gerakan motorik dengan seimbang seperti berlari sambil melompat dan mengendarai sepeda.
Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal tersebut, perlu diberikan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal (Saputra, 2005:36).
Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Perkembangan penguasaan gerak terjadi sejalan  dengan pertumbuhan fisik, pada masa awal dan pembentukan pola gerak dasar. Gerak dasar tersebut meliputi berjalan, berlari, melompat dan meloncat. Kesalahan pada gerak dasar yang tidak dikoreksi akan merugikan anak tersebut dan akan bersifat menetap dan sukar untuk dirubah, kerugian tersebut meliputi:
(1) tidak efisiensinya gerakan,
(2) buruknya mekanika pada saat penampilan,
(3) kemungkinan terjadinya cidera lebih besar,
(4) pengeluaran energi lebih besar/pemborosan energi dan
(5) prestasi yang diraih tidak maksimal akibat dari menurunnya kualitas gerak.
Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu Lokomotor, Non lokomotor, dan manipulatif. Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti : lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop). Kemampuan non lokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan non lokomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain.
Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam obyek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi obyek jauh lebih unggul daripada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata yang mana cukup penting untuk item: berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari: gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang), gerakan menerima (menangkap) obyek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat bantalan karet (bola medicin) atau macam-macam bola yang lain dan gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola (Sugiyanto, 1995:25).
Dengan bertambahnya umur seseorang akan berkembang melalui suatu rangkaian tingkatan yang bertahap dan sifat-sifat fisik akan berubah serta keterampilan baru akan dipengaruhi dan disempurnakan. Sahman (2002:48-54) menyatakan setiap manusia mempunyai perkembangan yang khas, terdapat rangkaian dengan ciri tertentu yang muncul pada interval tertentu serta terdapat urutan pola yang sama walaupun laju perkembangan dapat berbeda sehingga pola-pola perkembangan tersebut dapat diramalkan.
Pengalaman masa kanak-kanak akan sangat bermanfaat pada masa dewasa, diantaranya kemampuan dalam memecahkan suatu masalah baik dalam bentuk keseharian maupun dalam bentuk kemampuan berolahraga. Dengan demikian semakin banyak pengalaman masa kecil akan semakin besar dalam menemukan kemampuan penguasaan pola gerak dasar dan akan membentuk menjadi olahragawan pada cabang tertentu. Pola-pola gerak dasar berkat pengalaman gerakan pada masa kanak-kanak akan menentukan kualitas gerakan karena pada masa kanak-kanak selalu didorong bergerak dengan pola gerak dasar yang benar.
Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya, gerakan motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik. Seiring dengan kematangan dan pengalaman anak, kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi dengan baik. Dengan kata lain prinsip utama perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus.
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga, berjalan, melompat, berlutut, dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menulis, menggunakan jari-jari tangan untuk menyusun puzzle, memegang gunting atau memegang pensil, melenturkan badan, menari, dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal (Soetjiningsih,1995:58).

2.3.2 Prinsip Perkembangan Motorik Kasar
Hurlock (1978:60) menyatakan dari beberapa studi perkembangan motorik yang diamatinya, ada lima prinsip perkembangan motorik kasar.
Adapun lima prinsip perkembangan motorik kasar yaitu :
1. Perkembangan motorik kasar bergantung pada kematangan otot dan syaraf.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mengatur setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot, semakin baik kemampuan motorik anak. Hal ini juga didukung oleh kekuatan otot anak yang baik.
2. Perkembangan yang berlangsung terus menerus.
Perkembangan motorik berlangsung secara terus menerus sejak pembuahan.  Urutan perkembangan cephalocaudal dapat dilihat pada masa awal bayi, pengendalian gerakan lebih banyak di daerah kepala. Saat perkembangan syaraf semakin baik, pengendalian gerakan dikendalikan oleh batang tubuh kemudian di daerah kaki. Perkembangan secara proximodistal dimulai dari gerakan sendi utama sampai gerakan bagian tubuh terpencil. Misal bayi menggunakan bahu dan siku dalam bergerak sebelum menggunakan pergelangan tangan dan jari tangan.
3. Perkembangan motorik memiliki pola yang dapat diramalkan.
Perkembangan motorik dapat diramalkan ditunjukkan dengan bukti bahwa usia ketika anak mulai berjalan konsisten dengan laju perkembangan keseluruhannya. Misalnya, anak yang duduknya lebih awal akan berjalan lebih awal ketimbang anak yang duduknya terlambat. Breckenridge dan Vincent menyatakan cara yang cukup teliti untuk memperkirakan pada umur berapa anak akan mulai berjalan yakni dengan mengalikan umur anak mulai merangkak dengan 1,5 atau dengan mengalikan umur anak mulai duduk dengan 2.
4. Reflek primitif akan hilang dan digantikan dengan gerakan yang disadari.
Reflek primitif ialah gerakan yang tidak disadari, berlangsung secara otomatis dan pada usia tertentu harus sudah hilang karena dapat menghambat gerakan yang disadari.
5. Urutan perkembangan pada anak sama tetapi kecepatannya berbeda
Tahap perkembangan motorik setiap anak sama. Akan tetapi kondisi bawaan dan lingkungan mempengaruhi kecepatan perkembangannya.

2.3.3    Faktor yang Mempengaruhi Laju Perkembangan Motorik
Hurlock (1978:25) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju perkembangan motorik yaitu faktor keturunan, kehamilan dan kelahiran, kondisi anak, dan motivasi.
1. Faktor keturunan
Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik. Anak yang memiliki IQ tinggi menunjukkan perkembangan motorik yang lebih cepat daripada anak yang memiliki IQ normal atau di bawah normal.
2. Kehamilan dan kelahiran
Kondisi status gizi ibu dan lingkungan yang baik saat ibu hamil mendorong perkembangan janin yang baik sehingga perkembangan motorik anak juga akan baik. Kelahiran yang sukar terlebih lagi kelahiran yang mengakibatkan trauma kepala akibat jalan lahir pada umumnya menghambat perkembangan motorik. Anak dengan riwayat lahir prematur juga memiliki perkembangan motorik yang lebih lambat daripada anak yang lahir normal.
3. Kondisi anak
Status gizi anak yang baik pada dasarnya akan mempercepat perkembangan motorik anak. Keadaan cacat fisik yang terdapat pada anak, seperti kebutaan akan memperlambat perkembangan motorik.
4. Motivasi
Adanya rangsangan, dorongan, dan kesempatan anak untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik. Perlindungan orangtua yang berlebihan akan menghambat berkembangnya kemampuan motorik.  Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan.
Hurlock (1956, dalam Yusuf, 2004:46) menyatakan ada beberapa alasan penting tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan anak, yaitu:
a.       Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Misalnya anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar, dan memainkan alat-alat mainan.
b.      Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya (helplessness) pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang bebas atau tidak bergantung (indenpendence). Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan dapat menunjang perkembangan rasa percaya diri (self confidence).
c.       Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
d.      Melalui perkembangan motorik yang normal, anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucil.
e.       Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self consept atau kepribadian anak.


2.4       Kegiatan Senam
2.4.1    Pengertian Senam
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Senam adalah gerak badan manusia (gimnastik) atau berlatih gerak badan. Senam adalah salah satu kegiatan olahraga yang praktis dan tidak memerlukan biaya yang besar, saat ini senam mulai banyak digemari di semua kalangan baik itu anak-anak,remaja sampai lansia sekalipun senang melakukan senam.
Kata senam terjemahan dari bahasa Yunani “gymnos” yang berarti telanjang. Senam menurut Hidayat (1995) yang dikutip Agus (1999:9) yaitu:
 “Suatu gerakan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana,disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual”.

Sedangkan menurut Warner yang dikutip Agus (1999:9) yang menyatakan bahwa : “Senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh”. Sukiyono juga mendefinisikan senam yang dikutip Hidayat (1991:2) menyatakan bahwa : “senam adalah latihan jasmani yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis”.
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa senam merupakan suatu metode latihan tubuh yang disiapkan terencana untuk menghasilkan peningkatan kebugaran jasmani seseorang, baik itu anatomi tubuh ataupun fungsi fisiologisnya.
Menurut FIG (Federation International de Gymnastique) atau yang dikenal dengan sebutan Federasi Senam Internasional yang dikutip Agus (1999:12) senam dibagi menjadi 6 kelompok yaitu :
  1. Senam artistik
  2. Senam ritmik sportif
  3. Senam akrobatik
  4. Senam aerobik sport
  5. Senam trampoline
  6. Senam umum
Senam begitu bermanfaat bagi kita, karena kita semua akan menjadi sehat jasmani dan juga rohani. Seperti yang diungkapkan WHO definisi sehat yang dikutip Santoso (1991 : 48) yaitu : “sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan saja bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan”. Selain berguna bagi kesehatan, senam juga dapat berguna untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Seperti yang diungkapkan Santoso (1992:15), menyatakan bahwa: “kebugaran jasmani adalah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik”.
Dengan melakukan senam secara rutin dan teratur dengan tempo yang sesuai maka tubuh kita akan mengalami suatu perubahan yang menyeluruh bagi peningkatan fungsional dalam tubuh kita. Perubahan-perubahan fisiologis bila seseorang melakukan senam akan menuju pada satu perubahan yang menyeluruh. Adapun wujudnya yang dijelaskan oleh Santoso (1992:31) yaitu:
1.      Lebih mampu dan bertahan bergerak/bekerja
2.      Tidak mudah lelah
3.      Cepat pulih dari kelelahan
4.      Berkurangnya resiko untuk mendapatkan penyakit-penyakit non infeksi khususnya jantung dan pembuluh darah
5.      Perubahan pada aspek rohani yaitu tumbuh untuk kepercayaan pada diri sendiri.
6.      Perubahan pada aspek sosial: Olahraga kesehatan dengan pesertanya yang berjumlah missal memungkinkan terjadinya hubungan sosial yang lebih baik bagi anggota-anggotanya.
Lebih lanjut dikemukakan oleh Sholeh (1992:2) dikutip Yusup (1996:18) menjelaskan manfaat dan tujuan senam sehingga dapat dirasakan perubahannya oleh seseorang bila melakukan aktifitas senam secara rutin, yaitu:
1.      Untuk memperbaiki dan mencegah pengaruh yang jelek atau kelainan misalnya kelainan yang disebabkan oleh lamanya duduk di bangku sekolah atau kantor, karena terlalu lama tidur dan sebagainya disebut senam normalisasi.
2.      Untuk dapat memberikan rangsangan yang diperlukan bagi perkembangan organ-organ tubuh.
3.      Untuk mengembangkan cara bersikap dan bergerak sewajarnya biasa disebut senam pembentukan.
4.      Untuk memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat disebut dengan senam pembentukan.
5.      Untuk memupuk dan mengembangkan rasa keberanian dan rasa percaya pada diri sendiri.
6.      Untuk memupuk dan meningkatkan seni gerak disebut senam irama.
7.      Untuk memupuk dan meningkatkan prestasi gerakan-gerakan senam disebut senam prestasi.
Senam yang dilakukan oleh anak usia dini dilakukan untuk pembinaan kebugaran jasmani seorang anak yang terdiri dari gerakan-gerakan yang melibatkan otot-otot mulai dari tubuh bagian atas, batang tubuh, sampai dengan bawah tubuh.
Gerakan senam pada anak usia dini umumnya bersifat pengulangan dari 5-6 gerakan, dengan ditambah variasi formasi yang sederhana. Hal penting yang perlu diperhatikan oleh guru ataupun orangtua adalah memperhatikan kondisi fisik dan psikologis anak saat ingin senam. Memaksakan atau menekan anak untuk menunjukkan suatu gerakan senam, terlebih harus sempurna, hanya akan membuat kondisi menjadi semakin buruk dan tidak mengembangkan kreativitas mereka. Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan yang dilakukan guru dan anak berdasarkan indikator kemampuan dari kecerdasan musikal:
1)      Menyanyikan lagu-lagu anak
Guru mengajak anak menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan tema-tema yang digunakan atau yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dalam hal ini guru dapat membuat atau mengkreasikan lagu baru ciptaannya sendiri. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan atau tanpa alat musik pengiring.
2)       Bermain Tepuk
Kegiatan bermain tepuk merupakan salah satu kegiatan yang juga sangat digemari anak selain bernyanyi. Anak akan dikenalkan berbagai pola tepuk yang disesuaikan dengan tema-tema. Gerak dan ekspresi sangat memberi pengaruh dalam kegiatan ini. Guru juga dapat berkreasi membuat berbagai permainan tepuk yang memotivasi, mengenalkan sebuah konsep, atau melatih konsentrasi anak.
3)      Tebak nada dan lagu
Dalam kegiatan ini, guru dapat melakukannya dengan bantuan alat musik ataupun dengan bersenandung tanpa syair. Kemudian anak diminta menebak lagu berdasarkan bunyi solmisasi dari alat musik tersebut atau nada yang dimunculkan dari suara senandung guru.
4)      Bermain alat musik buatan
Ada beberapa jenis alat musik yang bisa dipelajari atau dilatihkan kepada anak. Alat musik juga ada yang berupa alat musik permanen maupun alat musik buatan di mana bahannya dapat diperoleh di sekitar anak. Agar lebih menarik, alat-alat itu kemudian dihiasi dengan berbagai macam hiasan. Saat melaksanakan kegiatan ini sebaiknya guru

2.4.2    Senam Irama bagi Anak Usia Dini
Kegiatan senam yang biasa dilakukan anak usia dini atau TK adalah senam yang diringi dengan lagu atau disebut senam irama. Dalam senam ini terbentuk suatu koordinasi gerak antara gerak anggota badan, seperti tangan, kaki, dan kepala dengan alunan irama, baik berupa lagu, musik dan nyanyian.
Nenggala (2006: 82) senam irama adalah salah satu jenis senam yang dilakukan dengan mengikuti irama musik atau nyanyian. Nenggala juga mengungkapkan bahwa musik, nyanyiannya dan hitungan merupakan aspek daam senam yang menjadikannya menyenangkan untuk dilakukan.
Senam irama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1)      Mudah diikuti
2)      Tidak membutuhkan biaya yang mahal
3)      Diiringi musik atau nyanyian
4)      Melibatkan banyak peserta
5)      Bermanfaat untuk kesehatan tubuh
Senam dengan diiringi lagu termasuk ke dalam jenis olahraga senam umumnya. Adapun manfaat dari olahraga yang teratur, adalah sebagai berikut:
  1. Memiliki otot dan tulang yang lebih kuat
  2. Memiliki tubuh yang lebih ramping karena olahraga dapat mengendalikan lemak tubuh
  3. Menurunkan resiko timbulnya diabetes
  4. Memiliki tekanan darah kolesterol yang lebih rendah
  5. Memiliki kehidupan yang lebih baik
  6. Memiliki kondisi tubuh yang fit akan mempunyai kualitas tidur yang lebih baik
  7. Menurunkan resiko mengalami kelebihan berat badan
  8. Memiliki kemampuan yang lebih dalam mengatasi tantangan fisik dan emosi yang harus mereka hadapi seperti berlari mengejar bis, membungkukkan badan untuk mengikat tali sepatu.
Dalam kegiatan senam ini, anak diharapkan dapat mengikuti kegiatan pengembangan fisik, meskipun pada awalnya anak-anak tidak dituntut untuk melakukan gerakan sesuai dengan pola atau contoh. Anak bergerak sesuai dengan ekspresi jiwanya atau keinginan hatinya, namun anak juga tidak menutup kemungkinan pada akhirnya dapat mengikuti semua gerakan dikarenakan seringnya anak melakukan gerakan dengan berulang-ulang sehingga terbiasa.
Dengan ekspresi anak akan menemukan pengalaman baru dan dengan mengikuti irama anak lebih bebas bergerak, berimajinasi serta berani menghadapi tantangan baru. Seperti yang dikemukakan oleh Sujiono (2007:9) bahwa:
“Pendekatan dalam kegiatan gerak berirama harus menekankan pada metodologi yang kreatif dan fleksibel yang menempatkan proses gerakan dan ekspresi diri terhadap irama lebih penting dari pada pola gerak yang dihasilkan.

Bahwa dalam perkembangan umumnya anak TK dapat melakukan kegiatan-kegiatan bergerak sebagai berikut :
a.    Menirukan, seperti yang telah penulis ungkapkan sebelumnya dalam upaya pengembangan kreativitas gerak bahwa dalam bermain anak senang menirukan sesuatu yang dilihat. Anak dapat menirukan gerakan-gerakan yang dilihat baik dari televisi ataupun gerakan-gerakan yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, berdasarkan tema maupun gerakan-gerakan binatang yang diamati.
b.    Manipulasi, dalam kegiatan ini anak-anak secara spontan menampilkan berbagai gerak-gerak dari obyek yang diamatinya. Namun dalam pengamatan dari obyek tersebut anak akan menampilkan sebuah gerakan yang hanya disukainya.
Menurut Kamtini dan Tanjung (2005:10) dalam bukunya yang berjudul Bermain Melalui Gerak dan Lagu di TK bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak TK adalah :
1.        bersifat sederhana,
2.        bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu,

3.        gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang berada di sekitarnya,

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive