1.
Makna Masalah
Dalam
kehidupann sehari-hari kita sering dihadapkan kepada masalah-masalah, yang
menuntut kita untuk menyelesaiakannya. Kata “masalah” mengandung arti yang
komprehensif. Oleh karenanya akan terjadi berbagai tanggapan yang berbeda dalam
menghadapi masalah tertentu. Dalam hal ini terjadi perbedaan sikap terhadap
sesuatu kejadian atau kondisi tertentu (sikap diartikan sebagai kondisi
kejiwaan untuk bereaksi terhadap lingkungan). Dengan demikian akan terjadi perbedaan
penyikapan terhadap suatu masalah tertentu, misalnya sesuatu akan menajadi
masalah bagi anak-anak, tetapi belum tentu menjadi masalah bagi orang dewasa.
Berikut adalah ilustrasi berbagai contoh dalam menyikapi masalah.
Ilustrasi
1 : Pada
waktu bulan puasa Ida sudah tidur pada pukul 22.00, dengan harapan tidak akan
kesiangan waktu sahur. Pada pukul 24.00 listrik di rumah Ida padam, dan Ida
tetap tidur pulas sehingga Ida tidak mengetahui terjadinya padam listrik yang
membuat rumahnya gelap-gulita.
Ilustrasi
2 : Pada pukul 01.00 Ida terbangun dan
melihatnya/merasakan bahwa listrik di rumahnya masih tetap padam, lantas Ida
melihat jam dan memutuskan untuk tidur kembali tanpa ada usaha untuk megecek
listrik rumahnya yang padam (apakah padam semua, atau ada gangguan pada
instalasi listrik rumahnya)
Ilustrasi
3 : Lain halnya dengan Adiknya Ida,
begitu terbangun dan melihat listrik mati, lantas menyuruh bapaknya untuk
memperbaikinya, karena Adiknya Ida tidak bisa tidur kalau ruangan gelap.
Ilustrasi
4 : Bapak Ida memperbaiki listrik yang padam dengan melihat dulu rumah
tetangganya apakah listriknya mati atau tidak. Ternyata listrik di rumah
tetangga tidak mati. Bapak Ida lantas memeriksa saklar di meteran ternyata
dalam keadaan of, lantas saklar
dinaikan menjadi on, tetapi saklar
tidak mau on dan listrik tetap mati. Bapak Ida memutuskan
untuk menggunakan lampu minyak saja, karena tidak sanggup memperbaikinya.
Ilustrasi
5: Lain halnya dengan tetangga Ida, jika
mengalami hal demikian maka tetangga Ida itu mencobanya untuk memperbaiki
sendiri tanpa bantuan orang lain, dengan cara mencoba-coba berbagai kemungkinan
yang terjadi. Misalnya mengecek kabel-kabel yang dimungkinkan adanya konsletig
(sambungan arus pendek yang tidak dikehendaki).
Ilustrasi 6: Pagi
harinya Bapaknya Ida menghubungi anaknya (Kakaknya Ida) dan memintanya untuk
memperbaiki kabel listrik yang konslet. Karena Kakaknya Ida adalah sarjana
elektro (mengetahui seluk beluk listrik), maka dengan mudah saja ia menemukan
penyebab terjadi penyambungan arus pendek, yaitu dengan menggunakan alat-alat
yang dimilikinya.
Dari ilustrasi-ilustrasi di atas memberikan gambaran
bagaimana seseorang menyikapi suatu masalah atau tidak punya sikap sama sekali.
Ilustrasi 1: menggambarkan yang bernama Ida tidak mempunyai sikap apa-apa,
karena Ida tidak mengetahui adanya listrik padam. Pada ilustrasi 2: Ida
mengetahui listrik padam, tetapi Ida masa bodoh (tak peduli) padamnya listrik,
karena ia tak terganggu oleh padamnya listrik. Ilustrasi 3: Adiknya Ida merasa
terganngu oleh padamnya listrik dan ia menyuruh bapaknya untuk memperbaikinya.
Ilustrasi 4: Bapaknya Ida tidak bisa memperbaiki listrik dan memilih membiarkan
listrik di rumahnya padam. Ilustrasi 5:
Tetangga Ida, jika menemukan kejadian tersebut sering melakukan coba-coba untuk
memperbaiki listrik. Dan ilustrasi 6: Kakaknya Ida sudah terampil memperbaiki
listrik, karena ia ahli di bidangnya.
Dari ilustrasi tersebut ada beberapa kategori sikap yang
terjadi padi diri sesorang dalam menghadapi situasi tertentu, yaitu: (1) Orang
yang tidak mengetahui adanya masalah; (2) orang yang tidak peduli terhadap
adanya masalah; (3) orang yang mengetahui adanya masalah, tetapi tidak bisa
menyelesaikannya; (4) orang yang sering mencoba-coba menyelesaikan masalah; dan
(5) orang yang mahir menyelesaikan masalah.
Biasanya masalah muncul pada saat/situasi yang tidak
diharapkan atau muncul karena akibat-akibat kita melakukan suatu pekerjaan,
atau jika merencenakan suatu kegiatan (proyek) kita akan menemukan berbagai
permasalahan yang muncul. Munculnya masalah tersebut dapat dikatakan/dijadikan
sebagai masalah jika kita mau menerimanya sebagai tantangan untuk diselesaikan,
tetapi jika kita tidak mau menerima sebagai tantangan berarti masalah tersebut
menjadi bukan masalah yang terselesaikan.
Untuk terampil dalam menyelesaikan masalah dibutuhkan
berbagai kemampuan yang ada pada diri kita, sebagai hasil dari belajar, yaitu berbagai
pengetahuan, sikap dan psikomotor. Berbagai pengetahuan dimaksud adalah: ingatan,
pemahaman, penerapan, analisis,sintesis, dan evaluasi (sering disebut taksonomi
Bloom). Dengan demikian tidaklah mudah menyelesaikan suatu masalah, karena
melibatkan berbagai kemampuan nalar/berpikir kita dari tingkat rendah sampai
tingkat tinggi (tingkat rendah adalah ingatan, pemahaman dan penerapan,
sedangkan tingkat tinggi adalah analisis, sintesis dan evaluasi). Misalkan,
jika kita ingin mengukur luas tanah, pengetahuan-pengetahuan apakah yang harus
kita miliki dan bagaimana cara menggunakannya? Untuk dapat mengetahui luas
tanah, kita harus memiliki pengetahuan tentang bentuk-bentuk geometris beserta
ciri-cirinya, sataun ukuran panjang, rumus-rumus mencari luas, dan operasi
hitung yang terbentuk oleh rumus-rumus tersebut.
Masalah-masalah yang dibahas pada modul ini adalah masalah
yang berhubugan dengan matematika. Maka dari itu pengetahuan yang akan dibahas
adalah pengetahuan yang berhubungan dengan matematika.
Di dalam memahami permasalahan matematika, biasanya kita
bertanya kepada diri kita sendiri dengan sejumlah pertanyaan yang membantu kita
untuk dapat menyeleksi informasi yang ada. Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud
antara lain: Apa yang kita ketahui? Berapa banyak? Apa itu? Siapa? Apa yang
dicari.
Permasalahan yang kita hadapi dapat dikatakan masalah
jika masalah tersebut tidak bisa dijawab secara langsung, karena harus
menyeleksi informasi (data) yang diperoleh. Dan tentunya jawaban yang diperoleh
bukanlah kategori masalah yang rutin (tidak sekedar memindahkan/mentransformasi
dari bentuk kalimat biasa ke pada kalimat matematika). Berikut contoh masalah
rutin dan non rutin.
Contoh 1.1.
Masalah
rutin:
a.
Pada mulanya Budi mempunyai 5 buku
lantas oleh Bapaknya dibelikan 4 buku. Berapakah jumlah buku Budi sekarang?
b.
Amir
mempunyai tanah berbentuk segitiga, panjang alasnya 3 cm dan tingginya 4 cm.
Berapakah luas tanah Amir tersebut?
c.
Panjang
suatu persegipanjang adalah 5 m dan lebarnya 6 m. Berapakah kelilingnya?
Masalah/soal a tersebut merupakan contoh dari kalimat matematika “5 + 4”, contoh b merupakan contoh soal bagaimana menerapkan rumus mencari luas segitiga, dan contoh c merupakan contoh soal untuk menerapkan rumus mencari keliling persegipanjang. Soal-soal tersebut tidak adanya keterlibatan proses berpikir tingkat tinggi.
2.
Klasifikasi Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita
sering melakukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan yang
membutuhkan suatu cara untuk melakukannya membutuhkan penalaran yang melibatkan
ilmu matematika. Karena memang ilmu matematika tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebutuhan manusia dalam mengahadapi persoalan/hidup. Oleh karena
itu permasalahan yang kita hadapi dapat dibedakan menjadi masalah yang
berhubungan dengan masalah tranlasi, masalah aplikasi, masalah proses, dan
masalah teka-teki.
Masalah translasi merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang untuk menyelesaikannya
perlu adanya translasi (perpindahan) dari bentuk verbal ke bentuk matematika. Dalam
memindahkan bentuk verbal (kata/kalimat) ke bentuk/model matematika membutuhkan
kemampuan menafsirkan atau menterjemahkan kata atau kalimat biasa ke dalam simbol-simbol
matematika yang selanjutnya dicari cara penyelesaiannya berdasarkan aturan yang
berlaku. Dalam memindahkan bentuk verbal ke model matematika ada yang bersifat
sederhana dan ada yang kompleks. Sederhana atau tidaknya tergantung dari
informasi (data) yang ada, konsep matematika yang ada, dan banyaknya operasi
hitung yang digunakan. Contoh berikut adalah bagaimana bentuk verbal diubah
menjadi kaliamat matematika.
Contoh
1.3. memindahkan ke model matematika.
a.
Ani menabung di sekolah setiap harinya Rp. 500,00. Berapakah jumlah tabungan Ani setelah lima hari?
Pada soal di atas kita harus dapat memindahkan/mengubah
kata (pernyataan) “setiap harinya Rp 500,00 dan jumlah setelah lima hari”.
Model matematika adalah : 500 + 500 + 500 + 500 + 500 atau diubah dalam kalimat
perkalian 5 x 500 = 5 x 5 x (100) = 25 x 100 = 2500
Kesimpulan yang dapat dibuat dalam menjawab soal tersebut
adalah: “Jika Ani menabung setiap harinya Rp 500,00, maka setelah lima hari
jumlah tabungan Ani menjadi Rp 2.500,00
b.
Dalam satu bulan tabungan Ani
sudah berjumlah Rp 25.000,00, karena ada keperluan untuk beli buku tabungan
tersebut diambil sebesar Rp 15.000,00. Berapakah sisa tabungan Ani sekarang?
Kata kunci dalam soal tersebut adalah “berjumlah Rp
25.000,00 dan diambil sebesar Rp 15.000,00”. Kata “diambil” diartikan sebagai
pengurangan, sehingga model matematika menjadi: 25000 – 15000 = ....
Contoh
1.4. masalah translasi sederhana dan kompleks.
- Masalah translasi sederhana: Harga 1
kg Apel Rp 10.000,00 dan harga 1 kg Jeruk Rp 8.000,00. Berapa rupiah Amir
harus membayar jika ia membeli 5 kg Apel dan 3 kg Jeruk?
- Masalah Translasi Kompleks: Sebidang
tanah berbentuk persegi panjang yang mempunyai panjang dua kali lebarnya
dan kelilingnya 1.500 m. Tanah tersebut ditanami kacang tanah yang masing-masing
kacang tanah berjarak satu sama
lain 10 cm. Pada perbatasan tanah tersebut juga ditanami. Bila satu
kilogram kacang tanah tersebut berisi 1.500 butir kacang tanah, berapa kg
kacang tanah yang dibutuhkan untuk menanami sebidang tanah tersebut.
- Kompleks atau tidaknya suatu maslah
tergantung pada seberapa banyak informasi matematika yang termuat dalam
masalah sehari-hari tersebut, seberapa banyak konsep matematika yang
berbeda yang diperlukan , seberapa banyak operasi matematika yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Masalah aplikasi, merupakan penerapan
berbagai teori/konsep yang dipelajari pada matematika. Sebagai
guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan masalah dengan
menggunakan bermacam-macam ketrampilan dan prosedur matematik. Dengan
menyelesaikan masalah semacam itu siswa dapat menyadari kegunaan matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sebagai berikut:
Contoh
1.5.
Ida ingin memiliki handphone,
uang yang dimilikinya terbatas, yaitu hanya Rp 1.025.000,00. Maka dari itu ia
mensurvei harga handphone ke berbagai
toko dan didapatkan harga sebagai berikut: Di toko A ditawarkan harga Rp
1.200.000,00 dengan potongan harga 15 %. Di toko B barang sama ditawarkan Rp
1.300.000,00 dengan potongan harga 20 %. Di toko manakah Ida harus membeli
handphone yang sesuai dengan keadaan uangnya?
Masalah proses biasanya untuk menyusun langkah-langkah merumuskan pola dan strategi
khusus dalam menyelesaikan maslah. Masalah semacam ini memberikan kesempatan
siswa sehingga dalam diri siswa terbentuk keterampilan menyelesaikan masalah
sehingga dapat membantu siswa menjadi terbiasa menyeleksi masalah dalam
berbagai situasi . Dengan demikian siswa terbiasa dengan strategi penyelesaian
masalah khusus, misalnya menyusun tabel, dan akan menggunakan waktu beberapa
saat dalam menyelediki suatu permasalahan sehingga strategi tersebut dapat
digunakan untuk mengembangkan penyelesaikan terhadap permasalahan yang
dihadapi. Masalah proses misalnya:
Contoh
1.6.
Pak Ahmad meminjam uang di Koperasi Simpan Pinjam sebesar
Rp. 12.000.000,00. Aturan bunga yang terapkan adalah bunga berjalan (tidak
tetap) sebesar 12 % pertahun. Pak Ahmad akan mengembalikan selama 2 tahun
secara dicicil. Berapakah besar bunga yang diberikan Pak Ahmad kepada Koperasi
tersebut?
Permasalahan ini dituntut untuk
mengetahui rumus yang digunakan (dalam kasus tersebut adalah rumus Un
deret aritmatika), untuk dapat menerapkan rumus harus dicari dulu suku
pertama, suku kedua, dan beda suku pertama dengan suku kedua. Dengan demikian
terlihatlah suatu proses yang agak rumit dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Masalah teka-teki dimaksudkan untuk rekreasi dan kesenangan serta sebagai alat yang
bermanfaat untuk mencapai tujuan afektif dalam pengajaran matematika. Masalah
teka teki dapat digunakan untuk pengantar suatu pembelajaran, seperti untuk
memusatkan perhatian, untuk memberikan ganjaran (penguatan) atau mengisi waktu
kelas yang sedang tidak ada pelajaran (waktu luang). Masalah teka-teki itu
bervariasi sesuai dengan cabang matematika , seperti logika, bilangan,
kombinatorik, geometri, probabilitas dll. Dalam masalah teka-teki biasanya
tidak rumus atau cara khusus yang digunakan, akan tetapi apakah teka-teki masuk
akal atau tidak.
No comments:
Post a Comment