Air bersih
adalah air yang dipergunakan untuk keperluan rumah tangga sehari-hari yang
memenuhi syarat fisika, kimia, dan bakteriologi (Departemen Kesehatan RI, 1990
dalam Setyowati, 2007: 63). Menurut menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor:
416/Menkes/Per/IX/1990, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
setelah dimasak. Air yang tidak murni rumus molekulnya yaitu H2O +
X. Komponen X dapat berupa bahan terlarut, mikroorganisme terdiri dari bakteri,
plankton, polen, dan bahan lain yaitu asap serta buih. Air bersih merupakan
salah satu kebutuhan pokok yang tidak lepas dari kehidupan manusia karena setiap
orang merupakan konsumen dari air. Kualitas air tanah ditentukan oleh tiga
sifat utama yaitu sifat fisis, sifat khemis dan sifat biologi.
a. Sifat fisik
Sifat fisik
air yaitu meliputi keadaan air yang dapat dilihat dan dirasakan oleh alat indra
manusia. Air bersih yang layak dikonsumsi manusia adalah air jernih artinya air
harus tidak berwarna, tidak berasa,
tidak berbau, dan Suhu air hendaknya dibawah sela udara yaitu sejuk kurang
lebih 25 ºC (Departemen Kesehatan, dalam Puspitasari, 2004).
Tabel 2.1
Parameter Kadar Air yang
Disyaratkan
No
|
Sifat Fisik Air
|
Kadar yang Disyaratkan
|
1
|
Keasaman
|
7,0 sampai 8,5
|
2
|
Bahan – bahan padat
|
Tidak melebihi 50 mg/lt
|
3
|
Warna ( skala Pt CO )
|
Tidak melebihi kesatuan
|
4
|
Rasa
|
Tidak mengganggu
|
5
|
Bau
|
Tidak mengganggu
|
(Sumber: Totok Sutrisno dalam
Setyowati, 2007: 56)
b. Kualitas secara kimia
Kualitas air
secara kimia dapat diukur dengan beberapa parameter sebagai berikut:
1) Derajat
keasaman dan kebasaan (pH)
Keasaman dan
kebasaan air adalah penting dalam menjernihkan air, sedang untuk mempercepat
kejernihan air dapat dilakukan dengan mengendapkan yaitu dengan menambah ammonium
sulfat diperlikan dalam milligram, kalsium karbonat dalam liter. Keasaman air
umumnya disebabkan karena gas oksida yang larut dalam air itu menjadi asam
karbonat (HCO3). Keasaman dan kebasaan dapat diukur dengan alat pH
meter. Air yang baik memiliki pH netral yaitu pH = 7 yang berarti menunjukkan
bahwa jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion OH-. air
dengan pH > dinyatakan asam yang menunjukkan jumlah ion OH- lebih kecil dari H+,
sedangkan air dalam ph < 7 dinyatakan basa yang berarti bahwa OH- ≥ dari H+ air murni
mempunyai pH=7 pada temperature 25 º C (Departemen Kesehatan, 2002: 30).
2) BOD (Biochemical
Oxygen Demand)
BOD adalah
jumlah oksigen terlarut oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi
bahan-bahan buangan di dalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan
organik yang sebenarnya tetapi hanya mengukur secara relative jumlah oksigen yang
dibutuhkan. Makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut makin baik,
kandungan BOD yang dianjurkan adalah 6 mg/lt, makin besar nilai BOD maka
kualitas air tersebut makin buruk (Departemen Kesehatan, 2002: 30).
3) COD (Chemical
oxygen demand)
COD yaitu
suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan,
seperti kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat
dalam air. Kandungan COD dalam air bersih maksimum yang dianjurkan adalah 12
mg/lt (Departemen Kesehatan, 2002: 31).
c. Kesadahan
atau kekerasan (Total hardness = Hr)
Kesadahan
dan kekerasan di sebabkan oleh kandungan Ca
dan Mg. Kesadahan ada 2 macam yaitu kesadahan karbonat biasanya
disebabkan oleh karbonat dan bikarbonat dari kalsium dan magnesium, kesadahan
ini dapat dihilangkan dengan memanaskan air. Kesadahan non karbonat disebabkan
oleh sulfat (SO4), florida dan magnesium dan kalsium, kesadahan ini tidak
dapat dihilangkan dengan panas yang disebut kesadahan permanen (Departemen
Kesehatan, 2002: 31).
d. Jumlah
garam (Total dissolved solids =TDS)
Jumlah garam
yang terlarut atau TDS adalah jumlah konsentrasi garam yang terkandung di dalam
air. Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut menurut Hem (Douwer,
1978 dalam Setyowati, 2007) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Jumlah Garam Terlarut Dalam
Air
No
|
Jumlah Garam Terlarut (mg/lt )
|
Jenis Air
|
1
|
Kurang dari 1.000
|
Tawar
|
2
|
3000 - 10.000
|
Manis
|
3
|
10.000 – 35.000
|
Sangat Manis
|
4
|
Lebih dari 35.000
|
Asin
|
(Sumber:
Departemen Kesehatan, 2003; 31)
e. Daya
hantar listrik (Electrik conductance )
Sifat penghantar
listrik dari air disebut daya hantar listrik . air yang banyak mengandung garam
akan mempunyai harga DHL yang tinggi. Alat yang digunakan untuk mengukur DHL
adalah EC meter, karena satuannya sangat kecil maka digunakan satuan mikroseimen
atau mikromhos. DHL di ukur dengan suhu standar pada 25 ºC . Air yang banyak
mengandung zat garam berarti tidak baik untuk kesehatan manusia (Departemen
Kesehatan, 2002: 32).
Tabel 2.3
Klasifikasi Air Berdasarkan Harga Daya Hantar Listrik
No
|
DHL (µmho/sm pada 25 ºC)
|
Macam air
|
1
|
0,055
|
Air murni
|
2
|
0,5 – 5,0
|
Air Suling
|
3
|
5,0 – 30,0
|
Air hujan
|
4
|
30,0 – 2.000
|
Air tanah
|
5
|
35.000 – 45.000
|
Air laut
|
(Sumber: Departemen
Kesehatan, 2003; 32)
f. Kandungan
ion
Kandungan
ion, berupa kation, anion atau ion logam. Untuk mengetahui besarnya ion-ion
yang terkandung dalam air dapat dilakukan dengan volumetric, calorimetric
flame fotometri, spektrometri. Ion-ion penting yang terkandung antara lain,
Na, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, F, NH4, CO2,
dll. Keberadaan ion-ion logam biasanya jarang ada, akan tetapi ion-ion yang
bersifat sebagai racun antara lain As, Pb, Se, Cr, Cd, Hg, CO (Departemen Kesehatan,
2002: 33).
g. Sifat Biologi (Bakteriologi)
Kandungan
biologi dalam air terutama adalah bakteriologi. Perhitungan kandungan bakteri
coli dilakukan dengan pendekatan, menggunakan daftar MPN dari Honskins. Caranya
ambil sebanyak 15 tabung, pada setiap 5 tabung diisi 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml.
pada maing- masing tabung ditambahkan beberapa tetes lauryl tryptose broth kemudian
diinkubasi selama 48 jam pada suhu 35 ºC. Dicatat tabung- tabung mana yang
mengeluarkan gas atau yang disebut positif dengan menggunakan MPN dapat
diketahui jumlah bakteri coli dalam 100 ml air (Departemen Kesehatan, 2002:
29).
No comments:
Post a Comment