Manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat dipenuhi dengan harta sendiri,
maka manusia dapat memenuhi kebutuhannya tersebut dengan cara meminjham atau
berhutang, baik meminjam kepada bank, meminjam kepada koperasi atau meminjam
kepada sesamanya. Karena dalam
melakukan peminjaman ini agama Islam sudah mengakui keabsahannya.
Hukum hutang-piutang fleksibel tergantung situasi
kondisi dan toleransi. Pada umumnya hutang-piutang hukumnya sunah bila dalam
keadaan normal, hukumnya haram apabila meminjam uang untuk membeli miras,
narkoba, berbuat kejahatan, dan sebagainya. Hukumnya wajib jika memberikan
kepada orang yang sangat membutuhkan seperti tetangga yang anaknya sedang sakit
keras.
Moh. Hatta dalam memandang tentang riba dan status
bunga Bank, lebih menekankan pinjaman itu digunakan untuk apa dan melihat riba
yang terjadi di jaman jahiliah. Di mana pada waktu itu orang yang meminjam uang
biasanya untuk keperluan hidupnya, dan pinjaman inilah yang disebut pinjaman
konsumtif.
Moh. Hatta menghukumi riba pada pinjaman konsumtif,
karena beliau melihat bahwa dari segi ekonomi cara riba merupakan jalan usaha
yang tidak sehat, sebab keuntungan yang diambil dari kreditur bukan dari usaha
yang produktif. Dari sosial masyarakat tidak dapat mengambilkan keuntungan
sedikitpun dari praktek riba. Sebab riba tidak akan pernah menambah kekayaan
sesuatupun pada masyarakat atau kemampuan mengangkat ekonomi, bahkan sebaliknya
riba hanya akan menambah penderitaan yang parah. Untuk menguatkan pandangannya
bahwa pinjaman konsumtif merupakan riba, beliau juga melihat bahwa pinjaman
inilah yang terjadi pada zaman dahulu, dan tidak ada fakta yang menunjukkan
bahwa itu untuk berusaha.[1]
Manajer pemasaran yang mempelajari perilaku masyarakat
selaku konsumen (perilaku konsumen) akan mengetahui kegiatan pemasaran yang
telah ada maupun kesempatan yang yang belum terpenuhi kebutuhannya serta dapat
mengidentifikasikan untuk mengadakan segmentasi pasar. Perilaku konsumen yang
berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya perlu dipelajari
sehingga perusahaan dapat menentukan harga, mengembangkan produk, menentukan
distribusi dan sarana promosi yang tepat. Perilaku konsumen yang berbeda-beda
itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pembelian konsumen sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor kultural, sosial, pribadi, dan psikologis.[2]
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
dapat dilihat dari segi eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah
faktor-faktor yang berasal dari lingkungan eksternal individu yang sangat
berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Yang termasuk faktor eksternal adalah
budaya, sosial, dan pemasaran.
1. Faktor Budaya
Pada setiap kelompok masyarakat pasti memiliki budaya,
dimana budaya tersebut bisa digunakan sebagai aturan, kebiasaan dan ciri khas
dari suatu kelompok masyarakat. Faktor budaya terdiri dari budaya meliputi, sub
budaya dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku
konsumen.
a. Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan
perilaku yang dipelajari dari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan
lembaga penting lainnya.
b. Sub
Budaya
Setiap kebudayaan mengandung sub-kebudayaan yang lebih kecil atau
kelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan
pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi
kewarganegaraan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Sub-Budaya adalah
sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman
hidup dan situasi.
c. Kelas Sosial
Adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam suatu
masyarakat yang tersusun secara hirarki dan anggota-anggotanya memiliki tata
nilai, minat dan perilaku serupa.[3]
2. Faktor
Sosial
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial, antara lain :
a. Kelompok
Acuan
Perilaku konsumen
umumnya dipengaruhi oleh individu lainnya, individu yang mempengaruhi tersebut
dapat dimasukkan sebagai kelompok primer yang terdiri atas kelompok terdekat
dari individu tersebut. Misalnya ; keluarga, teman dan tetangga, sedangkan
kelompok kedua adalah kelompok sekunder yang mempunyai interaksi yang lebih
formal dan memiliki sedikit interaksi. Kelompok sekunder meliputi kelompok
keagamaan, serikat buruh.
b. Keluarga
Keluarga adalah
kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah,
perkawinan ataupun adopsi dan tinggal bersama. Anggota keluarga sangat
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian terhadap individu, keluarga
mempunyai peran penting dimana setiap anggota keluarga saling mempengaruhi.
c. Peran dan Status
Dalam kehidupan bermasyarakat, peran dan status selalu
mengikuti perjalanan setiap individu. Peran dan status seorang individu dalam
kelompok tertentu misalnya keluarga sangat mempengaruhi individu tersebut dalam
perilaku pembelian.[4]
3. Faktor Pemasaran
a. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pengertian produk secara
umum juga dikemukakan oleh beberapa para ahli. Menurut Philip Kotler produk
adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar
diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
b. Pemasaran
Pemasaran adalah keinginan manusia yang bertujuan
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan langganan melalui proses pertukaran dan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemasaran adalah kegiatan
perusahaan dalam membuat rencana, menentukan harga, promosi, serta
mendistribusikan barang dan jasa.
c. Promosi
Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang
ditujukan untuk mendorong permintaan konsumen atas produk yang ditawarkan
produsen atau penjual. Tujuan promosi adalah :
(1) Memodifikasi tingkah laku konsumen,
(2) Memberitahukan/menginformasikan produk kepada
konsumen,
(3) Membujuk dan memotivasi konsumen agar mau membeli
produk yang ditawarkan, dan
(4) mengingatkan konsumen tentang produk agar tidak
beralih ke produk lain. Promosi dalam sistem ekonomi syariah harus
memperhatikan nilai-nilai kejujuran dan menjauhi penipuan. Media atau sarana
dan metode yang digunakan harus sesuai dengan pinsip syariah.[5]
Sedangkan dari faktor internal adalah faktor-faktor
yang berasal dari lingkungan internal yang berpengaruh terhadap perilaku
konsumen terdiri dari :
1. Faktor Pribadi
Dalam perilaku pembelian, faktor pribadi juga
memengaruhi seorang individu. Faktor tersebut terdiri dari:
a. Usia
Dalam kehidupan, perjalanan usia tidak dapat
dihindarkan. Dengan berjalannya usia maka terjadi perubahan pola konsumsi
masing-masing usia.
b. Pekerjaan
Pekerjaan juga dapat mempengaruhi seorang individu
dalam perilaku konsumsinya, misalkan seorang pekerja kasar maka akan cenderung
membeli pakaian untuk pekerjaan kasar, sedangkan pekerja kantoran akan
cenderung untuk membeli stelan kemeja atau jas.
c. Situasi Ekonomi
Dalam perilaku pembelian, sedikit banyak juga
dipengaruhi oleh situasi ekonomi, dengan berubahnya situasi ekonomi maka biasanya
akan merubah perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.
d. Gaya Hidup
Individu dengan latar belakang gaya hidup yang berbeda
memiliki kecenderungan berbeda pula dalam perilaku pembeliannya. Gaya hidup
dapat dipengaruhi oleh keluarga, situasi pekerjaan, hobi, dan yang lainnya.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang
berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan
tetap terhadap lingkungannya. kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat
berguna dalam menganalisis perilaku konsumen, asalkan jenis kepribadian
tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat dan terdapat korelasi yang kuat
antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek. Yang juga
berkaitan dengan kepribadian adalah konsep diri seseorang. Konsep diri adalah
cara pandang konsumen terhadap dirinya sendiri. Dengan mengetahui konsep diri
seseorang pemasar akan mengetahui tujuan pembelian bagi konsumen.
2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah salah satu faktor yang cukup
dominan dalam menentukan proses keputusan pembelian, sebab pola konsumsi
seseorang juga dipengaruhi oleh daur hidup keluarga dan kepribadiannya. Faktor
psikologis mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap dan kepribadian.
Sikap dan kepercayaan merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama:
a. Motivasi
Seorang individu dalam kehidupan bermasyarakat juga
memerlukan motivasi untuk menjalani hidupnya, motivasi sendiri juga dapat
mempengaruhi individu dalam melakukan perilaku pembelian.
b. Persepsi
Setiap hari individu mempunyai motivasi untuk
melakukan pembelian, tetapi faktor lain yang mempengaruhi seorang individu
tersebut adalah persepsi. Persepsi merupakan rangsangan yang tereliminasi,
terorganisir dan teranalisa. Sering kali seorang individu dihadapkan pada suatu
pilihan, dalam pemilihan suatu barang misalnya, dengan adanya persepsi maka
seorang individu dapat memilih sesuai dengan persepsi yang tertanam dalam
dirinya.
c. Proses belajar
Dalam melakukan tindakan seorang individu tidak lepas
dari pembelajaran, perubahan perilaku individu dalam pembelian juga dipengaruhi
oleh pengalaman dan pembelajaran dari pembelian sebelumnya. Ahli teori ilmu
pengetahuan mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dihasilkan melalui suatu
proses yang paling mempengaruhi dari dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan
dan penguatan.
d. Keyakinan
dan sikap
Seorang pemasar biasanya memerhatikan keyakinan
konsumennya akan produknya, sering kali seorang pemasar harus merubah iklannya
untuk membentuk keyakinan individu dalam pemilihan suatu produk.[6]
[1] Moh. Hatta, Beberapa fasal Ekonomi
di Jalan Ekonomi dan Bank, Cet. Ke-XIII (Djakarta: Dinas Penerbiatan Balai
Pustaka, 2008) Jilid II, 32.
[2] Philip
Kotler dan Gary Amstrong. Dasar-dasar Pemasaran. (Jakarta: Pren
Hallindo, 2007), 222.
[3] Philip
Kotler dan Gary Amstrong. Dasar-dasar Pemasaran, 223.
[4] Philip
Kotler dan gary Amstrong. Dasar-dasar Pemasaran. (Jakarta: Pren
Hallindo, 2007, 226
[5] Tatik
Suryani, Perilaku Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), 95
[6] Etta dan
Sopiah, Perilaku konsumen, (Yogyakarta : Andi Offset 2013), 24-28
No comments:
Post a Comment