Dalam
proses pembelajaran unsur belajar memegang peranan penting. Belajar merupakan
suatu proses dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan (Hamalik, 2005: 36).
Winkel menjelaskan bahwa belajar yaitu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang maknanya adalah pengalaman. Pengertian belajar secara umum yaitu terjadi
perubahan dalam diri orang yang belajar karena pengalaman. Belajar merupakan
kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian,
guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan pemahaman dalam
membangun gagasan (Darsono, 2000: 4).
Pengertian
belajar secara psikologis yaitu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanggung
jawab belajar pada diri siswa, tetapi guru menciptakan situasi yang mendorong
prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Namun perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2010: 2-4).
Lebih
lanjut Darsono menjelaskan ciri-ciri belajar antara lain: belajar dilakukan
secara sadar dan mempunyai tujuan, belajar merupakan pengalaman sendiri.
Belajar merupakan pengalaman sendiri. Belajar merupakan proses interaksi antara
individu dan lingkungan, dan belajar dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
pada diri orang yang belajar. Belajar diperlukan prinsip belajar karena sangat
mempengaruhi siswa dalam belajarnya. Prinsip belajar akan menjadi pedoman bagi
siswa dalam belajar, prinsip-prinsip belajar yang perlu diikuti untuk melakukan
kegiatan belajar (2000: 30).
Prinsip
belajar yang perlu diketahui sebagai berikut :
1.
Belajar perlu memiliki pengalaman dasar. Pada dasarnya,
seseorang akan mudah belajar sesuatu jika sebelumnya memiliki pengalaman akan
mempermudahnya dalam memperoleh pengalaman baru.
2.
Belajar harus bertujuan yang jelas dan terarah. Adanya
tujuan-tujuan akan dapat membantu dalam menuntut guna tercapainya tujuan.
3.
Belajar memerlukan situasi yang problematik. Situasi
yang problematik ini akan membantu membangkitkan motivasi belajar. Siswa akan
terangsang untuk memecahkan masalah problem tersebut. Semakin sukar yang
dihadapi, semakin keras usaha berpikir untuk memecahkannya
4.
Belajar memerlukan bimbingan, arahan, serta dorongan
dari orang lain. Ini akan mempermudah dalam hal penerimaan serta pemahaman akan
suatu materi.
5.
Belajar harus memiliki tekad dan kemauan yang keras dan
tidak mudah putus asa. Dengan adanya tekad dan kemauan yang keras hasil belajar
jadi memuaskan.
6.
Belajar memerlukan latihan. Dengan memperbanyak latihan
dapat membantu menguasai segala sesuatu yang dipelajari, mengurangi kelupaan
dan memperkuat daya ingat.
7.
Belajar memerlukan metode yang tepat. Metode belajar
yang tepat memungkinkan siswa lebih efektif dan efisien. Metode belajar
disesuaikan dengan siswa (Slameto, 2010: 71).
Belajar
membutuhkan waktu dan tempat yang tepat, karena faktor ini sangat mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam
belajar disebabkan beberapa faktor. Ada beberapa faktor yang sangat
mempengaruhi proses belajar, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal
sebagai berikut (Dalyono, 2006:55).
1. Faktor Internal (Berasal dari Dalam Diri)
a.
Kesehatan. Kesehatan jasmani dan kesehatan rohani
sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Karena itu pemeliharaan
kesehatan fisik maupun mental sangat penting agar badan tetap kuat dan pikiran
selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.
b.
Intelegensi dan bakat. Seseorang mempunyai intelegensi
baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik.
Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam
proses belajar, lambat berpikir sehingga prestasinya belajarnya pun rendah.
Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Misalnya
belajar main piano, apabila dia memiliki bakat musik, akan lebih mudah dan
cepat pandai dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat.
c.
Minat dan motivasi. Minat yang besar terhadap sesuatu
merupakan modal yang besar artinya untuk memperoleh benda atau tujuan yang
diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal antara lain
karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaaan
yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar
cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi. Motivasi pun sangat mempengaruhi
belajar karena belajar tanpa adanya motivasi akan menjadi malas. Motivasi
merupakan penggerak atau pendorong untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan.
d.
Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor
fisiologis. Teknik-teknik belajar perlu diperhatikan, bagaimana cara membaca,
mencatat, menggarisbawahi, membuat ringkasan atau kesimpulan, dan sebagainya.
Belajar di sekolah memilki beberapa teknik atau cara tertentu antara lain:
harus sarapan pagi terlebih dahulu, hadir di sekolah 15 menit sebelum masuk,
duduk ditempat yang sudah dikondisikan.
2. Faktor Eksternal (Berasal Dari Luar Diri)
a.
Keluarga. Keluarga adalah ayah, ibu, dan
anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor oarangtua sangat
besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya
pendidikan orang tua, tinggi rendahnya penghasilan, perhatian orang tua, tenang
atau tudaknya situasi rumah, semuanya itu mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa.
b.
Sekolah. Keadaan sekolah tempat belajar turut
mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya,
kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan
di sekolah, keadaan ruangan, jumlah siswa perkelas, pelaksanaan tata tertib
sekolah, semuanya itu mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
c.
Masyarakat. Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi
belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari
orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah
tinggi dan moralnya baik. Sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak
anak-anak nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi
semangat untuk belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi
belajar berkurang
d.
Lingkungan sekitar. Keadaan lingkungan tempat tinggal
juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan
bangunan rumah, suasana sekitar, keadaaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.
Morgan
mendefinisikan belajar sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap
dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Dalam pendidikan sekolah
tradisional belajar diartikan sebagai upaya seseorang untuk menambah
pengetahuan. Seringkali belajar disamakan dengan menghafal, yang diutamakan
adalah pengumpulan ilmu. Oleh karena itu maka pendidikan sekolah tradisional
dicap sebagai pendidikan yang sifatnya intelektualistik. Pendidikan
modern lebih memperhatikan perkembangan seluruh pribadi anak. Pengetahuan tetap
penting, akan tetapi pengetahuan harus tetap berfungsi dalam kehidupan peserta
didik, selain segi intelektual diperhatikan juga segi sosial, emosional, dan
sebagainya (Soekamto dan Winataputra, 2002: 8).
Dapat
ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan, yang mengandung makna
terjadinya perubahan tingkah laku pada peserta didik baik yang nampak maupun
yang tidak nampak berkat pengalaman dan latihan.
Pengertian
pembelajaran sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu bahwa belajar
merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku
maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih
baik.(Darsono, 2000:24).
Pembelajaran
terjemahan dari kata instruction yang
berarti self instruction dan external instruction. Pembelajaran
yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching. Bersifat
eksternal prinsip-prinsip pembelajaran merupakan aturan atau ketentuan dasar
dengan sasaran utama adalah perilaku guru yang efektif, beberapa teori belajar
mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut:
1.
Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi bimbingan stimulus (lingkungan)
dengan tingkah laku belajar (behavioristik).
2.
Cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berfikir agar memahami apa yang dipelajari.
3.
Memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan
pelajaran dan cara mempelajari sesuai dengan minat dan kemampuannya (humanistic).
Tujuan
pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan
dengan pengalaman itu tingkah laku menjadi bertambah, baik kuantitas maupun
kulitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku siswa.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru sedemikian rupa. Sehingga tingkah laku siswa berubah kearah
yang lebih baik. Belajar mengajar adalah dua kegiatan yang terjadi dalam satu
kesatuan dengan pelaku yang berbeda. Pelaku belajar adalah siswa dan pelaku
mengajar adalah guru. Kegiatan siswa belajar dan guru mengajar berlangsung
dalam satu proses bersamaan untuk mencapai tujuan instruksional, sehingga
proses belajar berarti hubungan aktif guru dan siswa yang berlangsung dalam
ikatan tujuan instruksional.
No comments:
Post a Comment