Suyanto (2005: 67), menyatakan bahwa menyebutkan “satu, dua, tiga” pada mulanya tidak
bermakna bagi anak yang belum memahami bilangan. Anak dapat mengucapkannya
tetapi ia tidak memahami artinya. Sejak anak mulai bicara, anak bisa
mengucapkan “satu,
dua, tiga”,
tetapi ia sekedar menirukan orang dewasa dan tidak memahami artinya. Ia tidak
tahu bahwa bilangan merupakan simbol dari benyaknya benda. Hal itu dapat kita
amati pada saat anak usia 2 tahun menghitung benda.
Piaget (Suyanto, 2005: 68), berpendapat bahwa anak TK berada pada fase
perkembangan praoperasional menuju ke konkret. Anak pada fase tersebut belajar
terbaik dari benda nyata. Berbagai benda yang ada di sekitar dapat gunakan
untuk melatih anak berhitung. Berikut contoh-contoh kegiatan pengenalan
matematika untuk anak TK sebagai berikut:
a. Menghitung dengan jari. Tuhan memberi kita jari sedemikian baiknya
sehingga merupakan alat menghitung yang paling mudah dan penting. Lima jari
dalam satu tangan merupakan bilangan berbasis lima, dua tangan berbasis 10,
suatu basis yang amat penting dalam sistem bilangan.
b. Bermain domino. Kartu domino berisi lingkaran yang merepresentasikan
bilangan dari kosong sampai 12. Kartu tersebut baik untuk melatih anak
menghitung dan mengenal pola.
c. Berhitung sambil bernyanyi dan berolah raga
d. Menghitung benda-benda. Orangtua dan guru dapat melatih anak menghitung
benda apa saja dan di mana saja. Setiap kesempatan dan ada benda nyata latih
anak untuk berhitung. Di kelas, guru dapat menggunakan berbagai benda untuk
melatih anak berhitung, seperti manik-manik biji, permen, atau benda-benda
untuk pemainan.
Dari beberapa pendapat tentang berbagai kegiatan
pengenalan matematika untuk anak TK maka dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian yang akan dilakukan pada anak TK Kelompok B sesuai tahapan
perkembangan kognitif praoperasional menggunakan manik-manik. Kegiatan
pengenalan matematika dengan menggunakan manik-manik yang dipilih dalam
penelitian ini adalah menggunakan media manik-manik.
No comments:
Post a Comment