PEMBAGIAN ILMU
AKHLAK
Adapun
pembagian akhlak berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
- Akhlak Mahmudah Akhlak mahmudah (akhlak terpuji) atau
disebut pula dengan akhlak al karimah (akhlak yang mulia). Temasuk akhlak
al karimah antara lain adalah ridha kepada Allah, cinta dan beriman
kepada-Nya, beriman kepada malaikat, kitab Allah, Rasul Allah, hari
kiamat, takdir Allah, taat beribadah, selalu menepati janji, melaksanakn
amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan, qana’ah (rela terhadap
pemberian Allah), tawakkal (berserah diri),sabar, syukur, tawadhu’
(merendahkan diri), berbakti kepada kedua orang tua, dan segala perbuatan
yang baik menurut pandangan atau ukuran Islam.
- Akhlak Madzmumah Akhlak madzmumah (akhlak tercela) atau
disebut pula akhlak sayyi’ah (akhlak yang jelek). Perbuatan yang termasuk
akhlak madzmumah antara lain adalah kufur, murtad, fasiq, riya’, takabbur,
mengadu domba, dengki, iri, kikir, dendam, khianat, memutus silaturrahmi,
Durhaka terhadap orang tua, putus asa dan segala perbuatan tercela menurut
pandangan Islam.10 Sedangkan pembagian akhlak berdasarkan objeknya
dibedakan menjadi dua yaitu: a. Akhlak kepada sang Khalik. b. Akhlak
kepada makhluk yang terbagi menjadi, yaitu akhlak terhadap Rasulullah,
akhlak terhadap keluarga, akhlak terhadap sesama.
SUMBER AKHLAK
Sumber akhlak adalah wahyu (al-Qur’an dan al-Hadits). Sebagai
sumber akhlak wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik. al-Qur’an bukanlah
hasil renungan manusia, melainkan firman Allah SWT yang Maha pandai dam Maha
bijaksana. Oleh sebab itu, setiap muslim berkeyakinan bahwa isi al-Qur’an tidak
dapat dibuat dan ditandingi oleh bikinan manusia. Sumber akhlak yang kedua
yaitu al-Hadits meliputi perkataan, ketetapan dan tingkah laku Rasulullah SAW.
Dasar akhlak yang dijelaskan dalam al-Qur’an yaitu:
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا
Artinya :”Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. (Q.S.al-Ahzab : 21)
Dasar akhlak dari hadits yang
secara eksplisit menyinggung akhlak tersebut yaitu sabda Nabi:
اِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقَ
Artinya : “Bahwasanya aku
(Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan keluhuran akhlak”.
Jadi telah jelas bahwa al-Qur’an dan hadits adalah pedoman hidup
yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber
akhlaqul karimah.
No comments:
Post a Comment